Jeongwoo sedang makan di kantin sendirian, tidak lupa untuk terus mengawasi Haruto. Setelah kejadian beberapa hari lalu Jeongwoo memberitahu Haruto bahwa dia sudah tidak tahan jika harus berada dalam geng mereka. Tidak ada yang waras. Jadi mulai hari ini Jeongwoo sudah tidak berurusan lagi dengan teman teman Haruto.
Jeongwoo berharap mereka tidak akan mengganggunya lagi. Setelah makan Jeongwoo melihat Haruto berjalan ke arah belakang sekolah. Dia pikir Haruto akan melakukan sesuatu dengan teman temannya, nyatanya dia hanya sendirian.
Haruto merebahkan badannya di tiga kursi yang di satukan. Dia sepertinya ingin tidur, padahal beberapa menit lagi jam pelajaran berikutnya akan dimulai.
"Kenapa sendirian, mana yang lain?'
"Kau mengagetkan ku" saat hampir menutup matanya Jeongwoo menghampiri Haruto untuk menginterogasinya.
"Aku sendiri tenang saja, aku bilang ke mereka untuk tidak datang kesini aku sedang tidak ingin diganggu" Haruto melipat kedua tangannya dan mulai menutup mata dengan posisi terlentang menghiraukan Jeongwoo disampingnya.
"Bangunlah, jam istirahat sudah hampir selesai"
"Aku tidak peduli" beberapa menit kemudian Haruto sadar dan membuka matanya melihat masih ada Jeongwoo disana berdiri entah sampai kapan.
"Kau masuklah ke kelas. Kenapa? Mau melaporkanku ke ayah?"
"Kalau begitu aku akan menunggumu disini".
Haruto menghela nafas lelah dengan tingkah laku Jeongwoo yang belum juga menyerah. Dia tidak mau anak itu jadi ikut membolos pelajaran karenanya.
Tapi mau bagaimana lagi, dia memang sedang benar benar tidak enak badan. Kenapa tidak ke ruang kesehatan saja? Karena Haruto lebih suka disini. Jika dia istirahat di ruang kesehatan, perawat yang berjaga disana akan memberi tahu ayahnya mengenai kondisinya.
Haruto bingung bagaimana menyuruh Jeongwoo untuk pergi, kepalanya sangat sakit dan dia ingin tidur sekarang.
Tanpa diduga Jeongwoo mengarahkan tangannya, hingga menyentuh dahi Haruto. Haruto yang kaget reflek saja menepis tangannya.
"Kau demam ya?"
"Tidak!"
"Kenapa malah kesini, biar ku temani ke ruang kesehatan"
"Aku tidak mau" Jeongwoo lagi lagi memegang dahi Haruto untuk memastikan, namun kali ini dia tidak peduli bagaimana Haruto berusaha menyingkirkan tangannya.
Sekarang dia sudah ketahuan sedang sakit oleh Jeongwoo. Mau tidak mau dia pasrah saja apapun yang akan Jeongwoo lakukan.
Benar saja Jeongwoo sudah pergi dari tempatnya entah kemana. Jadi Haruto kembali melanjutkan tidurnya.
Tidak lama setelah itu, Jeongwoo datang dengan membawa sebuah kantong berisi obat obatan serta sebotol air.
"Makan dulu, baru minum obat" Jeongwoo menyerahkan sepotong roti isi daging pada Haruto.
"Aku sudah meng-izin kan mu dikelas, jangan khawatir" Haruto tahu Jeongwoo akan melakukan hal seperti ini, padahal Jeongwoo tidak perlu repot minta izin karena biasanya juga dia langsung bolos saja.
.
Jeongwoo khawatir Haruto akan kedinginan. Dia juga heran kenapa anak ini memilih tidur digudang belakang, padahal tidur di ruang kesehatan lebih nyaman. Jadi, Jeongwoo berinisiatif melepaskan jaketnya dan menyelimuti Haruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
my own bodyguard
FanfictionKeluarga Watanabe menyewa seorang bodyguard guna melindungi putra sulung mereka sebagai pewaris utama 🎥Hajeongwoo *Bukan bl *Bromance