5.DUA RANJANG:SAKIT

458 44 21
                                    

Bab 5🥀
______________________

"Aku kurang apa?"
Adalah kalimat paling menyakitkan yang aku tanyakan pada orang yang kuberi seluruh cinta ku.

_______________________
.
.
.

Ia berjalan melewati lorong yang belum terlalu ramai, kepala yang sering kali ia tundukan kini ia angkat agar sejajar dengan orang-orang yang berada di samping nya. Ia nampak lebih cerah dengan lipstick merah yang jarang atau bahkan tak pernah ia gunakan. Kemeja putih dengan satu kancing yang sengaja ia lepas membuat nya nampak lebih panas dari biasanya, celana hitam nya sama sekali tak menutupi lekuk tubuh nya yang memang masih sama seperti dulu.

"Wah, gimana rasanya tinggal serumah..mmm I mean dimadu?"

Wanita itu menatap perempuan yang menghampiri nya, sengaja perempuan ini berangkat lebih pagi untuk menemani Azura.

"Bisa, tapi mati. "

"Hari ini mereka bulan madu" Perempuan bernama Nadia Olivera itu menatap Azura, dari riasan Azura yang lebih segar menunjukkan jika Azura menyembunyikan kesedihan nya.

Nadia meletakkan tangannya di pundak Nadia, ia menepuk-nepuk pundak Azura. "Udahlah, bukan masalah besar tinggal yakinin diri mu aja kalau kamu baik-baik aja"

Azura menghela napas berat. "Nggak segampang itu, Nad. "

Azura berkaca pada cermin dari jendela kelas-kelas yang ada di sekitar mereka, rambut nya terkuncir rapi dan menyisakan beberapa helai yang menambah daya tariknya.

"Kamu cantik loh, masa rela dimadu"

Azura menatap Nadia. "Aku cuma cantik, tapi mandul. "

"Aku nggak bisa jadi Ibu. " Nadia menatap Azura, lalu memegang kedua bahu Azura.

"Azura bangun, ini 2024!!"

"Cara jadi Ibu nggak cuma harus melahirkan anak kandung mu, bisa juga adopsi, banyak cara nya Azura!!"

"Kalau Reyhan cinta ke kamu, dia nggak akan poligami, dia harusnya adopsi anak daripada menyakiti orang yang dia cintai!!"

Azura menatap Nadia dengan mata yang mulai berair, ia berjuta kali menolak ucapan Nadia, tapi Nadia benar. Nadia mungkin menjadi salah satu orang yang cukup tahu tentang kehidupan Azura, lebih tepatnya pernikahan kedua Reyhan dan apa yang Azura alami hingga tak bisa melahirkan anak.

"Nad, aku nggak mau bicara tentang ini lagi. " Azura menghela napas panjang, ia sudah sangat pusing memikirkan rumah tangga nya bahkan Azura pergi ke Sekolah tanpa pamit, tentu saja karena Reyhan harus menyiapkan keberangkatan nya.

Nadia menatap Azura yang berlalu dari hadapan nya, ia menatap iba wanita itu. Jika saja Nadia di posisi Azura, lebih baik ia mundur daripada menjalani sesuatu yang tak layak untuk dijalani.

_____________________________


Reyhan, sesekali ia menatap layar ponsel nya, sejak pagi Azura tak membaca pesan yang ia kirim. Azura juga tak pamit saat pergi, bukan salah Azura, tapi Reyhan yang terlalu sibuk dengan Kinan.

Sekarang Reyhan memang bersama Kinan, ia memilih tempat yang tak terlalu jauh atau lebih tepatnya tak sampai ke luar negara, berbeda saat dengan Azura. Kali ini ia hanya merayakan sesuatu yang seharusnya tak dirayakan.

Jika bukan karena permintaan Ayah nya yang sedang di rawat di Rumah Sakit, Reyhan tak akan mau pergi dengan Kinan. Tetapi berkali-kali sang Ayah meyakinkan Reyhan agar Reyhan segera memiliki keturunan dari darah dagingnya.

"Mas, kok di sini?"

"Nggak mau istirahat aja di kamar?" Kinan keluar dari kamar mereka untuk menghampiri Reyhan yang tengah merenung di balkon kamar mereka. Perempuan yang menggunakan piyama kimono berbahan satin dengan potongan rendah itu sengaja menghampiri Reyhan, Toh, Reyhan adalah suaminya.

Reyhan menggeleng. "Kalau kamu istirahat, silakan. "

Kinan meraih satu tangan Reyhan meskipun dengan penuh keraguan, tapi pada akhirnya ia berhasil meraih tangan suaminya. "Ini malam dan kita baru sampai loh, kamu butuh istirahat Mas"

Kinan tersenyum manis pada Reyhan, ia meyakinkan pria itu agar mau bersama nya. Di sini hanya ada mereka berdua sebagai pasangan suami istri.

"Ya, " Reyhan hampir menarik tangannya dari tangan Kinan, tapi dengan cepat Kinan menggengam nya erat.

"Ayo Mas" Kinan menatap Reyhan, lalu berjalan dan diikuti oleh Reyhan.

Tempat ini cukup mewah dan romantis dengan hamparan pantai yang terlihat jelas, sangat menyenangkan jika sepasang suami istri menghabiskan waktu di sini. Jika itu adalah Azura, pasti Reyhan tak keberatan untuk menatap di sini meski cukup lama.

Reyhan menatap Kinan yang melapaskan piyama nya, meninggalkan lingerie yang tentu saja memperlihatkan lekuk tubuh nya.

"Kinan, aku butuh waktu. " Kata Reyhan tanpa ragu.

Kinan menatap Reyhan, ia meletakkan satu tangannya di pundak Reyhan. "Aku tahu Mas, tapi aku istri mu"

"Aku meminta hak ku. " Kinan menatap Reyhan dengan tatapan lugu nya, ia seorang istri yang meminta hak nya pada suaminya. Tak ada yang salah dengan itu.

__________________________


Gelas wine di genggaman nya terjatuh ke lantai, ia langsung menangis terisak di pelukan sang sahabat dalam keadaan tak sadar.

"Mas, kurang ku apa!?"

"Kurang ku terlalu banyak?"

"Aku seenggak berguna itu selama jadi istri mu?"

Kalimat itu terdengar biasa saja bagi orang lain, tapi itu adalah kalimat paling menyakitkan untuk Azura, ia merasa begitu tak berguna nya hidupnya sebagai istri Reyhan, bahkan setelah seluruh cinta nya sudah ia berikan pada Reyhan.

"Azura, kita pulang kamu mabuk berat" Dengan kesulitan Nadia menuntun Azura keluar dari tempat yang seharusnya tak Azura datangi. Azura hanya ingin melupakan masalahnya, Azura sudah tak sanggup dengan apa yang ia alami, Azura sakit, Azura lelah, ia lelah menyembunyikan kesakitannya.

_______________________________



Nadia begitu menyesal karena menuruti perkataan Azura untuk datang ke tempat hiburan malam, tapi di satu sisi, Nadia ikut merasakan sakit itu. Azura terus meracau berbagai kata yang tentu saja orang mabuk mengucapkan apapun secara jujur.

"Aku jaga nama baik mu di depan Ibu ku, Mas"

"Aku bela kamu Mas! Aku jaga nama baik mu!"

Nadia melirik Azura, mata wanita itu terpejam, pipi nya basah karena air mata dan mulut nya terus bersuara menyuarakan kesakitannya.

Nadia tak bisa membayangkan bagiamana perasaan Ibunda Azura yang tak tahu jika putri yang ia besarkan penuh cinta, ia sayangi dan ia jaga bahkan ia percaya pada Reyhan, tapi justru putri nya mengalami hal yang paling menyakitkan bagi setiap wanita. Dimadu.

Nadia menjadi satu-satunya orang yang tahu tentang Azura, meski tak semua nya, tapi Azura lebih suka bercerita kepada sahabat nya daripada keluarga nya yang akan membebani pikiran keluarga nya. Terutama Ibu nya.

Nadia melihat kesakitan Azura, kesakitan yang seharusnya Reyhan sembuhkan, tapi justru Reyhan yang memberikan kesakitan itu.

_________________________
Bersambung
_________________________

Part terpendek, terlalu nyesek mau nangis dulu😭😭gamau tau Azura harus jadi raja iblis aja😈😈
.
.
Semoga ada notifnya yaa, terimakasih 🧡🧡

Dua RanjangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang