latihan

444 39 1
                                    

"Tuan kamu sudah bangun?"

Haruto masih memproses apa yang terjadi kepalanya berdenyut, seketika dia ingat kejadian semalam. Dia melihat Jeongwoo sudah dibalut perban di kepala dan lengannya.

"Tuan?" Jeongwoo mengibaskan tangan di depan wajahnya, membuat Haruto berdecak kesal lalu menyingkirkan tangan itu dari hadapannya.

"Kau tidak lihat? Memangnya aku terlihat seperti masih tidur hah?" Jeongwoo hanya nyengir dan mengangguk paham.

"Kalau begitu kau harus makan lalu minum obat"

"Kepalaku sakit sekali kau tahu"

"Iya aku tahu. Itu juga yang kurasakan saat kau memukuli ku" Haruto membeku mendengar pernyataan Jeongwoo dan menyadari perilakunya terlalu kasar pada bodyguardnya itu.

Namun jika dipikir pikir dia juga sering menindas bodyguard lamanya, kenapa harus merasa bersalah.

"Kan aku sudah minta maaf"

Sementara itu Jeongwoo tidak merespon dan sibuk menyiapkan makanan untuknya, dengan telaten membantu Haruto untuk duduk di ranjangnya. 

.

"Sebelum itu aku harus mencoba makanan mu terlebih dahulu untuk memastikan ini aman"

"Bagaimana jika kau mati keracunan"

"Entahlah, setidaknya bukan kau yang mati" Jeongwoo hanya mengedikkan bahu acuh, seolah jika dia mati bukanlah masalah besar. Setelah itu secar perlahan, Jeongwoo mulai menyuapkan makanan pada Haruto.

Jika kalian bertanya mengapa dirinya tidak dirawat khusus seperti Haruto padahal dia juga terluka. Alasannya adalah, Jeongwoo sudah terbiasa menghadapi orang orang bersenjata seperti itu, makanya tidak heran tubuhnya langganan menjadi samsak.

Toh dari kecil kakaknya sudah mengajarinya bertinju. Walau begitu pun, banyak yang mengejarnya. Tapi, Jeongwoo tentu saja tetap setia pada ayang.

Sekarang Haruto terlihat seperti bayi besar baginya, dalam hati dia tertawa melihat penampilan Haruto yang jauh berbeda saat dia sedang berada disekolah. Sangat tidak mencerminkan berandalan pembuat onar.

"Apa lihat lihat?" Tiba-tiba teriakan Haruto membuyarkan lamunannya, sungguh dia berusaha profesional sekarang. Bisa bisa habis dia, dicincang oleh Haruto.

'dasar tukang marah' -batin Jeongwoo.

Tiba tiba saja Jeongwoo kepikiran suatu hal. Mengenai kejadian kemarin, dia akan coba menanyakan langsung pada Haruto.

.

"Tuan, kira-kira apa kamu tahu siapa orang orang semalam yang berusaha menculik mu?"

"Sudah kubilang jangan panggil aku seperti itu, itu sangat menggelikan" Haruto jadi kesal sendiri karena Jeongwoo memanggilnya dengan sebutan 'tuan', padahal sebenarnya itu biasa saja karena dia adalah atasan Jeongwoo, namun semakin lama Haruto merasa muak.

"Tapi tuan, aku sedang bekerja. Tidak mungkin aku.."

"Sudahlah, kalau tidak ada siapa siapa panggil Haruto saja, tidak perlu sok merendah seperti itu"

Mau tidak mau Jeongwoo terlihat setuju dan menerima permintaan si tuan muda. Lagipula disekolah pun Jeongwoo akan memanggil nama.

my own bodyguard Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang