Di sudut terpencil sebuah desa yang tenang , terdapat sebuah rumah kecil yang menjadi tempat bagi dua jiwa yang tak terpisahkan : nenek dan cucunya , Kirana . Kirana kehilangan orang tua nya di saat ia berusia 8 tahun dan sejak saat itu , ia telah d...
"Ibu sudah tahu semuanya dari Pak Arman, Pak Arman telah memberi tahu ibu. Jadi bagaimana keputusan kamu Nak?" Tanya Ibu Ranti.
"Aku sebenarnya berharap kalau Pak Arman yang akan mengadopsi aku, karena aku sudah sangat nyaman dengan Pak Arman dan sudah ku anggap sebagai sosok Ayah" jawab Kirana.
"Ibu mengerti perasaan kamu Nak.. tapi ini sudah menjadi keputusan kalau Pak Yuda dan Bu Victoria yang akan menjadi orang tua angkat kamu, mereka belum mempunyai anak, jadi mereka yakin ingin mengangkat kamu sebagai anak mereka" balas Ibu Ranti.
"Iya bu saya mengerti" jawab Kirana.
"Lalu bagaimana apa kamu mau?" Tanya Ibu Ranti memastikan.
"Aku...." jawab Kirana sambil menoleh ke arah Serenty, dan Serenty pun menganggukan kepala.
"Aku mau bu" ucap Kirana dengan suara pelan.
"Baik, Ibu yakin ini keputusan yang tepat Nak, banyak anak di luar sana yang mau untuk di adopsi. Kamu beruntung Kirana"
"Kalau gitu Ibu akan memberitahu Pak Arman, Pak Yuda dan istrinya" balas Ibu Ranti.
Kemudian Kirana dan Serenty keluar dari ruangan Ibu Ranti.
"Apa keputusan aku sudah benar ya?" Tanya Kirana.
"Keputusan yang benar itu datang dari dalam lubuk hati kamu" balas Serenty.
"Sejujurnya aku takut, aku belum mengenal Pak Yuda dan Ibu Victoria, namun mereka dikenalkan oleh Pak Arman, tak mungkin Pak Arman mengenalkan ku orang tua yang jahat bukan?"
"Pak Yuda dan Ibu Victoria pernah berkunjung ke Panti ini sebelum kamu ada disini, mereka baik juga kok. Kamu tenang aja"
"Ternyata kamu kenal mereka ya"
"Iya kamu beruntung tahu bisa diadopsi, sementara aku udah hampir 5 tahun disini, namun belum diadopsi juga. Terkadang aku mau merasakan punya kedua orang tua" kata Serenty dengan raut muka yang sedih.
"Kamu lebih sabar lagi ya, aku percaya kok kamu bakalan dapat orang tua angkat yang akan menyayangi kamu" balas Kirana menenangkan.
