33
Marquis Gregson menatap gerbang istana yang terlihat semakin dekat. Dia akhirnya tiba setelah dua hari perjalanan menunggangi kuda. Delton, pengawal bodohnya itu meminta ikut meski Marquis Gregson enggan untuk membawanya bersama. Dua kuda itu saling berpacu memasuki gerbang istana yang dibuka segera oleh para Kesatria penjaga setelah mengonfirmasi dengan pasti bahwa yang datang adalah Marquis Gregson dan pengawalnya.
Rumor bahwa Anastasia Hyacinth akan menjadi calon permaisuri sudah sampai ke wilayahnya. Marquis Gregson ingin mendengar faktanya secara langsung daripada mengirim surat kepada bangsawan lain yang menduduki kursi kabinet di istana Kekaisaran.
Belum ada pengumuman resmi mengenai hal itu, tetapi rumor yang biasanya berasal dari para pelayan istana biasanya memanglah sebuah kebenaran. Ditambah lagi Kaisar Ares tidak menghentikan rumor tersebut apalagi membunuh para pelayan yang telah menyebarkan rahasia, itu artinya Kaisar Ares memang tidak keberatan jika rumor itu tersebar luas.
Gadis perawan yang harusnya menjadi miliknya itu berakhir di pelukan Kaisar Ares, lawan terkuatnya. Marquis Gregson tertawa pasrah.
"Ada apa, Tuan?" tanya Delton saat mereka turun dari kuda. Seorang pelayan datang membawa kuda mereka ke tempat lain.
"Sepertinya sulit untuk membalaskan demdamku pada gadis itu." Marquis Gregson memasuki istana yang dijaga ketat oleh para Kesatria. Mereka membiarkan Marquis Gregson dan pengawalnya masuk karena sudah dikenali. Seorang pelayan laki-laki datang menghampirinya. "Di mana Yang Mulia Kaisar? Sampaikan padanya bahwa ada hal penting yang ingin disampaikan Marquis Gregson mengenai rumor yang beredar baru-baru ini."
***
Tadinya Marquis Gregson tak sabar untuk bertemu dengan laki-laki yang telah merampas gadis perawannya, tetapi bagaimana pun atmosfer yang tercipta setiap kali dia berada di dekat orang nomor satu di Kekaisaran Carlos itu selalu mencekam.
Meski terkadang bersikap kurang ajar pada Kaisar Ares, sejujurnya Marquis Gregson juga takut pada sepupunya itu. Dia beberapa kali melihat di depan matanya bagaimana Kaisar Ares tak berpikir panjang melayangkan pedangnya untuk menebas seseorang. Pernah, seorang terpidana mati yang berhasil ditangkap setelah sempat kabur dari penjara, dieksekusi langsung oleh Kaisar Ares. Marquis Gregson hanya berkedip dan terpidana mati itu sudah terbelah menjadi dua.
Mendiang Kaisar terdahulu saja yang merupakan ayah dari Kaisar Ares mati di tangan laki-laki itu, apalagi Marquis Gregson yang hanya sepupu. Dia harus cerdas dalam bersikap agar tak membuat Kaisar Ares marah.
"Terima kasih Yang Mulia karena telah meluangkan waktu untuk saya yang datang dari jauh."
"Aku tidak memintamu ke sini." Selain nada suara yang ketus, ekspresi di wajah Kaisar Ares juga terlihat tak senang dengan kemunculannya di sini.
"Benar." Marquis Gregson tertawa setelah menurunkan gelas tehnya. "Hanya saja saya penasaran dengan rumor yang beredar. Anastasia Hyac—"
Dalam sekejap, bagian tajam pedang menyambar kulit leher Marquis Gregson hingga mengeluarkan darah. Marquis Gregson tersenyum, menyembunyikan rasa takut dan sakit di lehernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lord is a Tyrant
FantasyAnastasia Hyacinth terjebak di dimensi lain dan memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menjadi penulis fiksi pertama di dunia itu, terutama di Kekaisaran Carlos. Dia bersembunyi di balik nama weivterces, kebalikan dari nama penanya di dunia aslinya...