Happy reading!
Jeongwoo baru saja tiba di Jepang, dengan langkah pasti mulai melangkahkan kakinya masuk kedalam sebuah mansion mewah milik keluarga Watanabe. Dia dihadapkan dengan seorang laki-laki dengan raut wajah mengintrogasi, terlihat seperti seumuran kakaknya.
Kriteria yang pas membuat Jeongwoo dengan mudah diterima bekerja disini. Jeongwoo bertanya tanya seperti apa seorang Haruto yang akan dia jaga nantinya.
.
Sementara itu Haruto dan kedua temannya menghabiskan waktu di tempat bilyard pada jam sekolah. Mereka membolos pelajaran dan sibuk bermain main. Setelah memenangkan taruhan kemarin, Haruto memilih menghabiskan uang hasil kemenangannya untuk bersenang-senang.
Kemenangan itu membuat uang nya menjadi berlipat ganda, setidaknya harga dirinya tidak terinjak. Kedua orangtuanya juga tahu dia selalu melakukan balap liar dan entah sampai kapan Haruto akan berhenti melakukannya, tidak ada yang bisa melarangnya. Perilakunya dapat mencemarkan nama baik keluarga dan tuan Watanabe tidak akan membiarkan itu terjadi.
Sayang sekali Park Jihoon lagi lagi menangkapnya dan menyeretnya pulang setelah 3 hari tidak pulang kerumah. Dari semua orang yang bekerja pada tuan Watanabe, hanya Jihoon yang berani menyentuh anak itu. Park Jihoon adalah asisten kepercayaan tuan Watanabe. Dia sudah banyak berjasa dan membantu keluarga mereka.
Haruto berada di ruangan ayahnya dengan wajah datar dan pakaian sekolah yang sudah kotor. Tindakannya kali ini sudah diluar batas sang ayah tidak tahu lagi bagaimana membuat anaknya jerah. Bahkan tanpa uang sepeserpun mungkin Haruto akan terus kabur dari rumah.
"Ada apa ayah, kau mencariku ya? Kupikir kau tidak menyadari keberadaan ku. Kau tidak perlu repot mencariku aku tidak akan mati. Urus saja pekerjaan mu ayah" dengan wajah malas Haruto hendak beranjak pergi menuju kamarnya.
Melihat itu Jihoon menahan langkah tuan muda yang nakal itu. Hal seperti ini sudah biasa terjadi dia tidak heran kalau hukuman apapun yang diberikan ayahnya tidak mempan.
"Sampai perilaku mu sudah lebih baik, jangan harap kau bisa pergi dengan mudah. Aku tidak akan berhenti mengirim seseorang untuk mengawasi mu!"
Peringatan itu hanyalah angin lalu, pada akhirnya mereka semua yang menjaga Haruto akan menyerah dan berhenti.
.
Jeongwoo kembali untuk kedua kalinya ke mansion ini. Dia tiba di waktu yang tidak tepat. Seorang pemuda tinggi berjalan melewatinya dengan amarah yang berusaha di tahan. Jeongwoo tahu persis barusan adalah anak dari atasannya, merupakan orang yang akan dia jaga.
Jihoon menghampirinya dari belakang. Tersenyum ramah dan mengajaknya duduk terlebih dahulu untuk memberitahu beberapa hal.
"Aku tahu kau sudah membaca pesanku, ngomong ngomong selamat datang. Mulai hari ini kau bisa bekerja, jangan sungkan untuk bertanya atau meminta bantuan padaku"
"Kak Jihoon, bolehkah aku bertanya satu hal?" Jihoon mengangguk menanggapi pertanyaan Jeongwoo.
"Kenapa tuan Watanabe memilihku?" Jihoon tersenyum mengerti, dia sedikit tidak menyangka ada yang menanyakan hal seperti itu saat sudah diterima bekerja.
"Salah satu alasannya adalah karena tuan Watanabe sedang mencari orang seusia dengan Haruto agar dia bisa diawasi setiap saat"
"Perlu kau ketahui, orang sebelumnya yang menjaga Haruto hanya bertahan dua minggu. Jangan kaget jika anak itu mempermainkan mu atau bahkan menindasmu" Jeongwoo menyimak apa yang Jihoon katakan, dia sedikit tertarik dengan anak itu.
