Bab 4

695 39 0
                                    

AMBAR

"Mas Darius dalam bahaya?" Ambar menyipitkan matanya.

"Kamu tahu siapa kompetitor yang ingin menghancurkan Darius? Dan siapa mereka sebenarnya?" Diraja melempar pertanyaan kepadanya.

Ambar menggeleng lemah. Jantungnya berpacu cepat mendapatkan informasi terbaru ini. Apakah Mbak Amira juga berada di dalam bahaya?

Pikirannya kembali mundur ketika dirinya dan Mbak Amira diculik di Pulau Laguna oleh ayahnya Mas Darius. Belum lagi ketika ada peristiwa penembakan di lobi hotel Royal Ruby yang mengakibatkan satu orang tertembak dan terluka.

Sebenarnya itu peristiwa besar, namun karena kekuasaan kakak iparnya–berita tersebut terkubur dan tak ada media massa nasional yang secara serius meliput peristiwa tersebut karena campur tangan Mas Darius dan kedua sahabatnya, Mas Raka dan Mas Nero untuk 'membungkam' media.

"Siapa mereka?" tanyanya penuh ketegangan. "Apa Mbak Amira akan baik-baik saja?" Ambar tak bisa menyembunyikan kekhawatirannya.

Pria yang duduk dengan tenang di hadapannya mengusap bibirnya dan mengernyitkan dahinya.

"Saya nggak bisa menjamin, jujur saja," jawab Diraja.

"Dalam bahaya seperti apa? Kenapa bicaranya nggak pernah lengkap sih? Saya nggak ngerti keadaan yang sebenarnya gimana! Kenapa bahaya? Mas Darius bilang kalau semua sudah baik-baik saja, dan kejadian penembakan serta penculikan tempo lalu nggak akan terjadi lagi!" Tak sengaja Ambar membeberkan apa yang pernah dirinya dan kakaknya alami.

Diraja menyipitkan matanya tatkala mendengar hal tersebut.

"Penculikan? Kalian pernah diculik?"

Ah, sial! Ambar keceplosan. Informasi ini seharusnya hanya diketahui oleh keluarganya saja!

"Cepat bilang! Apa kakak saya juga akan dalam bahaya? Bicara yang jelas, Mas Diraja!" titah Ambar yang membuat Diraja terkekeh sejenak.

"Bossy!" tutur Diraja pelan sebelum akhirnya dia berhenti terkekeh dan kembali duduk dengan tegak dan menampakan raut wajah seriusnya.

"Keluarga Ong dari Singapura sudah menargetkan perusahaan Darius dan perusahaanku untuk dihancurkan agar dia bisa masuk dan menguasai pasar Indonesia." Pria itu akhirnya mulai menjelaskan siapa dalang yang membuat kekacauan yang terasa dampaknya bagi Ambar.

"Mereka keluarga yang berbahaya. Memiliki jaringan bisnis bawah tanah yang kuat dan tersebar di Asia. Beberapa bulan lalu terungkap mereka menyabotase perusahaan kami."

"Singkat cerita, Darius mengungkap intrik tersebut dan akhirnya muncul pembicaraan mengenai merger kedua perusahaan untuk menjaga kedua perusahaan dari serangan keluarga Ong. Tapi sampai saat ini, pembicaraan merger masih terhalang dengan satu klausa yang ayah saya tekankan sejak awal," tambah Diraja panjang lebar.

Penjelasan tersebut membuat Ambar sedikit banyak akhirnya mengerti di mana titik sambung antara masalah bisnis kompleks antara Mas Darius dan Diraja–serta kaitannya dengan proposal pernikahan bisnis yang getol sekali diungkapkan dari pihak Sudibyo.

"Lalu kalau Danudihardjo dan Sudibyo nggak perlu merger, maka tak ada pernikahan yang dipaksakan, bukan? Mengapa kalian memaksakan merger jika tidak ada titik temu di antara diskusi bisnis kalian?" ungkap Ambar.

Ambar perlu tahu motif di balik Diraja sampai ngotot untuk menikah dengannya agar dia bisa menganalisa masalah ini. Banyak hal yang masih menjadi tanda tanya karena dia merasa Diraja tak menceritakan semuanya kepada Ambar. Masih ada hal yang ditutup-tutupi dari penjelasan pria di hadapannya ini.

Obsesi Sang PewarisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang