[08]

1K 93 13
                                    

Helaan nafas lagi-lagi keluar untuk yang kesekian kalinya dari Krow yang berdiri di depan ruangan milik Makomi. Dengan setengah hati ia memegang gagang pintu dan mendorongnya, hingga nampak Makomi yang sedang mengetik sesuatu di atas laptop. Perlahan Krow mendekat dan berakhir berdiri di depan sang Papa yang baru menyadari eksistensi nya,

"Krow minta maaf.. omongan Krow kemarin kasar banget. Krow ga bermaksud buat ngomong gitu ke Papa, Krow cuma marah karena Papa gabisa punya waktu buat El."

Mendengar itu Makomi mendongak, menatap Krow yang menundukkan kepala nya. Wajah Makomi lantas tersenyum, ia berhenti mengetik di atas keyboard dan berdiri untuk mendekat ke arah Krow.

"Maafin Papa juga ya. Papa belum bisa jadi Papa yang baik sesuai janji Papa ke Mama. Tapi sekarang Papa pastiin kalau Papa bakal bisa nepatin janji Papa."

Si sulung hanya bisa termangu ketika sebuah pelukan dari sang Papa yang menyapa hangat tubuhnya. Pelukan ini, pelukan yang telah lama hilang, pelukan hangat yang telah lama tidak Krow terima. Maka dengan senang hati pula Krow ikut membalas pelukan itu dan Makomi mengerti. Mengerti bahwa Krow begitu merindukan sebuah pelukan dari dirinya, karena itu Makomi hanya diam dengan senyum nya, membiarkan mereka saling mendekap satu sama lain selama beberapa menit.

Tak lama, terdengar suara pintu terbuka dan ketika keduanya menoleh mereka menemukan seorang gadis dengan surai merah hya yang di gerai panjang. Lantas Krow melepas pelukan itu dan membiarkan gadis tadi lari ke arah mereka dan menerjang tubuh Makomi dengan pelukan.

"Kita jadi kan jalan-jalan nya, Pa?" Elya, gadis itu bertanya dengan senyum sumringah. Mendongak untuk melihat Makomi yang sudah tersenyum menatapnya,

"Sure, sayang." Dan si kepala keluarga itu menoleh ke arah si sulung, "Krow jadi ikut, kan?"

Namun sebuah gelengan kepala adalah jawaban dari tanya Makomi barusan. Berhasil membuat Elya cemberut dan melepas pelukan pada tubuh sang Papa sebab jawaban Krow yang plin-plan. Padahal saat tadi pagi mereka bertemu di rumah, Krow sudah mengiyakan ajakan Makomi untuk ikut pergi jalan-jalan ke taman kota bersama dengan Elya untuk menghabiskan waktu bersama. Namun lihatlah, kali ini si surai abu itu justru cengengesan sembari mengusap tengkuknya.

"Krow ada deadline buat besok dan gabisa di bawa pulang, Pa." Lalu pandangan Krow beralih pada Elya yang sudah memasang wajah kesal. Krow sendiri sebagai Kakak tau bahwa Elya sangat badmood saat ini karena ia yang membatalkan janji mereka.

Maka dari itu Krow mendekat ke arah Elya dan mengusap pelan surai merah itu, "weekend deh Kakak janji main sama kamu." Mendengar itu Elya langsung kembali sumringah,

"Janji ya!" Ia mengacungkan jari kelingking nya di hadapan Krow. Meminta pinky promise.

Krow terkekeh pelan, "iyaa janjii." Dan jari kelingking Krow pun menaut kelingking yang lebih kecil itu. Buat Elya memekik senang dan berhasil membuat senyum terukir di wajah Krow juga Makomi yang sedari tadi memperhatikan interaksi mereka.

Miraie, mereka udah tumbuh dewasa dengan baik sesuai yang kamu pengen dulu. Batin Makomi tersenyum teduh, berharap Miraie melihat mereka dari atas sana juga dengan senyum yang merekah di wajah cantiknya.

...

"Tebak pakan." Celetukan itu membuat Krow mendelik ketika mendudukkan dirinya di samping Gin yang barusan berceletuk demikian.

Unexpected LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang