[15]

1.4K 136 18
                                    

Krow memandang lelaki cantik di dalam pelukan nya itu dengan lamat. Memperhatikan tiap inci wajah putih itu dan bertanya dalam benaknya, mengapa bisa Jaki begitu terlihat sempurna? Hidung mancung, kulit bersih seputih salju, bibir tipis yang semerah cherry, dan bulu mata yang lentik. Ah, pasti tiap orang yang melihatnya akan merasa tersihir oleh seluruh pesona yang Jaki punya. Sebab, itu juga yang Krow rasa.

Sudah lebih dari sepuluh menit yang lalu ia hanya diam di sana sembari memperhatikan wajah itu. Memuja dalam hati akan kecantikan sang kekasih. Krow hanya merasa bersyukur bisa mengenal Jaki dan memiliki lelaki itu. Meski dengan cara yang.. agak mainstream ketika keduanya pertama kali bertemu. Tapi masa bodo dengan cara apa keduanya bertemu, Krow tak akan pernah menyesali semua tindakan nya demi bisa bertemu dengan Jaki.

"Krow? Kei? Ayo sarapan dulu." Suara Caine terdengar dari luar, di susul sebuah ketukan dari pintu kamar Jaki yang terkunci. Namun Krow tak ada niatan membalas sama sekali. Masih nyaman menatap wajah cantik sang kekasih yang masih tertidur lelap, juga masih nyaman memeluk raga itu dengan lengan nya yang bergerak mengusap surai merah muda Jaki sedari tadi.

Hingga terdengar lagi suara kaki yang melangkah dan suara Caine yang menghilang. Buat Krow yakin bahwa lelaki itu sudah pergi dari depan kamar. Tapi Jaki terlanjur terbangun. Tubuhnya menggeliat di dalam pelukan Krow, masih dengan matanya yang terpejam.

"Mngg.. Krow?" Manik merah muda itu perlahan terbuka. Dan dengan samar Jaki menangkap siluet wajah Krow yang masih setia memeluk dirinya dengan senyuman. Sampai, wajah itu jelas di lihatnya sekarang. Dengan senyuman yang menghiasi wajah tampan itu.

"Morning, dear."

Kecupan kecupan hangat Jaki terima di kening, kedua kelopak mata dan juga bibirnya. Hal itu membuat Jaki terkekeh pelan sembari mengeratkan pelukan nya pada Krow. Matanya terpejam sejenak sebab merasa nyaman, "morning too, darl."

"Want to breakfast? Tadi Mami udah ke atas sebelum kamu bangun." Ucap Krow sembari melepaskan pelukan mereka. Ia beralih terduduk dan beranjak dari kasur, menyisakan Jaki yang masih berada di kasur dengan nyawa nya yang belum terkumpul seluruhnya.

Melihat Jaki yang terduduk di atas kasur sembari melamun dan juga matanya yang masih mengantuk itu membuat Krow terkekeh pelan sembari menuju lemari. Mengambil underwear dan juga celana pendek milik Jaki. "Pake dulu celana nya, sini aku bantuin."

Jaki bisa apa selain mengangguk mendengarnya. Lantas Krow menarik tubuh Jaki untuk bangkit dari atas kasur dan memakaikan pakaian dalam nya dengan perlahan. Tau bahwa milik Jaki masih berkedut nyeri sebab tindakan nafsu nya semalam. Sementara si submissive hanya bisa diam dan menerima semua perlakuan hangat Krow.

"Mau gendongg!!" Krow terkekeh mendengar permintaan sederhana itu. Ia juga menemukan manik Jaki yang masih terpejam dan tangan nya yang ia rentangkan.

Maka dari itu, kini keduanya tiba di ruang makan sembari Krow yang menggendong Jaki di dada nya seperti koala. Sebetulnya Krow sedikit malu sebab melihat kehadiran dua orang yang tak di kenalnya di meja makan.

"Eh, Krow, udah bangun? Sini duduk." Caine yang baru saja terduduk di kursi langsung memberikan gestur untuk Krow agar mendekat. Sementara Krow sendiri hanya bisa mengangguk dan mengikuti apa yang Caine perintahkan dan mendudukkan tubuhnya di sebelah Key yang sedang bermain dengan ponselnya.

"Habis lu apain adek gue?" Bisikan dari Key itu membuat Krow menelan saliva nya susah payah.

"Ini pacarnya Kei, ya? Yang kamu ceritain kan, Caine?"

Ingatkan Krow untuk cium tangan kepada lelaki bersurai putih yang bertanya pada Caine sekarang. Karena nya Krow jadi terhindar dari pertanyaan Key barusan.

Unexpected LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang