Bab 11

313 19 0
                                    

 AMBAR

"Kenapa kamu mempertimbangkan untuk menikah sama Diraja? Memang dia bicara apa saja sama kamu?" desak Mbak Amira dengan kekhawatiran yang tak dapat ditutupi.

Ambar dilema, apakah dia perlu menceritakan semua yang dikatakan Diraja kepadanya, tentang masalah bisnis yang kemudian bisa saja membahayakan keluarganya karena kompetitor mereka yang jika didengar dari sudut pandang Diraja terdengar begitu gila.

"Hmm... dia bilang ini demi kelangsungan perusahaan Mas Darius dan juga perusahaannya. Lebih baik konsolidasi dan menjadi lebih kuat," ujar Ambar akhirnya.

Kakaknya mengernyitkan dahinya, masih tak percaya dengan jawaban Ambar yang terdengar begitu generik.

"Tante rasa ini bukan ide buruk," celetuk Tante Angela tiba-tiba.

Ambar dan Amira sepertinya lupa ada orang lain di ruangan ini. Mereka menoleh bersamaan ke arah duduk Tante Angela sebelum mereka bertiga kompak menatap pintu ruang privat yang terbuka kembali ketika Darius datang.

"Ambar... apa yang Diraja katakan kepadamu?" tanya Mas Darius.

Wajahnya begitu serius dan jujur saja, mengintimidasi dan membuatnya sedikit ketakutan.

"Uh... dia bilang katanya pernikahan ini akan mengkonsolidasikan bisnis kalian berdua," ujar Ambar mengulangi penjelasannya kepada Mas Darius.

"Itu saja?" tanya Mas Darius penuh kecurigaan.

"Hmm... ya, kurang lebih seperti itu," balas Ambar secara umum.

Dia tak berani mengungkit masalah krusial yang diutarakan Diraja tentang kompetitor mereka bernama Keluarga Ong.

"Kamu nggak perlu memikirkan masalah bisnis itu, jadi lupakan saja masalah pernikahan bullshit ini, okay? Masalah bisnis ini antara aku dan Diraja, bukan urusanmu." Darius menatapnya dengan dalam. Memastikan kalau Ambar tidak berbohong dan juga memastikan kalau dia memahami apa yang kakaknya ucapkan barusan.

"Okay," jawabnya gamang.

Seharusnya dia senang jika Mas Darius berkata seperti itu. Namun hatinya merasa aneh sendiri. Awalnya dia tak menyetujui rencana gila ini. Tapi setelah dia pikir-pikir kembali, dia melihat tak ada salahnya menyetujui permintaan Diraja. Banyak juga yang bisa dia dapatkan jika dia setuju.

Yang pertama, tentu keselamatan Mas Darius dan Mbak Amira tidak lagi menjadi ancaman besar, karena semakin banyak dukungan kepada mereka maka semakin aman bisnis dan juga keselamatan Mas Darius.

Yang kedua, masalah masa depannya. Jujur saja dia tergiur dengan proposal Diraja yang mengatakan kalau dia bisa melanjutkan kuliah dan mendapatkan network yang mungkin saja berguna untuk masa depannya.

Meskipun dia adalah adik ipar dari konglomerat di Indonesia, tetap saja...  Ambar adalah gadis biasa-biasa saja yang memiliki orang tua dengan background sederhana. Tak ada yang tahu apa yang akan terjadi kepadanya. Maka pernikahan ini adalah salah satu opsi agar dia dapat mempersiapkan diri untuk berdikari tanpa memakai embel-embel nama Danudihardjo di masa mendatang.

"Oke, nanti aku sama Darius bicara sama Ibu dan Bapak. Dari awal mereka juga menolak ide ini, jadi nggak usah dipikirin. Biar Mas Darius yang bicara sama Diraja, kamu nggak usah bingung ya," ujar Mbak Amira menenangkan.

Ambar mengangguk saja.

Suasana hening sejenak. Darius masih memastikan kalau dia baik-baik saja. Lalu Tante Angela menepuk lengan Darius.

"Mama rasa ini kesempatan yang baik untuk Ambar," ujar Tante Angela yang membuat Mas Darius dan Mbak Amira terheran-heran.

Kakak iparnya ingin membantah hal tersebut dengan cepat, tapi Tante Angela menepisnya terlebih dahulu, "Dengarkan Mama dulu, Darius..." ucapnya.

Obsesi Sang PewarisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang