30

2.8K 330 32
                                    

happy reading!

love,

ZheniteVirai

30

"PEREMPUAN ITU TERNYATA ADALAH PENYIHIR!" seru seorang bangsawan setelah menyadari apa yang menimpa Kaisar Ares. "Saat ini Yang Mulia telah terkena ramuan cinta dari si pelaku kejahatan ini! Dia harus dihukum mati agar efek ramuan itu menghilang!"

"Siapa kau berani-beraninya pada cintaku?" Kaisar Ares menatap tajam bangsawan itu dan menarik pedangnya yang tertancap di lantai.

Gerakan Kaisar Ares mencurigakan, seperti akan menebas bangsawan itu, membuat Asia segera mendatangi Kaisar Ares dan menghadangnya. Dia tidak ingin melihat otak manusia secara langsung! Karena saat ini sepertinya Kaisar Ares terkena efek ramuan cinta, jadi tak mungkin, kan, Kaisar Ares tiba-tiba melayangkan pedang pada Asia?

"Tunggu, Yang Mulia! Jangan membunuh! Aku tidak ingin melihat darah! Membunuh bukanlah jalan keluar dari setiap masalah, malah hanya akan mendatangkan masalah baru." Lagipula, sudah terlanjur begini. Sekalian berakting menjadi gadis yang disayangi Kaisar.

"Benar kata Nona Anastasia, Yang Mulia. Membunuh bukanlah jalan keluar dari setiap masalah." Perdana Menteri lalu menatap bangsawan yang berbicara tadi. "Untuk saat ini, kita tidak bisa mengambil tindakan karena Yang Mulia sedang dalam pengaruh.... Ramuan cinta itu akan menghilang seiring berjalannya waktu. Saat Yang Mulia telah sadar, maka barulah kita memikirkan situasi selanjutnya."

Kalau begitu, Asia punya banyak kesempatan untuk kabur sebelum efek ramuan cinta pada Kaisar Ares menghilang.

"Aku tidak mau mendengar perkataan siapa pun." Kaisar Ares melepaskan jubah dan mahkotanya, memberikannya pada Sir Theodor. Dia lalu mendekat pada Asia dan menggendongnya. Asia mengerjap berkali-kali merasakan dirinya seperti melayang. "Aku hanya akan mendengarkan perkataan cinta sehidup sematiku."

Asia merinding seluruh badan mendengar kata-kata menggelikan itu.

Para Kesatria segera menyingkir saat Kaisar Ares keluar dari aula sembari menggendong Asia di sepanjang lorong. Asia meneguk ludah, terpaksa melingkarkan kedua tangannya di leher laki-laki mengerikan ini.

Pelayan-pelayan yang sedang membersihkan, segera menunduk dengan terkejut. Mereka pasti heran melihat Kaisar Ares yang kejam dan tak mau punya permaisuri, tiba-tiba menggendong seorang gadis yang terlihat ringan saat dia gendong.

Kaisar Ares menunduk, tersenyum manis. "Mulai sekarang kau akan tinggal di istana."

"O—oh, ya? Apakah aku akan mendapatkan kamar yang besar, Yang Mulia?"

"Tidak. Kau akan tidur di kamarku. Kita akan tidur bersama."

Asia mendelik. "Apa maksud Yang Mulia?" Asia menggoyangkan kakinya, memberontak. "Yang Mulia, biarkan aku berjalan sendiri."

"Tidak. Kakimu akan terluka jika menginjak lantai tanpa alas kaki," kata Kaisar Ares, berlebihan sekali. Padahal lantai yang dia lalui penuh dengan karpet lembut di setiap lorong istana.

"Kalau begitu, berikan aku kamar yang terpisah dengan segera!" seru Asia dengan suara keras. Dia tak peduli lagi menjadi perhatian para Kesatria maupun pelayan.

"Baiklah, tetapi untuk sementara kau akan tidur di kamarku."

"TIDAK!"

"Sir Axton." Kaisar Ares menyebut nama itu tiba-tiba. Asia mengintip seseorang yang muncul di belakang Kaisar. "Beritahukan Tuan Rodney untuk menyiapkan kamar terbaik untuk calon permaisuriku. Perintahkan juga untuk menyiapkan beberapa pelayan perempuan terbaik."

My Lord is a TyrantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang