[06]

1K 109 6
                                    

Jam terus berjalan, dan matahari pun sudah hampir tenggelam. Namun sejak tadi keduanya belum beranjak dari tempat permainan di pusat perbelanjaan. Entah sudah berapa jam keduanya di sana sejak makan siang yang keduanya lakukan sudah usai. Si surai abu sejujurnya sudah lelah terus berdiri dan berjalan kesana-kemari, namun melihat bagaimana senyum manis dan tawa riang terus keluar dari ranum manis lelaki cantik di hadapan nya kini membuat hal tadi sirna seketija. Seperti sekarang, entah sudah berapa lama ia berdiri di tempat permainan melempar bola basket, ia sudah bosan untuk sekedar kembali melempar bola itu ke dalam ring,

"Yeyy!! Gol lagi, Krow!"

Namun mendengar setiap pekikan riang dan senyum sumringah yang terus terluhat dari Jaki, rasanya tak apa ia menunggu lima belas jam sekalipun itu di sana, untuk menunggu Jaki selesai dengan kesenangan nya sendiri. Krow yang mendengar itu hanya tertawa sembari sesekali ikut melempar bola basket ke arah ring. Sambil matanya terus memperhatikan Jaki yang dengan semangat juang nya terus melakukan permainan itu untuk yang kesekian kalinya. Bahkan Krow tak lagi bisa menghitung berapa jumlah tiket yang keluar dari mesin itu tiap kali Jaki memenangkan permainan.

Namun mungkin juga Jaki merasakan apa yang Krow rasakan, ia menyelesaikan permainan itu dan menarik tiket yang tergulung banyak di bawah. "Banyak banget tiketnya..?" Jaki terlihat terkejut dengan tiket yang kini tengah Krow gulung, berhasil membuat Krow terkekeh pelan.

"Mau di tukerin sama hadiah?"

"Mau!"

Dan berakhir mereka kini di dalam mobil dengan Jaki yang memeluk boneka red panda yang kebetulan bisa ia tukar dengan tiket nya tadi. Selama di perjalanan, keduanya saling bertukar kata, sebelum Krow sadar bahwa Jaki yang sedari tadi menahan kantuk nya mulai tertidur. Akhirnya Krow diam dan membiarkan Jaki tidur di sebelahnya. Alhasil ketika sudah sampai di depan rumah Jaki, Krow menatapnya kebingungan, bagaimana ia bisa membangunkan seorang lelaki cantik di sebelahnya ini yang sedang tertidur lelap sembari memeluk boneka dengan wajah manisnya.

"Ga dosa kali ya kalau gue foto." Tak lagi mampu menahan rasa gemas nya, Krow mengangkat ponsel dan memotret Jaki yang kini masih tertidur lelap. Krow terkekeh sejenak melihat gambar yang barusan ia tangkap, Jaki benar-benar sangat manis saat ini.

"Jak, Jaki, bangun." Dengan tepukan ringan dan juga panggilan namanya yang terulang, Jaki akhirnya membuka mata. Ia menemukan Krow yang mencoba membangunkan dirinya yang tak sengaja terlelap.

"Ah, udah sampe ya? Aku pulang dulu ya. Thank you for today, i'm so happy."

Cup

Krow hanya bisa mematung ketika Jaki mengecup singkat bibirnya sebelum keluar dari mobil. Wajahnya panas sekarang.

...

"Habis darimana?"

Pertanyaan yang lagi-lagi sudah sangat Jaki hapal ketika ia baru saja melangkah masuk ke dalam rumahnya itu membuat Jaki mendongak. Menemukan Rion berdiri di sana dengan piyama,

"Habis jalan sama temen." Jaki memilih tak mengindahkan kehadiran Rion di sana, ia melepas sepasang sepatu yang ia kenakan dan meletakkan nya di rak samping pintu masuk.

"Siapa? Garin? Mako?" Mendengar itu Jaki menghela nafasnya dalam, ia berdiri di hadapan Rion. "Pi, udah lah ntar aja, Kei capek, ngantuk."

Kemudian Jaki berlalu begitu saja dari hadapan Rion. Berhasil membuat Rion menghela nafasnya sembari menatap kepergian Jaki menuju kamar. Rion lantas memilih pergi dari pintu depan dan menuju ruang tengah, ia mendudukkan dirinya di sebelah Caine yang sedang menonton televisi.

Unexpected LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang