22. Bertanggungjawab

879 54 7
                                    

Bab 22
________________

Happy Reading

_________________
.
.
.

Sudah tiga hari sejak Azura pulang dari Rumah Sakit, ia menjalani hidup nya seperti biasa dan tetap mengajar meski Kedric tak merekomendasikan nya. Selain itu, Azura juga belum berani mengatakan kehamilannya pada Asmiranda, Ibu nya. Meski ini kabar bahagia, tapi tetap saja Azura telah hamil di luar hubungan pernikahan.

Asmiranda akan marah meski ia merestui hubungan Azura dengan Kedric, terlebih lagi Azura masih proses menunggu status nya sah sebagai seorang janda dan diizinkan menikah lagi dengan pria lain.

Azura berjalan menyusuri koridor setelah selesai mengajar dan waktu untuk pulang, ia lebih bebas sekarang meski ada beban tentang kehamilan dan pernikahan.

"Azura, " Suara itu, suara yang tak asing untuk Azura. Langkah Azura berhenti, wanita dengan rambut tergerai rapi itu menengok ke belakang tubuhnya.

"Reyhan. " Gumam nya pelan, ia menatap makhluk yang tiba-tiba muncul di hadapannya ini. Azura merasakan kesedihan pada wajah Reyhan, tapi mana mau Azura peduli karena mereka tak memiliki hubungan apapun.

"Maaf" Satu kata itu terucap dari bibir Reyhan, ia menatap Azura. Ada rasa syukur di hati nya karena ia bisa melihat Azura lagi setelah cukup lama dan Azura terlihat sangat baik-baik saja tanpa nya, bahkan lebih bahagia.

Reyhan pembawa luka, ia cukup menyadarinya.

"Nggak ada guna nya juga aku dendam ke orang kayak kamu. " Reyhan mengangguk, itu terdengar menyakitkan, jika saja ia tak bodoh mungkin sampai saat ini Azura masih berada di sisi nya.

"Azura, aku minta waktu kamu sebentar, bisa?" Ucap nya lirih, seperti putus asa dan kesedihan.

Azura menaikkan satu alisnya, lalu menggeleng sebagai jawabannya. "Aku nggak punya waktu---

"Aku hampir gila tanpa mu." Ucap Reyhan sebelum Azura menyelesaikan perkataannya, mata nya memerah hampir menjatuhkan bulir air mata, tapi tatapannya tertuju pada wanita yang berdiri dengan jarak di hadapannya.

Azura tersenyum miring.

"Aku pernah mengalami lebih parah dari yang kamu alami sekarang, jangan terlalu merasa paling tersakiti. "

"Yang kamu tabur, itu yang kamu tuai. "

Mereka yang dulunya saling mencintai dan mengasihi sekarang berdiri berhadapan sebagai dua orang asing, ya hanya dua orang asing. Sedekat apapun mereka di masa lalu, akan ada masa di mana dua orang yang begitu dekat akan menjadi jauh dan asing.

Reyhan mencoba bernapas tenang, tapi rasanya berat sekali. Wanita yang ia cintai, wanita yang dulu berada di samping nya kini seperti bukan wanita yang pernah menjadi istrinya selama hampir lima tahun.

"Azura.. Ternyata aku yang bermasalah" Reyhan sudah meneteskan air mata nya di hadapan Azura, tak peduli jika orang lain melihat nya. Reyhan sedang memberitahukan tentang kesakitannya.

"Bermasalah apa?" Tanya Azura yang nampak biasa saja menatap Reyhan.

"Aku.. mandul begitupun dengan Kinan. " Azura sedikit terkejut dengan berita itu, ada kesenangan kemenangan dalam hati nya ketika mendengar kabar yang Reyhan sampaikan. Sungguh ironi.

"Kecil kemungkinan kami.. bisa memiliki anak" Suara Reyhan bergetar, oleh sebab itu Azura percaya jika pria ini benar-benar menyedihkan.

"Aku turut berduka. " Kata Azura singkat.

Dua RanjangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang