flashback

1K 103 21
                                    

‼️⚠️ DESCLAIMER ⚠️‼️

- Part ini mengandung unsur kekerasan dan penganiayaan terhadap anak kecil, yang dapat mengundang traumatis.
- Harsh word.
- 5551 kata (semoga engga gumoh).
- Semua tokoh yang ada di sini HANYALAH REKAYASA FIKSI SEMATA tak ada yang sesuai dengan kehidupan nyata mereka.

Harap bijak dalam membaca teman-teman. Terimakasih.

...

Selama perjalanan bisnis seorang Mikazuki Arion yang terkenal mulus dan selalu menjulang tinggi berada di nomor satu itu memang banyak sekali orang-orang di sekitarnya yang berkhianat, apalagi pesaing-pesaing di luar sana yang rela melakukan kejahatan hanya demi bisa menjatuhkan perusahaan ARCAIA milik Rion.

Caine dan Key saat itu bahkan menjadi saksi bagaimana seseorang yang dengan kejam nya dan begitu tega nya hampir mengambil salah satu berlian milik mereka, yaitu Keizaki. Anak kecil yang saat itu baru saja berumur delapan tahun, harus bertarung melawan segala kejahatan dan juga ke-bangsatan para orang-orang itu.

"Dadah Jaki!! Aku pulang duluan ya!" Garin kecil melambaikan tangan nya pada Jaki seraya berjalan menjauh dari sana dengan tangan nya yang di gandeng sang ibu dengan erat.

Sementara Jaki hanya bisa balas melambaikan tangan dengan senyuman. Berakhir dirinya kembali berdiri di depan gerbang sekolahan sembari sesekali mengecek jam di tangan nya. Si kecil yang kala itu baru saja menginjak bangku kelas 2 sekolah dasar, sudah mengerti untuk tetap harus sabar menunggu Papi yang akan datang menjemputnya. Seharusnya ia menunggu bersama Key seperti hari-hari kemarin, tapi Key tidak bisa pergi ke sekolah sebab badan nya yang panas setelah ia berlatih karate kemarin.

Jaki kecil kala itu jadi harus berdiri sendirian di depan gerbang sekolah sebab jam kepulangan anak-anak sudah dari setengah jam yang lalu. "Papi lama banget.. Padahal Papi udah janji bakal beliin Kei ayam warna-warni kayak punya Garin."

Helaan nafas terdengar dari dirinya saat ia sadar bahwa si Papi telah berjanji semalam akan membelikan anak ayam berwarna-warni seperti yang teman nya punya setelah ia bercerita tentang Garin yang mengasuh anak ayam nya di lapangan belakang sekolah. Atau Papi sebenarnya tidak mau membelikan Jaki ayam warna-warni itu? Atau Papi lupa menjemput Jaki?

Namun di tengah-tengah pemikiran nya itu tiba-tiba terdengar suara klakson mobil yang membuat Jaki menoleh dan menemukan mobil mewah di sana. Jaki yang melihat itu sudah sumringah. Jaki kira Papi yang akan keluar dari sana, tapi ternyata itu adalah seorang lelaki dengan surai ungu tua dan menggunakan jas hitam juga kacamata berwarna sama yang ia kenakan. Lelaki itu berjalan mendekat ke arah Jaki yang terdiam.

"Kei.. ini om. Om sodara Papi kamu." Lelaki itu mencoba meraih pundak Jaki, namun si kecil lebih dulu menghindar. Dahi Jaki mengkerut dengan manik nya yang menyipit,

"Nama om siapa? Kei ga pernah ya liat om di acara Papi, sama sekali ga pernah!" Dengan lantang nya ia berucap demikian di hadapan lelaki itu yang justru menghela nafasnya. Jaki kecil sudah mengerti saat itu untuk tidak menerima uluran tangan dan ajakan dari orang yang tak di kenalnya.

"Nama om, om Jibal. Kei ga pernah liat om karena om sibuk di luar negeri untuk kerja. Dan sekarang om pulang dan jemput kamu buat ngasih tau.. kalau Mami kamu kecelakaan tadi."

Dunia Jaki seakan runtuh ketika mendengar kalimat terakhir yang Jibal ucapkan. Dadanya sesak, air matanya otomatis menggenang di pelupuk matanya. Tak ada yang bisa ia pikirkan selain sang Mami. "K-kok bisa, om? Mami gapapa kan, om? Hiks—terus Papi kemana, om? Kak Key?"

"Entar om kasih tau di dalem mobil, ya. Sekarang Kei tenang dulu dan masuk ke dalam mobil. Kita ke rumah sakit." Jaki punya alasan menolak apa lagi untuk tidak mengangguk dengan air mata yang terus berjatuhan. Hatinya seolah remuk sekarang, yang ia pikirkan hanyalah Mami dan bagaimana kondisinya.

Unexpected LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang