[09]

1.2K 113 31
                                    

Surai merah muda itu terlihat bergerak mengikuti arah angin ketika keduanya terduduk di salah satu bangku taman kota. Dengan keadaan mata memandang ramai, manik itu terlihat lebih berbinar dari biasanya. Senyum tak luput dari wajah manis yang terus ia ulas tiap kali mereka melangkah, begitu pula sekarang, ketika Krow sedang memperhatikan bagaimana Jaki yang terlihat begitu excited ketika ia ajak ke alun-alun kota.

Padahal tak ada yang istimewa di sana, hanya seperti beberapa tahun terakhir yang selalu di isi penuh oleh tukang jual makanan dan sebagian nya tukang penjual mainan. Krow sendiri juga tidak tau dimana letak dari bagian alun-alun yang bisa membuat dirinya excited selain tukang sate maranggi langganan nya saat dulu ia masih berkuliah. Maka, ia memandang Jaki dengan pandangan bertanya,

"Kenapa excited banget aku bawa ke alun-alun?" Pertanyaan itu membuat Jaki menoleh ke arah Krow dengan pipi mengembung sebab makanan aci yang berada dalam mulut nya belum sempat ia telan.

"Soalnya aku baru pertama kali kesini." Krow hampir tidak percaya jika ia tidak kembali melihat sorot mata Jaki yang begitu bersemangat sejak pertama kali mereka tiba di sana.

"Kenapa ga pernah kesini? Padahal lumayan deket kalau dari rumah kamu." Lagi-lagi Krow bertanya, lumayan penasaran dengan alasan mengapa Papi dari si bungsu ini begitu ketat menjaga Jaki.

Jaki bergumam, "Papi ga kasih aku izin kesini, gatau alasan nya kenapa. Dulu setiap aku tanya, dia pasti jawab, kalau kata Papi gaboleh ya gaboleh! Kamu mau Papi kutuk kalau gamau nurut kata Papi?! Gitu." Sembari cemberut, Jaki juga mengubah nada bicaranya mencoba seperti Papi-nya sendiri. Hal itu berhasil membuat Krow tertawa,

"Really?"

Jaki mengangguk tanpa ragu, "he's really strict."

Krow hanya menanggapi nya dengan anggukan. Lalu keduanya diam, Jaki yang masih sibuk dengan aci telor di genggaman nya yang tadi mereka beli, dan Krow yang terus menatap ke arahnya. Melihat bagaimana Jaki begitu lahap untuk sekedar memakan aci itu buat Krow mengulas senyum nya dengan hangat. Ia jadi teringat dengan kenangan masa lalunya dengan Exu sekarang.

"Habis dari sini, mau ikut aku ke taman kota?" Tak ada jawaban, Jaki masih sibuk memakan makanan nya sembari menatap Krow.

Ia mengangguk semangat, "mawuu!!"

Krow bisa terkena serangan jantung di umur muda nya sekarang akibat tingkah Jaki yang selalu menggemaskan.

...

"Dingin engga?" Jaki yang di tanya menggeleng pelan. Langkah keduanya berjalan mengitari taman yang sepi sembari rasanya Jaki bernostalgia dengan pemandangan taman malam ini yang terasa membawa nya kembali pada kenangan masa lalunya dengan sang Kakak dulu.

"Aku jadi nostalgia deh,"

Krow menoleh ketika mendengar itu, menemukan Jaki yang menatap lurus ke arah ayunan yang kini tengah anak-anak tempati. Krow sendiri memang sudah berkali-kali kesini sejak ia kecil hingga ia bekerja sekarang, terkadang taman kota lah menjadi tempat kedua yang bisa membuatnya tenang setelah pantai.

"Aku dulu sering banget main ayunan itu sama Key, terus aku juga pernah nyusruk di pasir nya gara gara di dorong sama dia." Ucapan Jaki mendapatkan respon tawa dari si surai abu.

"Terus aku juga sering banget piknik disini sama Mami Papi!" Jaki menoleh pada Krow dengan wajah sumringah nya, dan Krow mengerti. Nampaknya Jaki sangat suka untuk bercerita, tentang apapun itu.

Lantas keduanya berjalan ke sebuah bangku dan duduk di sana. Menikmati semilir angin malam dan membiarkan hening menyelimuti keduanya. Bukan karena tak ada topik yang bisa di bicarakan, tapi memang sejatinya mereka tengah menikmati keheningan itu. Bahkan ketika Krow menoleh ke arah Jaki, mata cantik itu sudah tertutup dengan kepala mendongak.

Unexpected LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang