23
Dua pelayan di salah satu kamar terluas akademi itu menatap khawatir majikannya, Lady Edmonia, yang sedang berguling, terkadang cekikikan sendiri, terkadang senyum lebar. Penyebabnya adalah novel berjudul Sisi Manis Kaisar Tiran versi bersama putri Duke.
Ini adalah yang ke belasan kalinya Lady Edmonia membaca buku yang didapatkannya dari temannya, Lady Lettice. Lady Lettice sendiri mendapatkan novel itu dari pelayan di rumahnya dan menjadikan novel itu sebagai hak milik. Lady Lettice lalu meminjamkannya kepada Lady Edmonia, tetapi karena berasal dari keluarga di bawah Duke Edmund, Lady Lettice tak berani meminta novel kesayangannya itu.
Lady Edmonia tak akan mengembalikannya. Toh, di halaman novel ini tertulis bahwa novel ini tidak diperjual belikan. Siapa pun bisa memilikinya, kan?
"TIDAK! HALAMAN TERAKHIR!" Lady Edmonia duduk dengan panik. "ARGH! KENAPA HARUS TAMAT!"
"Lady..., Anda harus segera mandi dan memakai seragam. Sepuluh menit lagi pelajaran pertama akan berlangsung. Perjalanan menuju gedung akademi membutuhkan waktu. Anda akan terlambat—"
"BERISIK!" Lady Edmonia masih mengenakan pakaian tidurnya. "Kau tidak lihat? Aku sedang membaca buku! Kalian berdua harus menyuruh penulis itu melanjutkan novel ini."
"Saya akan mencarikan versi lain—"
"Bukan versi lain, tetapi lanjutan Kaisar dan putri Duke. Apakah baru saja kau berencana mencarikanku novel dengan versi gadis rakyat jelata atau gadis dari bangsawan miskin?"
"Maafkan saya, Lady."
"Aku tidak sudi membacanya."
"Tapi sampai saat ini, belum ada lanjutan cerita di setiap versi," kata pelayan satunya. "Bahkan katanya, tak akan mungkin ada lanjutan di semua versi novel itu karena kata tamat berarti benar-benar berakhir."
"Lakukan bagaimana cara agar penulis itu melanjutkan versi Kaisar bersama putri Duke!" Gadis berambut pirang itu menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga. "Bukankah buku ini bercerita tentangku dan Yang Mulia? Aku juga putri Duke. Rambutku pirang. Meskipun warna mata putri Duke di cerita ini hijau, tetapi bukankah penulis misterius itu terinspirasi dari visualku dan Yang Mulia Kaisar Ares? Kaisar di novel ini berambut hitam dan mata emas. Putri Duke seolah-olah perpaduan anak aku dan Yang Mulia di masa depan."
Dua pelayan berusia dua puluhan itu tampak panik. "Lady, bagaimanapun Yang Mulia Kaisar dan yang ada di buku itu berbeda."
"Diam kau."
"Bagaimana dengan Lord Callister, Lady...?" tanya pelayan satunya.
"Aku tidak mau peduli tentangnya lagi. Lord Callister tak ada apa-apanya dibanding Yang Mulia Kaisar Ares. Bagaimana mungkin kau menyamakan anak itu dengan Yang Mulia kita yang tampan dan telah berhasil menguasai banyak negara dalam masa pemerintahannya?" Lady Edmonia mengibaskan rambutnya ke belakang. "Berkat penulis novel ini, aku jadi melihat sisi lain dari Yang Mulia Kaisar Ares. Kalian mendengar kisah lama Yang Mulia, kan? Yang Mulia membunuh mendiang Kaisar terdahulu karena Kaisar terdahulu adalah tirani yang sebenarnya. Yang Mulia Kaisar Ares hanyalah korban kebengisan mendiang Kaisar terdahulu. Aku selalu mendengar dari Ibu, bahwa Yang Mulia Kaisar Ares begitu menyayangi mendiang permaisuri, ibunya. Berikan aku kertas dan pena."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lord is a Tyrant
FantasyAnastasia Hyacinth terjebak di dimensi lain dan memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menjadi penulis fiksi pertama di dunia itu, terutama di Kekaisaran Carlos. Dia bersembunyi di balik nama weivterces, kebalikan dari nama penanya di dunia aslinya...