ordinary life: Cousin

239 19 1
                                    

Malam ini Haruto akan mengikuti makan malam khusus yang telah dijadwalkan ayah. Dalam keadaan itulah Haruto harus mengosongkan semua jadwalnya, sepenting apapun urusannya tidak ada yang bisa dia lakukan kecuali duduk di meja makan tepat pukul 8 malam.

Tentunya Jeongwoo tidak akan ikut disana karena ini adalah perjamuan khusus keluarga. Tapi dia tidak akan berada terlalu jauh dari Haruto.

Jeongwoo memperhatikan malam ini orang orang berlalu lalang untuk menyiapkan berbagai hidangan. Termasuk Jihoon yang sedari tadi sibuk mengatur para pelayan agar makanan bisa tersaji tepat waktu

Tuan Watanabe mulai melangkahkan kakinya ke meja makan. Suara sepatu beradu dengan lantai yang menciptakan bunyi menggema ketika kebisingan di dalam Mansion mendadak meredup.

Kesunyian itu jelas tercipta karena presensi tuan Watanabe yang mendominasi seluruh ruangan. Disusul dengan nyonya Himari, alias mama Haruto.

Tidak sampai disitu, masih ada 2 orang lainnya yang turut hadir di meja makan yaitu tuan Yuenichi dan seorang perempuan tua yang sudah cukup berumur, Jeongwoo sendiri belum mengetahui namanya.

.

Haruto duduk dikursi dengan malas, kenapa hari ini banyak sekali tamu yang datang. Dia sama sekali tidak ada selera makan, belum lagi suasananya lebih mirip seperti rapat petinggi di bandingkan makan malam.

Ayahnya membuka percakapan, mereka membahas sesuatu yang tidak membuat Haruto tertarik sama sekali. Bahkan rasanya sudah berbulan bulan dia tidak melihat kedua orangtuanya di rumah, apalagi mama nya yang selalu pergi keluar negeri untuk urusan bisnis.

Haruto memperhatikan paman dan neneknya sejak tadi. Sebenarnya apa yang akan mereka bahas? Jika itu hanya urusan bisnis, lebih baik Haruto tidur di kamarnya.

"Anakku baru saja pulang dari Amerika, dia ada beberapa pekerjaan di Jepang"

"Sebaiknya kau mengundang Momo kesini, agar Haruto bisa belajar darinya"

Namanya baru saja disebutkan, apalagi ini? Jangan bilang dia harus bertemu sepupu menyebalkannya lagi. Perempuan itu memang sangat ramah, tapi bisa berubah jadi galak dan dingin. Kenapa juga dia harus dibandingkan dengan kakak sepupunya. Walau sebenarnya Haruto cukup iri pada Momo, dia bisa menjadi chef dan model sekaligus.

Kalau Momo datang kesini bisa habis jadi bahan bully-an dia. Haruto jadi teringat waktu kecil pernah dititipkan pada Momo dan itu membuatnya tersiksa sepanjang hari karena hanya menjadi babu. Haruto bisa dibuat menangis seharian karena dijahili terus terusan.

"Jangan lupa terus memantau Haruto. Kau jangan berani berbuat macam-macam untuk saat ini dan seterusnya" itu membuat Haruto terlihat seperti buronan

"Kau tidak mau kan aset ayahmu diberikan kepada orang lain"

"Iyaa"

"Jangan hanya iya iya saja. Lakukan dengan benar, kau harus mulai belajar mengelola bisnis mulai dari sekarang"

"Haruto akan mengambil jurusan apa?"

"..." Percakapan berlanjut dan seperti biasa hanya dia yang terus disudutkan. Haruto bukannya jadi termotivasi dan sadar yang ada dia malah semakin muak dengan semua ini.

"Iya mah, aku akan mulai lebih memperhatikan Haruto sekarang sampai dia paham cara mengelola perusahaan"

Percakapan ditutup dengan mama nya yang mengantar nenek dan paman ke mobil sampai meninggalkan rumah. Kenapa orang itu sangat pencitraan di depan keluarga ayahnya, pada akhirnya dia juga akan sibuk sendiri dan tidak mempedulikan Haruto.

my own bodyguard Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang