Be Independent [Halilintar] || ｢𝘖𝘯 𝘎𝘰𝘪𝘯𝘨｣

• ⟡ ｢ 𝟎𝟖 - 𝐓𝐚𝐰𝐚𝐫𝐚𝐧｣ ⟡ •

⟡ ------------------------- ⟡

𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠
𝐃𝐨𝐧'𝐭 𝐟𝐨𝐫𝐠𝐞𝐭 𝐭𝐨 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐨𝐤𝐞𝐲𝐲?

⟡ ------------------------- ⟡

Halilintar terduduk di pinggir kasur miliknya. Pandangannya menunduk ke bawah, ke arah sebuah kertas berisikan beberapa tulisan. Disampingnya, ada sebuket bunga mawar yang tadi dititipkan untuknya.

"Apakah.. ini serius?"

Halilintar bergumam tak percaya. Iris ruby miliknya sedikit bergetar ketika membaca setiap kata yang ada di kertas di pegangannya.

Kertas itu pun tadi ada di dalam amplop yang terselip di dalam buket bunga mawar itu. Jika saja tadi Halilintar tak memperhatikan buket itu dengan seksama, mungkin ia tak akan sadar akan keberadaan amplop itu.

"Serius nih?" Gumam Halilintar masih tidak percaya.

Ia masih merasa tak yakin, akan isi dari surat itu. Entah kenapa, tapi ia merasa seperti ini hanyalah prank semata. Maksudnya.. isi dari surat itu lumayan tidak meyakinkan.

⟡ ------------------------- ⟡

⟡ ------------------------- ⟡

Halilintar seketika kembali mengusap matanya untuk yang kesekian kalinya. Berharap bahwa yang ia baca di surat itu bukanlah imajinasinya.

"Aduh.. kayaknya mataku rada minus deh.."

"Masak sih?"

Halilintar masih menggeleng tak percaya dengan apa yang baru saja ia baca. Ia pun terdiam selama beberapa menit, sampai akhirnya ia sadar akan sesuatu.

"Eh tunggu.. perusahaan Thunderstorm?"

Halilintar pun seketika membeku. Matanya mengerjap beberapa kali.

"Bukankah itu perusahaan yang selalu menjadi incaran kerjasama ayah?!"

• ｢⟡｣ •

"Solar.."

"Ya?"

"Sampai kapan kau akan membaca buku itu?"

Solar seketika memutar irisnya dan menatap malas Duri yang ada di depannya. Ia saat ini sedang membaca di kamar, dan Duri ingin sekali bermain dengannya.

"Sampai buku ini tamat!"

"Ish.. itukan buku fisika, mana mungkin tamat!"

"Mungkin, ini buku kan ada halaman akhirnya!"