[16]

1.1K 108 10
                                    

Di bawah pohon beringin yang terletak di tengah taman kampus impian itu, ada seorang lelaki dengan paras cantik yang tengah terduduk di salah satu kursi sembari celingak-celinguk. Maniknya mengitari taman, banyak mahasiswa berlalu-lalang dengan almamater sama dengan yang ia gunakan sekarang. Menyadari akan hal itu membuatnya tersenyum sumringah, tak menyangka bahwa beberapa tahun telah berlalu dan sekarang ia menjadi mahasiswa di kampus impian kota nya.

"Banyak banget hal yang udah di lalui ternyata.." monolognya mengudara. Ia menyandarkan tubuh pada punggung kursi, sembari matanya masih sibuk mencari seseorang di tengah keramaian itu. Tapi nihil, yang ia temui tak kunjung terlihat.

Sampai bunyi notifikasi dari ponsel nya itu membuat atensi nya teralih,

Sampai bunyi notifikasi dari ponsel nya itu membuat atensi nya teralih,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah tak ada lagi pesan yang Krow kirim, Jaki terkekeh, ia sadar bahwa nama kontak kekasihnya itu belum ia ganti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah tak ada lagi pesan yang Krow kirim, Jaki terkekeh, ia sadar bahwa nama kontak kekasihnya itu belum ia ganti. Maka dengan cepat ia mengganti nama kontak itu sebelum seseorang datang menghampirinya. Jaki yang menyadari eksistensi seseorang lantas mendongak antusias dengan senyuman.

"Kemana aja—eh? Siapa ya, kak?" Namun bukan kedua teman nya itu yang ia temukan. Melainkan seorang gadis dengan surai ungu yang terlihat kebingungan.

"Sorry, kak. Boleh ikut duduk di sini, ga? Saya udah keliling dari gedung sana." Gadis itu menunjuk ke arah gedung yang berada jauh dari mereka. Mendengar itu tentu saja Jaki mengangguk. Hatinya tak ragu untuk mengiyakan setiap permintaan orang-orang sebab kebaikan yang selalu Caine ajarkan padanya sejak kecil.

Gadis di sebelahnya itu menghela nafas berat setelah mendudukkan diri di sebelah Jaki. Matanya terpejam, keringat terlihat bercucuran dari pelipisnya, nafasnya juga memburu, membuat Jaki meringis. Ia lantas merogoh tas gendong yang ia bawa, mengambil sebotol air dan menyodorkan nya pada gadis itu.

"Kakak nya mau minum?" Tanya dari Jaki itu membuat si gadis membuka matanya dan perlahan mengukir senyum nya. Ia segera mengambil botol yang Jaki sodorkan setelah berucap terimakasih.

"Makasih banyak ya, kak." ucapnya sembari mengembalikan botol Jaki pada pemiliknya. Jaki lantas membalasnya dengan anggukan kepala.

"By the way, kakaknya fakultas apa?" Basa-basi mulai terdengar dari gadis itu yang kini terlihat lebih segar setelah ia mengusap keringatnya sendiri dengan tisu yang ia punya.

Unexpected LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang