Helaan nafas terdengar dari si surai abu-abu yang tengah menyandarkan punggungnya di kursi kerja setelah setengah harian ini ia terus berhadapan dengan komputer dan juga berkas-berkas dokumen perusahaan.
Tangan nya memijat pangkal hidung kala pusing menyerang, kacamata yang ia kenakan sedari tadi sudah terletak di atas meja. Rasanya melelahkan, Krow butuh ciuman Jaki sekarang.
Manik oranye miliknya itu bergulir ke arah ponsel nya yang terletak di atas meja, sebelum tangan nya bergerak mengambil benda pipih itu,
(Abaikan waktunya ya geys)Krow berdecak kesal. Karena merasa tak akan mendapatkan jawaban dari Jaki yang masih belum aktif nomornya, Krow beralih menelpon Garin untuk menanyakan keberadaan lelaki manis itu.
"Kenapa, Krow?" Pertanyaan itu terdengar dari Garin yang sudah mengangkat telepon dari Krow.
"Sorry ganggu waktu lo, Rin, lo lagi di kampus, ga?"
"Iya, gue lagi di kampus. Kenapa?"
"Lo ketemu sama Jaki, ga? Soalnya anaknya gabisa di hubungin dari tadi siang sampe sore ini."
"Jaki..? tadi sih gue ketemu di taman kampus dia lagi main sama temen-temen nya.
Krow menghela nafasnya pelan, tak tau harus merespon apa atas jawaban Garin barusan.
"Oke deh, thanks ya, Rin. Tapi kalau misalnya lo ada ketemu sama Jaki tolong kasih tau gue, ya."
"Yoii aman azaa."
"Yaudah kalau gitu gue duluan, ya."
"Iya iyaa."
Lagi-lagi Krow hanya bisa menghela nafasnya. Sudah hampir dua minggu Jaki di sibukkan dengan dunia kuliahnya, dan hal itu membuat mereka jarang kali bertemu. Ya, Krow bisa saja untuk datang ke kampus dan menjemputnya, namun jadwal mereka yang sering kali bertabrakan membuat Krow jadi susah untuk sekedar mengantar jemput Jaki sekarang.
Entah mengapa Krow pun akhir-akhir ini jadi sering di sibukkan dengan kehidupan perkantoran nya. Padahal sebelum-sebelumnya ia tak pernah sesibuk ini. Dan lihatlah sekarang, di hadapan nya ada dua cangkir gelas kopi dan bukan bento makanan yang biasanya ia beli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Love
RandomPertemuan tak sengaja keduanya yang membawa mereka pada malam panas yang tak akan pernah mereka kira bagaimana ujung nya.