"Jika dia mencoba melukai mu atau apapun cobalah untuk melawan, itu mungkin adalah cara terbaik. Tugasmu adalah menjaga Haruto jangan sampai ada orang lain yang menyakitinya" Jeongwoo sangat paham mengapa Haruto sangat dijaga kedua orangtuanya, meskipun sikapnya seperti berandalan. Sangat tidak mencerminkan istilah tuan muda pewaris perusahaan.
.
Himura Senior High school, ini menjadi hari pertama Jeongwoo bersekolah di sekolah elit ini. Biasanya dia hanya belajar di sekolah negeri dengan anak anak setara dengannya. Hari ini semua terlihat jauh berbeda.
'masuk saja di ruang kepala sekolah, kalau tidak salah kelas 11 B' teringat akan perkataan Jihoon kemarin Jeongwoo langsung saja masuk ke dalam gedung.
Jeongwoo sedikit menyesal tidak mendengarkan perkataan kakaknya waktu itu untuk membeli tas baru. Sekarang tas yang telah lebih tiga tahun lamanya dia pakai itu menarik banyak sorotan mata. Entah dia jadi pusat perhatian sekarang karena menjadi murid baru atau karena penampilannya yang sangat menyedihkan.
Jeongwoo masuk dikelas, hingga jam istirahat tiba Jeongwoo belum melihat keberadaan Haruto disekitar nya. Fokusnya sekarang adalah mengawasi anak itu karena dia sedang bekerja sekarang.
Sebelum ke kantin Jeongwoo melihat ke arah kelas C yang merupakan kelas Haruto dia tidak ada disana, haruskah Jeongwoo bertanya pada teman kelasnya.
.
"Hei, katanya ada yang mencari mu?"
"Siapa?" Haruto masih fokus bermain kartu as, di gudang belakang sekolah, bisa dibilang tempat ini sudah seperti basecamp Haruto dan teman-temannya untuk berkumpul.
Jungwon baru saja mendapat berita bahwa ada yang mencari temannya itu, memang terdengar tidak penting, tapi selama bersekolah ini hampir tidak ada yang punya urusan dengan Haruto kecuali teman temannya. Bisa dibilang hal ini sangat langka terjadi.
Setelah berusaha memberi kode dengan berbisik, pemuda tampan itu tetap saja tidak menggubris. Pada dasarnya mereka tidak hanya sekedar bermain kartu biasa. Melainkan melakukan taruhan, yang menang bisa meminta apapun. Sangat gila, tapi ini merupakan hal yang biasa mereka lakukan.
Hebatnya dia sering sekali memenangkan permainan membuatnya sangat disegani disekolah. Permainan selesai, senyum sumringah tampak menghiasi wajah tampan Haruto. Seseorang yang sedari tadi menatapnya sangat menggangu pikirannya. Sepertinya anak baru, dan Haruto merasa pernah melihatnya sebelumnya.
.
Jeongwoo memandang kearah segerombolan murid yang baru saja bubar dari kegiatan yang mereka lakukan. Dia belum tahu pasti apa yang mereka lakukan di belakang sekolah. Tapi seperti yang dia duga bahwa Haruto benar berada di sana.
Setelah hanya tersisa tiga dari mereka, entah keberanian dari mana Jeongwoo melangkah mendekat ke arah Haruto dan kedua temannya. Rencana ini tiba-tiba saja terpikirkan olehnya.
"Lihat siapa anak baru yang berani datang kesini" orang itu menyeringai kala melihat si anak baru berjalan ke arah mereka.
"Jika kau mau melaporkan ini pada guru, lebih baik pergi saja" salah satu dari mereka memberikan peringatan pada Jeongwoo.
Sementara Haruto masih diam menatap malas ke arahnya. Namun tanpa diduga, Jeongwoo mengatakan hal mengejutkan.
"Bolehkah aku ikut bermain?"
End of chapter!
KAMU SEDANG MEMBACA
my own bodyguard
FanfictionKeluarga Watanabe menyewa seorang bodyguard guna melindungi putra sulung mereka sebagai pewaris utama 🎥Hajeongwoo *Bukan bl *Bromance