Sunghoon memarkirkan mobil di basement mall tersebut. Semuanya masih berjalan normal sejauh ini.
"Guys,.mau makan dulu?"
"Boleh"
Mereka ber lima makan di salah satu restoran, sial sekali ketika Jeongwoo melihat harga makanan di menu jantungnya bahkan hampir berhenti berdetak karena nominal angka yang tertera.
Bahkan hanya sebuah air mineral saja dihargai 70ribu. Setelah selesai dengan adegan terkejutnya, Jeongwoo sebisa mungkin terlihat biasa saja walau yang sebenarnya terjadi dia ingin sekali segera pergi dari tempat ini.
Jeongwoo harus bersiap mengeluarkan banyak uang hari ini. Pergi bersama orang orang kaya seperti mereka benar benar bisa menguras uangnya. Setengah jam berlalu, semua orang sudah selesai makan.
"Guys, mau main yang kayak biasa?"
Kalimat aneh yang diucapkan Junghwan barusan diangguki olehnya yang lainnya, Jeongwoo sama sekali tidak mengerti apa maksudnya.
Tanpa berlama-lama keempat orang didepannya masing-masing sudah mengeluarkan kartu debit mereka dan memanggil seorang pelayan.
Sunghoon menatapnya dengan tatapan seolah bertanya, tapi entah kenapa wajah itu terlihat berkali kali lipat menyebalkan saat ini.
"Jeongwoo?" Semua perhatian menuju kearahnya. Jeongwoo ingin rasanya mengutuk permainan ini. Jika dia juga harus menaruh kartunya disana, apakah itu berarti dia mungkin harus membayar semua makanan yang dipesan.
Kemungkinannya sangat besar untuk kartu nya terpilih, bisa bisa seluruh uangnya habis tidak tersisa. Jeongwoo berusaha berpikir cepat di situasi seperti ini, saat hendak menaruh kartunya di antara deretan kartu lainnya, sebuah tangan menahan pergerakan Jeongwoo.
"Jeongwoo tidak perlu bermain, karena ini pertama kali untuknya. Jadi biar kita berempat saja"
"Jungwon dan Junghwan setuju dengan saran temannya itu, sedangkan Sunghoon hanya acuh tak acuh dengan hal tersebut.
Setidaknya dia sedikit lega karena Haruto menyelamatkan nya hari ini.Pelayan mulai memilih salah satu kartu yang akan dipakai untuk membayar semua makanan ini, dan kartu Haruto lah yang terpilih, si pemilik mengangguk tanpa beban dan menyerahkan pin nya, dengan wajah sumringah seperti memenangkan sebuah lotre.
.
Terdengar tepukan tangan dan sahut sahutan dari teman temannya yang menggoda Haruto karena dia harus metraktir mereka hari ini. Tapi mereka sudah terbiasa melakukan hal seperti ini, jadi tidak menjadi masalah sama sekali untuk Haruto.
Dia jadi penasaran dengan rencana Sunghoon, sebenarnya Haruto mau saja bebas dari kekangan ayahnya apalagi semenjak kehadiran bodyguard-boduguard itu Haruto jadi harus diikuti kemanapun. Meskipun Jeongwoo memang menyebalkan setidaknya dia tidak seburuk bodyguard lainnya.
Katanya sih Haruto hanya perlu duduk manis saja. Apakah benar yang akan dilakukan Sunghoon nanti akan membuat Jeongwoo berhenti?
.
Mereka sekarang bukannya berada di arena permainan malah berada di sebuah tempat karaoke. Aneh sekali, Jeongwoo jadi berpikiran yang tidak-tidak. Tempat ini sepertinya sama buruknya dengan bar tempat kerja kakaknya. Padahal ini masih siang tapi masuk kedalamnya seakan sudah malam karena sangat minim cahaya serta banyak lampu lampu berwarna layaknya diskotik.
Sementara itu Haruto pergi membeli minum bersama Jungwon, sisanya menunggu di ruang karaoke. Jeongwoo jadi membatin pada dirinya sendiri, mengapa study tour nya jadi seperti ini. Dia berharap waktu berjalan cepat agar mereka semua bisa segera pergi ke bandara untuk tujuan kota berikutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
my own bodyguard
FanfictionKeluarga Watanabe menyewa seorang bodyguard guna melindungi putra sulung mereka sebagai pewaris utama 🎥Hajeongwoo *Bukan bl *Bromance