The video

282 28 2
                                    


Selama berminggu-minggu Jeongwoo berada dirumah sakit, mau tidak mau Haruto harus diawasi oleh bodyguard lain dia sendiri sudah jelas membenci itu.

"Jeongwoo sebenarnya kenapa, bukankah selama ini dia bekerja padamu?" Sunghoon bertanya secara tiba-tiba, entah kenapa Haruto bingung harus menjawab apa.

"Dia sakit"

"Sakit? Sakit apa? Kenapa harus sampai izin berminggu-minggu?"

"Jeongwoo tertembak"

"HAH? Yang benar saja, kenapa bisa"

"Huft... ceritanya panjang"

.

Hingga suatu hari, Haruto mendapat kabar bahwa Jeongwoo telah berhasil melalui masa kritisnya dan sudah sadarkan diri dari koma.

Tanpa peduli apapun, Haruto langsung bergegas pergi ke rumah sakit meskipun sedang jam pelajaran, tapi dia lebih memilih bolos untuk menemui Jeongwoo.

Sesampainya di rumah sakit Haruto melangkah masuk ke ruang rawat Jeongwoo. Sepertinya anak itu masih tertidur Haruto melihat dengan saksama wajah itu, walau masih menggunakan alat bantu pernapasan. Setidaknya Haruto bisa merasa lebih tenang sekarang.

Asal kalian tahu saja, Haruto setiap malam sulit tidur hanya karena memikirkan Jeongwoo. Siapa sangka orang yang pernah dia bully saat pertama kali bertemu bisa membuatnya se frustasi ini.

Haruto jadi teringat, awalnya dia menentang kehadiran Jeongwoo. Sekarang dia tidak peduli ada atau tidaknya Jeongwoo dalam hidupnya asalkan pemuda itu bisa kembali sehat dan melanjutkan sekolah seperti biasanya.

.

Jeongwoo melenguh pelan saat terbangun dari tidurnya, seluruh tubuhnya terasa pegal mungkin karena efek tidak pernah bergerak dari tempat tidur selama berminggu-minggu.

Yang pertama dia lihat adalah sebuah ruangan yang didominasi warna putih dengan bau obat obatan khas. Sudah jelas dia berada di rumah sakit. Syukurlah dia masih diberi kesempatan untuk hidup.

Dokter mengatakan sebelumnya dia kehilangan banyak darah dan hampir dinyatakan tidak selamat, untungnya dia berhasil mendapat donor darah dan memulihkan kembali tubuhnya.

Lama kelamaan entah kenapa bagian tubuhnya yang terkena tembakan terasa sangat nyeri, Jeongwoo menggigit bibirnya berusaha untuk tidak berteriak, karena sungguh saat bernafas saja rasanya perutnya akan robek.

Untungnya perawat yang berjaga disana menyadari kondisi Jeongwoo dan segera memberikan obat pereda nyeri. Efek dari obat tersebut membuatnya mengantuk dan akhirnya tertidur beberapa saat.

Entah sudah berapa lama ia tertidur sejak tadi pagi, tapi Jeongwoo merasa mengantuk setiap saat dan dia meras haus. Ketika menoleh kesamping, Jeongwoo mendapati seorang laki-laki seumurannya sedang tertidur pulas dengan menelungkupkan kedua lengan dan menaruh kepalanya di brankar Jeongwoo.

Rupanya itu Haruto, sepertinya dia datang dari sekolah karena masih memakai seragam. Haruto tertidur duduk dan menjadikan kedua lengannya sebagai bantalan untuk menaruh kepalanya. Posisi itu terlihat tidak nyaman jadi Jeongwoo berinisiatif membangunkannya.

Tangan Jeongwoo terulur ke arah pucuk kepala Haruto dan menepuknya pelan guna membangunkan anak itu. Namun sepertinya dia tidak berhasil, Haruto tampak sangat lelah, dia jadi tidak sampai hati membangunkannya.

Jeongwoo tersenyum melihat keberadaan Haruto, dia cukup merindukannya rasanya sudah sangat lama tidak berbicara dengan Haruto. Sebelumnya Jeongwoo pikir Haruto adalah kakaknya yang datang mengunjunginya, siapa sangka Haruto akan menjadi sepeduli ini padanya.

my own bodyguard Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang