Setelah perkuliahan selesai, Nathan dan Jevian berjalan beriringan menuju parkiran kampus. Langit siang itu masih mendung, ditutupi awan kelabu yang tebal, seolah menunggu waktu yang tepat untuk menumpahkan hujannya. Udara lembap dengan angin dingin yang bertiup pelan, menggoyangkan dedaunan di pepohonan kampus.
Suasana kampus masih ramai dengan para mahasiswa yang bergegas pulang atau berkumpul di bawah kanopi, mencari perlindungan dari kemungkinan hujan deras. Nathan melirik Jevian yang berjalan di sampingnya, memastikan sepupunya baik-baik saja. Ia tahu betul Jevian tidak boleh terlalu lelah, terutama di cuaca yang tidak menentu seperti ini. Nathan memperlambat langkahnya, menyesuaikan dengan Jevian yang berjalan pelan.
Setelah mereka akhirnya tiba di parkiran, Nathan segera mengeluarkan kunci mobilnya.
"Masuk, Jev," Nathan membuka pintu mobil untuk Jevian dengan senyuman yang lembut, tangannya tetap menahan pintu agar Jevian bisa masuk dengan nyaman. Jevian menurut dan duduk di kursi penumpang yang ada di sebelah kursi kemudi, sementara Nathan berputar ke sisi pengemudi, duduk, dan menyalakan mesin mobil.
Tepat saat mereka masuk ke dalam mobil, tetesan air pertama jatuh dari langit, diikuti oleh gerimis yang mulai turun. Nathan tersenyum tipis, seolah merasa lega karena mereka berhasil menghindari hujan yang datang tepat waktu, seakan-akan langit tahu ia ingin melindungi Jevian dari gerimis itu.
Di dalam mobil, suasana terasa tenang. Nathan menyalakan AC untuk menyejukkan kabin, lalu menghidupkan lagu favorit mereka yang ringan dan menenangkan. Mobil meluncur pelan keluar dari kampus.
Setelah beberapa menit dalam perjalanan, Jevian menoleh dan berkata dengan nada khawatir, "Nath, kenapa sih lo tetep aja nganterin gue pulang? Padahal, lo masih ada kegiatan lain kan di kampus? Nggak apa-apa kok kalau lo nggak bisa nganterin gue pulang hari ini. Gue kan bisa minta Pak Rangga buat jemput gue ke kampus? Gue nggak enak aja kalau lo harus bolak-balik nanti, habis nganterin gue pulang ke rumah, lo masih harus ke kampus lagi buat ikut kegiatan."
Nathan memang dikenal cukup aktif dalam berbagai kegiatan kampus, sehingga ia harus mengelola waktunya dengan ketat. Salah satu kegiatan yang dia ikuti adalah UKM MSA (Medical Student Association), sebuah organisasi kemahasiswaan di fakultas kedokteran yang sering mengadakan berbagai acara dan rapat untuk mendukung pengembangan akademik dan profesional mahasiswa kedokteran. UKM ini berfungsi sebagai wadah bagi mahasiswa untuk berpartisipasi dalam seminar, workshop, dan kegiatan lain yang berkaitan dengan bidang medis, serta membantu mereka membangun jejaring profesional di dunia medis. Keaktifannya di MSA membuatnya harus membagi waktu dengan cermat antara kuliah, kegiatan organisasi, dan waktu pribadinya. Karena itu, Jevian merasa khawatir jika Nathan terlalu terbebani dengan bolak-balik antara rumah dan kampus.
Nathan menoleh sekilas, senyum kecil menghiasi wajahnya. Ia lalu kembali fokus ke jalan sambil menjawab, "Jev, gue yakin lo juga pasti udah tahu jawabannya kenapa gue tetep nyempetin buat nganterin lo pulang dulu, kan? Lo nggak perlu nanya lagi. Gue lebih tenang kalau gue yang nganterin lo pulang. Lo nggak usah ngerasa nggak enak gitu. Gue nggak apa-apa kok kalaupun mesti bolak balik. Ini kan juga bukan permintaan lo, ini kemauan gue sendiri buat nganterin lo pulang dulu dan mastiin lo selamat sampai rumah. Lagian, rapatnya juga masih nanti. Ini masih ada waktu satu jam lagi, santai aja."
Jevian hanya bisa mengangguk, hatinya sedikit tersentuh. Nathan selalu seperti ini, penuh perhatian dan tidak pernah menganggap bahwa merawatnya adalah sebuah beban. Di tengah-tengah perasaan canggung yang sedikit melingkupi, Jevian tersenyum kecil, sedikit terhibur oleh sikap Nathan yang selalu memastikan ia dalam keadaan baik-baik saja.
Sesampainya di rumah Jevian, Nathan memarkir mobilnya dengan rapi di halaman. Ia melirik jam tangannya sekali lagi, memastikan bahwa ia masih punya waktu cukup sebelum rapat dimulai. Mereka berdua turun dari mobil, dan Nathan berjalan di samping Jevian, memastikan langkahnya stabil saat menuju pintu depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEVNATHAN || JENO × JAEMIN
Teen FictionDILARANG PLAGIAT !!! ❌ Bagi yang belum baca cerita "MY FAMILY MY DOCTOR", disarankan buat baca cerita itu dulu sampai selesai ya karena cerita ini lanjutan dari cerita itu👌🏻