32

2.5K 322 10
                                    

happy reading!

love,

ZheniteVirai

32

Asia merenggangkan kedua tangannya dengan mata tertutup sembari menguap pelan, terkadang mengeluarkan suara lenguhan. Dia lalu membuka mata. Sinar matahari yang masuk lewat jendela kamar dan pintu balkon yang terbuka beserta oksigen pagi yang begitu bersih membuat awal pagi Asia begitu segar dan menyenangkan.

Dia bangun dari tidurnya yang nyenyak. Sampai kapan Kaisar Ares ada di sini dan memeluknya?

Beberapa pelayan datang membawakan baskom berisi air dan handuk untuknya mencuci wajah. "Nona, air sangat dingin pagi ini, tetapi kami telah menyiapkan air hangat untuk Anda."

"Bagus! Terima kasih." Asia memejamkan mata setelah dia mencelupkan wajahnya di air yang hangat. Seorang pelayan lalu membersihkan air di wajah Asia dengan handuk.

"Karena rangkaian mandi cukup lama, Anda harus sarapan dulu." Setelah pelayan itu berkata demikian, pelayan lain datang, mengetuk pintu kemudian masuk setelah dipersilakan.

Pelayan itu mendorong troli makanan dan membawanya ke meja tunggal dekat jendela, lalu menyiapkan semuanya di atas meja itu.

Semua pelayanan ini hanya bisa membuat Asia tersenyum miris. Dia tak boleh lengah sedikit pun. Kaisar Ares akan membunuhnya jika kerja ramuan itu telah menghilang.

Jangan sampai dirinya terlena dengan semua ini dan lupa untuk kabur.

"Setelah mandi, aku ingin jalan-jalan di taman istana," kata Asia. Dia ingin melihat bagian luar istana untuk menyiapkan cara lain untuk kabur.

***

"Maafkan saya, Nona Anastasia. Yang Mulia Kaisar Ares tidak mengizinkan Anda keluar dari kamar."

"Apa...?" Asia menatap Tuan Rodney dengan tatapan tak percaya. Lagipula, apa yang dia harapkan dari Kaisar Ares yang sedang menjadi budak cinta itu? "Maksudnya, Yang Mulia akan mengurung saya di kamar terus?"

Tuan Rodney mengangguk pelan. "Ini demi kebaikan Nona Anastasia juga."

Asia menghela napas panjang. Asia telah mendengar dari seorang pelayan bahwa selain Sir Theodor, ada tambahan beberapa Kesatria lagi yang menjaga di luar kamar Asia.

Meskipun Asia adalah seorang introver berat, tetapi jika dia terus di kamar tanpa menulis buku atau menonton film sepanjang waktu sampai lupa makan, dia juga akan bosan.

Tuan Rodney telah pamit keluar dari kamar, lalu salah satu pelayan pribadi Asia yang tadi sempat keluar kini datang membawa nampan berisi tumpukan surat. "Ini, Nona. Surat-surat untuk Anda yang Anda minta tadi. Saya mengambil semuanya tanpa membuang si pengirim tanpa nama seperti yang Anda perintahkan sebelumnya." Pelayan itu menaruh nampan tumpukan surat di atas meja.

"Baiklah. Akan aku gunakan waktu luangku untuk membaca surat dari mereka." Saat Asia mengambil surat secara acak, dua pelayan berikutnya datang membawa tumpukan surat yang baru. "Banyak sekali...."

"Para gadis ibu kota dan para Lady sepertinya antusias dengan rumor tentang Anda yang akan menjadi calon permaisuri," kata seorang pelayan.

Yah, setidaknya Kaisar Ares tak punya pemikiran untuk membakar surat-surat untuk Asia. Mungkin salah satunya akan ada surat dari Ilayda atau Hiya yang terselip.

Sampai detik ini, Asia tak tahu nama para pelayan pribadinya. Asia tak ingin mengakrabkan diri karena suatu saat dia juga akan kabur dari istana.

Surat-surat resmi dari bangsawan lain dan surat informal dari rakyat jelata. Semuanya hampir sama, tentang Asia yang telah memenangkan hati Kaisar Ares dan merupakan tokoh utama perempuan dalam hidup Kaisar Ares. Ada banyak rumor yang mereka terka-terka sendiri, seperti Asia mungkin saja putri kerajaan taklukkan sampai rumor bahwa Asia adalah seorang putri kerajaan di luar Kekaisaran Carlos yang kabur. Dari beberapa surat yang Asia baca, Asia mengambil kesimpulan bahwa kebenaran di balik mengapa Kaisar Ares menjadi tergila-gila padanya tidak terungkap. Sepertinya, para saksi di aula menutu prapat fakta itu.

My Lord is a TyrantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang