Kepulan asap dari nikotin yang terselip di antara jemari nya itu menjadi saksi sudah berapa banyak batang nikotin yang di hisapnya. Krow Thornes lah pelaku nya. Lelaki dengan rambut abu bermodel mullet itu memasang raut wajah masam akibat di tinggalkan sendirian di tengah keramaian club malam itu. Sebenarnya, kedatangan nya kemari hanya karena di ajak oleh salah satu teman nya, Krow yang sebetulnya memang sedang rumit dengan pikiran hanya iya-iya saja, tak tau bahwa akan berujung lelaki bersurai hitam legam itu justru pergi menyewa kamar dengan seorang pemuda manis di pelukan nya. Tapi Krow sedikit bersyukur sebab Gin-lelaki yang barusan di sebut olehnya itu meninggalkan meja untuknya. Jadi Krow tak harus duduk sampai pegal di meja bartender.
Manik sipit itu menelisik setiap sudut ruangan, orang orang terlihat sangat senang dengan berjoget bersama pasangan mereka masing masing. Krow merengut melihat itu, rasanya ia juga ingin melakukan hal tersebut. Namun entah dengan siapa. Hingga matanya berhenti pada seorang lelaki bersurai merah muda yang sedang terduduk di pojok ruangan. Lelaki itu terlihat putih bersih dengan hoodie kebesaran berwarna putih yang tidak mampu menutup paha putihnya, kalung hitam yang melingkar ketat di lehernya, dan bibir yang semerah cherry itu terus mengoceh pada seorang lelaki lain di samping nya. Hingga, lelaki itu mulai sadar akan eksistensi Krow yang tidak melepaskan pandangan darinya sama sekali.
Karena terlanjur di tatap balik, Krow melirik sekilas ke arah lorong dan langsung bangkit dari duduknya begitu lelaki itu mengerti dengan kode yang Krow lempar. Maka, senyum langsung merekah di wajahnya ketika lelaki itu berjalan pada Krow sekarang. Dengan tatapan polos dan wajah seolah tak berdosa, lelaki itu bertanya pada Krow,
"Kenapa ya, kak?"
Rasanya Krow ingin langsung tertawa dan melahap nya saat itu juga. Lelaki itu terlihat sangat gemas, sangat seperti tipe nya. Dan dengan tak sabar nya, Krow segera merangkul pinggang ramping itu,
"Do you mind if we having sex tonight?"
Terlihat jelas wajah putih lelaki itu memerah padam. Lelaki itu terlihat berfikir sejenak,"I think... I don't have a problem with that."
Melihat itu Krow langsung menggendong nya dan dengan cepat ia keluar dari bar itu. Entahlah, rasanya hanya tak nyaman untuk tidur bersama di kamar bar seperti itu, maka Krow membawa lelaki tadi ke sebuah hotel terdekat. Dengan segera ia menemui resepsionis dan memesan kamar untuk satu malam.
"Kenapa kamu ngajak aku kesini?" Pertanyaan itu mengalun pelan di udara hingga terdengar oleh gendang telinga Krow yang tengah mengunci pintu kamar hotel. Ia kemudian menoleh pada lelaki itu yang sudah terduduk di atas kasur sembari menyilangkan kaki nya. Krow lantas tersenyum sembari berjalan mendekat,
"Rasanya bakal ga nyaman kalau kita tidur di kamar yang bar itu siapin." Balas Krow. Setelah itu tanpa ada lagi basa-basi, Krow segera menarik tengkuk si surai merah muda itu dan menemukan kedua belah bibir mereka. Krow sedari tadi sudah menahan untuk tidak langsung meraup bibir itu, namun sekarang ia dengan bebas bisa merasakan bagaimana manis nya tiap inci sudut bibir yang semerah buah cherry itu.
"Mmhhngg- ah.." Lantas ketika penyatuan antara dua belah bibir itu terlepas, Krow dapat melihat pemandangan lelaki itu yang terengah-engah dengan lidah terjulur dan mata berkaca-kaca. Wajah itu bersemu, bibir semerah cherry itu mengkilap akibat pertukaran antar saliva mereka dan akibat lampu yang menyala di atas, dan dengan saliva yang membentang di antara kedua belah bibir keduanya. Tak butuh waktu lama lagi Krow segera menarik pakaian yang lelaki itu gunakan dan menindihnya di atas kasur,
"What's your name, sweetie?" Mata sayu seorang lelaki cantik di bawahnya itu menatap Krow dengan lamat, "Keizaki."
Krow terkekeh sejenak, tangan nya bergerak untuk mengusap pipi Jaki. "Keizaki? Such a pretty name, like how you look."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Love
RandomPertemuan tak sengaja keduanya yang membawa mereka pada malam panas yang tak akan pernah mereka kira bagaimana ujung nya.