happy reading!
love,
28
Sudah dua hari sejak Ilayda pergi entah ke mana dan Hiya memegang janjinya pada Ilayda untuk mengantar makanan dan mengambil bekas peralatan makan Asia di kamar Asia. Asia hanya boleh keluar ke kamar mandi. Padahal di lantai 2 ini, hanya ada 3 kamar tidur dan satu kamar mandi. Kamar Asia, Ilayda, dan Hiya. Jumlah kamar yang tepat untuk mereka sejak awal. Tak pernah ada pekerja restoran yang naik ke lantai 2 karena mereka adalah orang-orang yang sopan.
Mengapa Ilayda memperlakukannya seperti seorang tahanan? Sepanjang hari Asia hanya di bawah selimut. Dia tidak bisa memikirkan ide-ide untuk season 2 yang kerangkanya memang belum selesai karena setelah menyaksikan terpidana mati di tengah kota, semangat menulisnya jadi menurun.
Asia yang telungkup di atas tempat tidur, mengarahkan tangannya untuk membuka lemari gantung yang alasnya sejajar dengan ranjang. Dia mengambil kotak kecil yang terkunci. Di dalam sana ada Penpen dan kertas ajaib. Selama ini, Asia tak pernah mendengar kasus pencurian di sebuah rumah. Jadi, merasa aman dengan menyimpan kotak tersebut di lemari.
Dia menyimpan kembali kotak itu di lemari ketika didengarnya suara yang sedikit berisik oleh hentakan langkah di luar rumah. Diarahkannya wajahnya ke jendela perlahan-lahan. Gadis itu mengernyit, lalu membelalak dan segera mundur hingga hampir terjatuh ke bawah ranjang.
Para Kesatria yang membawa tombak dan mengenakan seragam formal seperti kain militer warna hitam dengan beberapa corak warna. Apa yang mereka lakukan di sekitar sini? Ini kan ujung ibu kota! Hanya ada jalan buntu berupa tembok tinggi yang membentang ke langit.
Bagaimana ini? Hiya pun sedang ke pasar untuk membelikan Asia camilan.
"EMILIA!" teriak Ilayda ketika gadis itu membuka pintu kamar. Untung saja Ilayda meneriaki namanya sehingga Asia tak begitu kaget. Ilayda terlihat seperti baru datang dari menjelajah ke tempat yang jauh.
"KAU DARI MANA SAJA? AKU SEPERTI TERPENJARA DI SINI!"
"MENGAPA KAU HANYA MENGENAKAN PAKAIAN DALAM?! PAKAI BAJUMU CEPAT!" seru Ilayda. Padahal Asia mengenakan pakaian tertutup, hanya karena sedikti tipis, orang-orang dunia ini menganggapnya pakaian dalam.
"Tunggu!" seru Asia ketika Ilayda membuka lemarinya dan mengambil sebuah gaun. "Kau sedang apa? Mengapa terburu-buru?"
"Pakai ini!" Entah perasaan Asia saja, tetapi Ilayda mengambil pakaian yang terlihat paling bagus. Gadis itu memakaikan gaun kepada Asia dengan terburu-buru. "Mereka sebentar lagi akan tiba! Mungkin pemimpinnya sedang berbincang dengan pekerja di restoran."
"SIAPA YANG KAU MAKSUD?!"
"PARA KESATRIA YANG AKAN MEMBAWAMU KE ISTANA!"
Asia membelalak. "HAAAH? KAU BERCANDA?"
"Sst, diamlah." Ilayda mengangkat sebuah botol kaca bulat yang terlihat tipis. Ada sebuh cairan berwarna ungu di dalam sana. Dia menaruhnya di kantong gaun Asia. "Maafkan aku, tetapi aku harus melakukan ini. Kaisar Ares akan membunuhmu sesaat setelah kau tiba di hadapannya, tetapi kau lihat apa yang di kantongmu tadi? Itu adalah ramuan untuk membuat Yang Mulia Kaisar menjadi baik padamu. Aku menghilang beberapa hari ini karena pergi ke hutan para peri untuk mencari ramuan itu. Lemparkan saja botol itu ke tubuh Yang Mulia jika kau ingin selamat."
"Ilayda..., mengapa kau tega melakukan ini?" Asia menatap Ilayda dengan tatapan penuh kekecewaan. Ilayda yang selama ini dia percayai telah mengkhianatinya demi uang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lord is a Tyrant
FantasiAnastasia Hyacinth terjebak di dimensi lain dan memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menjadi penulis fiksi pertama di dunia itu, terutama di Kekaisaran Carlos. Dia bersembunyi di balik nama weivterces, kebalikan dari nama penanya di dunia aslinya...