2

5.1K 473 7
                                    

selamat membaca!

love,

ZheniteVirai

📖

Tiba-tiba terlintas di benakku bahwa pelayan itu baru saja dilukai oleh Tuan Heafen. Aku belum tahu bagaimana sifat asli Tuan, tetapi mendengar perkataan Margaret bahwa seorang pelayan perempuan pernah dibunuh, bukanlah hal yang tak mungkin jika pelaku yang melukai pelayan laki-laki itu adalah Tuan Heafen.

"Kau ... aku akan menolongmu!" seruku pelan dan segera mendekati pelayan itu. Kupegang lengannya untuk membantunya melangkah. Laki-laki ini telah meninggalkan jejak darah di sepanjang dinding yang tangannya sentuh. Aku akan membersihkannya nanti setelah mengobati luka pelayan ini. "Aku akan membawamu ke kamarku. Ada perlengkapan obat yang disediakan Nyonya Belle di setiap kamar pelayan. Ah, tidak. Lebih baik aku membawamu ke kamarmu agar kau bisa langsung istirahat di sana setelah aku obati. Di kamarmu pasti ada perlengkapan obat juga yang Nyonya Belle sediakan. Katakan, di mana kamarmu?"

Laki-laki itu tidak bicara. Dia menahan sakit di tubuhnya. Meski begitu, tetap saja laki-laki itu berjalan ke sebuah sebuah ruang. Aku cukup menjadi sandaran untuknya. Pelayan ini berhenti di depan sebuah pintu. Aku membuka gagang pintu dengan hati-hati dan pelayan ini segera masuk.

Aku belum tahu banyak ruangan di mansion ini. Aku belum tahu apakah para pelayan laki-laki berada di area yang sama dengan pelayan perempuan, tetapi sepertinya tidak mungkin kamar pelayan perempuan dan laki-laki berada di area yang sama. Akan tetapi, pintu ruangan yang baru saja kami masuki menjadi satu-satunya pintu yang berada di bagian lorong ini.

Ruangan ini cukup kecil untuk dikatakan sebuah kamar. Tak ada tempat tidur. Hanya ada sofa panjang. Setelah aku melihat sekeliling untuk memastikan lebih jauh karena ruangan ini hanya diterangi oleh lampu yang sedikit redup, ternyata ruangan ini berisi banyak rak buku. Ruangan ini bukanlah sebuah kamar, melainkan sebuah perpustakaan yang memanjang. Alasan mengapa hanya ada satu pintu di bagian lorong ini ternyata karena kami sedang berada di perpustakaan mansion yang cukup besar.

Jika mengira bahwa laki-laki yang aku pikir adalah pelayan ternyata adalah seseorang yang berpengaruh di mansion ini, maka sepertinya itu tidak mungkin. Lebih tidak mungkin lagi jika laki-laki ini adalah Tuan Heafen. Luka di tubuhnya terlihat seperti luka dari pedang panjang. Siapa yang akan melukai Tuan Heafen? Justru Tuan Heafen lah yang akan melukai orang lain.

Laki-laki itu meringis ketika duduk di sofa. Dia tak boleh menyentuhkan lukanya di tempat ini yang mungkin saja berdebu. "Aku akan membawakan perlengkapan obat untukmu!" seruku, pelan.

"Perlengkapan obat ... ada di sekitar sini," katanya. Dia berusaha bicara di tengah rasa sakitnya.

"Aku akan mencarinya!"

Mungkin dia adalah pelayan yang bertugas membersihkan perpustakaan sehingga dia memilih untuk ke ruangan terdekat yang paling dia tahu.

Teori ini jauh lebih jelas dibanding teori bahwa laki-laki itu adalah Tuan Heafen.

Aku mendapatkan kotak perlengkapan obat di sebuah rak yang berada dekat dengam meja. Segera kulangkahkan kakiku menuju pelayan laki-laki itu. Aku hampir menjatuhkan kotak obat karena memandang luka di punggungnya. Merinding.... Bagaimana mungkin dia masih bisa bertahan?

Aku melangkah buru-buru dan berhenti di hadapannya. "Kau...! Aku harus mengatakan hal ini kepada Nyonya Belle. Kau harus ke rumah sakit!"

"Tidak perlu," katanya dengan suara lemah. Dia mendongak dan membuatku tertegun sesaat. Tatapan tajam disertai darah di wajah laki-laki itu membuatku jadi tak ingin banyak bicara lagi.

My Lord is a TyrantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang