11

2.9K 290 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


vote dulu sebelum baca, yaa 😍 terima kasih❤️🫶🏻

1

Asia mendapatkan hadiah tiga gaun, dua pasang pakaian dalam, dan satu celana kain dari Hiya. Gadis itu tak khawatir kehabisan uang. Bahkan mempersilakan Ilayda—yang terlihat matrealistis itu—untuk membeli apa pun. Asia juga dipersilakan Hiya untuk membeli apa pun yang Asia inginkan, tetapi Asia sadar diri.

Hah. Meskipun Asia tak peduli uang, ternyata sulit juga hidup tanpa uang. Mungkin karena saat berada di dunia asli, Asia tidak kekurangan uang sehingga tidak pernah mengeluh dalam hal keuangan. Namun, sekarang dia bahkan tak memiliki satu koin perak. Dia berutang pada Ilayda dan kali ini berutang budi pada Hiya. Asia harus segera mencari sesuatu yang bisa mencetak novel pertamanya!

Selain mendapatkan hadiah berupa pakaian, Hiya juga yang membayar biaya menginap di sebuah penginapan yang terbilang mahal. Mereka hanya memesan satu kamar dengan dua tempat tidur karena Ilayda khawatir jika mereka berpisah-pisah. Katanya, mereka harus selalu bersama agar bisa saling melindungi. Apalagi si bontot Hiya yang paling muda di antara mereka.

Sudah dua hari dua malam mereka menginap di sana. Mereka juga mendapatkan layanan makanan yang diantarkan langsung ke kamar oleh pelayan penginapan. Mereka lebih banyak bermalas-malasan di kamar dibanding keluar penginapan untuk jalan-jalan. Tak ada tempat menarik yang bisa mereka kunjungi. Dua hari lalu, mereka makan di sebuah rumah makan pinggiran, lalu di sana ada banyak tentara bayaran. Mereka bercerita tentang kekecewaan mereka yang tidak dipanggil ikut dalam peperangan bersama Kaisar Ares. Asia sudah antusias mendengarkan lebih banyak, tetapi Ilayda menariknya pergi. Katanya, Hiya tampak tak nyaman melihat para lelaki berotot dan bertubuh besar.

Hiya terlihat tidur di tempat tidur seberang. Sementara Asia di tempat tidur satunya. Mata Asia terbuka sembari menatap langit-langit kamar penginapan. Padahal sudah pukul sembilan. Dia tidak bisa tidur sama sekali.

Ini membosankan. Seorang introvert sepertinya juga akan mati bosan jika hanya berbaring tanpa melakukan apa-apa. Jika ada sebuah televisi, komik, atau ponsel pintar, maka dia akan betah di kamar selama seribu tahun.

"HAH! AKU BOSAAAN!" Ilayda yang berbaring di sofa, berteriak dengan suara parau. Dia sudah menangis karena kecewa. Semua tiket kereta kuda yang akan memberangkatkan para penumpang ke desa terjauh sudah habis terjual.

"Berapa lama lagi kita harus menunggu?" tanya Asia.

"Tunggu!' Ilayda tiba-tiba terduduk. "Daripada di pedesaan, bukankah akan lebih baik kita menyewa sebuah rumah di Ibu kota agar bisa mendapatkan akses ke mana-mana?"

Asia melirik Ilayda. "Mengapa kau berubah pikiran?"

"Dengan hidup di kota, kita bertiga juga bisa berbisnis dan mendapatkan banyak uang! Kau pikir, kita bisa mendapatkan satu koin emas dalam setahun jika berbisnis di desa?"

My Lord is a TyrantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang