Bab 26

118 16 0
                                    

Pertemuan pertama Ambar dengan keluarganya akhir pekan lalu berjalan dengan begitu baik. Setelah memastikan 'deep talk' yang mereka berdua lakukan di dalam kamar Diraja telah selesai, Ambar membuka pintu dan kabur darinya.

Tak lama dari balkon kamarnya, dia melihat Ambar berbicara bertiga bersama ibu dan kakaknya. Mereka semua terlihat begitu kompak dan berbincang layaknya sudah mengenal lama. Ibu dan kakaknya begitu terbuka kepada Ambar. Satu hal yang sepatutnya Diraja syukuri. Setidaknya tidak akan ada drama antara Ambar dan keluarganya kelak.

Intinya malam itu pertemuan berjalan lancar dan mereka akan mengagendakan pertemuan keluarga kedua belah pihak secara formal dalam minggu ini untuk membicarakan pernikahan.

Awal pekan ini, Diraja kembali disibukkan dengan pekerjaannya dan dia menyingkirkan pikiran tentang calon istrinya yang terkadang suka mampir di saat-saat yang tak terduga.

Di ruang meeting kali ini, ayahnya ikut dalam meeting yang biasanya hanya dia lakukan bersama Arka dan Tito. Kali ini ayahnya bersikeras ingin mengetahui sejauh mana progress mengenai merger dan juga proyek real estate yang sedang berjalan.

Arka dan Tito sedang sibuk menjelaskan kepada Diraja dan ayahnya mengenai progress merger dan akuisisi dengan Danudihardjo Enterprise ketika Biantara datang mengetuk pintu ruang rapat dan melenggang masuk seraya menganggukkan kepalanya dengan hormat di hadapan ayahnya.

"Maafkan saya Om Amir. Saya baru selesai berdiskusi dengan tim marketing dan juga konsultan kita mengenai proyek real estate yang sebentar lagi akan kick off," ujar Bian menjelaskan kepada ayahnya sebelum dia duduk di samping Diraja dan meremas bahu Diraja dengan kasual.

"Tidak apa, silakan duduk Bian," ujar ayah dengan tenang sambil menganggukkan kepalanya.

Dia meminta Arka melanjutkan penjelasannya dan menganggap kedatangan Bian sambil lalu.

"Pak Amir, saya rasa Darius akhirnya setuju dengan terms and condition terbaru yang telah Anda tawarkan kepadanya." Arka memulai membuka diskusi penting mereka.

Arka yang memiliki posisi sebagai Corporate Secretary yang juga membawahi bagian legal departemen dengan tenang menjelaskan hasil terbaru proses merger dan akusisi dengan Danudihardjo Enterprise. 

Diraja tahu seberapa sibuknya Arka bolak-balik berkomunikasi dengan tim konsultan, tim Danudihardjo, hingga badan pemerintah seperti OJK dan BEI jika berkaitan dengan legal governance. Apalagi sebelumnya mereka berencana untuk go public dan permintaan itu terpaksa dibatalkan karena proposal merger akuisisi yang diberikan oleh Darius Danudihardjo untuk menyelamatkan Sudibyo Corporation dari kekurangan dana segar untuk ekspansi bisnis mereka. 

"Mereka setuju mengurangi jumlah saham perusahaan kita yang akan mereka akuisisi. Dan setuju dengan permintaan Anda untuk mengubah sepertiga bagian saham mereka menjadi milik Ambar Handayani setelah pernikahan terjadi," tambah Arka.

"Saya rasa langkah selanjutnya adalah mengenai audit menyeluruh dan due diligence yang dipersyaratkan tim Danudihardjo Enterprise atas perusahaan kita. Semua tinggal menunggu lampu hijau dari pemegang saham Sudibyo Enterprise dan aba-aba dari Anda selaku Chairman."

Arka memberikan berkas penting yang telah disusun oleh Diraja, Nina, Tito dan tim legal sebaik mungkin agar deal berjalan mulus, sehingga mereka bisa segera mendapatkan injeksi modal dari Danudihardjo untuk ekspansi sesuai dengan target tahunan Rapat Umum Pemegang Saham yang telah dicanangkan akhir tahun lalu.

"Sementara persiapkan sebaik mungkin, dan bisa kick off jika pertunangan Diraja sudah dilaksanakan. Sudibyo Corporation akan melakukan penandatanganan perjanjian untuk MA hanya jika Ambar dan Diraja menikah," jawab ayahnya dengan tegas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Obsesi Sang PewarisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang