Bab 21
________________Ngeri kali baca judul nya😰😰
.
.
Happy Reading____________________
.
.
.Pria itu duduk di tengah ramai nya pejalan kaki, suara-suara bising yang terdengar tak dapat mengalihkan pikirannya dari apa yang terjadi pada nya.
Ia menundukkan wajah nya, sesekali mengusap wajahnya dengan kedua tangannya, frustasi setelah mendapati rekam medis tentang diri nya. Apa yang ia alami benar-benar membuat nya tak berharga, malu dan menyedihkan.
"Azura," dengan lemah mulutnya mengucapkan nama sang mantan istri, ia yang bersalah.
Setelah tiga hari berada di Singapura untuk menjalani berbagai pemeriksaan dengan istrinya, Kinan. Masalah di temukan, Reyhan bermasalah sperma nya tidak subur dan kemungkinan besar ia mandul.
Sedangkan Kinan mengalami penebalan dinding rahim yang memungkinkan Kinan sulit untuk mengandung.
Reyhan seperti tertikap ribuan pisau, padahal dulu Azura yang di vonis tak bisa memiliki keturunan, tapi mengapa justru ia yang mengalaminya sekarang. Masalah ada di dirinya setelah semua sudah ia putuskan.
Ia memutuskan menikah dengan Kinan, ia menyakiti Azura, ia menyalahkan Azura dan pada akhirnya Reyhan setuju berpisah dengan Azura. Padahal berapa banyak pun istri yang Reyhan miliki, ia tak akan bisa memiliki keturunan yang berasal dari darah daging nya.
Ingin rasanya Reyhan berteriak, ia merasa jatuh , ia berada di titik terendahnya sebagai seorang laki-laki. Ia tak seperti laki-laki sempurna di luar sana, ia hancur, ia kehilangan harga dirinya sebagai seorang laki-laki.
_________________________
Azura mengamati pria yang lengkap dengan snelli serta stetoskop nya, di belakang nya seorang Perawat membawa Termometer beserta beberapa rekam medis Pasien, termasuk juga Azura.
"Ada keluhan lain?" Azura menggeleng, sudah dua hari Azura di rawat, tapi Kedric belum memberitahu apa yang terjadi dengan nya, pria itu hanya memberi obat-obat dan memaksa nya makan teratur selama Azura di rawat. Padahal Azura sudah sangat jengah, seumur hidup hanya dua kali Azura di rawat, itupun sebelum menikah dengan Reyhan.
"Jadi, boleh pulang kan?" Dokter yang memeriksanya menjauh, pria itu menatap Perawat mengisyaratkan agar Perawat yang ikut bersama nya lebih dulu keluar dari ruangan Azura di rawat.
"Aku mau pulang, aku sesehat ini kenapa di rawat?" Azura mengeluh kesal, setelah di ruangan itu menyisakan diri nya dan Dokter yang memeriksa nya.
"Setelah pendarahan kamu masih bilang kalau kamu sehat?"
Azura mengubah posisi nya menjadi duduk, ia muak di sini, tangan nya sudah sangat gatal karena infus di tangan nya. Kedric benar-benar menyiksa Azura dengan cara ini.
"Ya mungkin karena menstruasi atau karena aku telat menstruasi, "
"Itu wajar tahu, masa kamu Dokter nggak tahu" Protes Azura dengan kesal, bukan karena tak memiliki etika, tapi Azura benar-benar tak betah di tempat ini.
Kedric menghela napas berat melihat tingkah wanita yang menjadi kekasih sekaligus Pasien nya ini.
"Aku sudah konsultasi ke Dokter Obgyn."
"Kandungan kamu sudah memasuki usia enam minggu. "
Azura yang pada awal nya tak bisa diam untuk memaksa Kedric agar memulangkan nya, kini mendadak diam setelah Kedric menyebut Dokter Kandungan dan usia kandungan, Azura tak mengerti, tapi detak jantung nya lebih cepat daripada sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Ranjang
RomanceAdult Story! Hati orang bisa berubah kapan saja, benarkan? Sama hal nya dengan Azura dia yang semula sabar melalui hidup dengan suami serta istri kedua suami nya lambat laun ia berubah memunculkan sifat lelahnya. Azura yang pada awalnya sabar karen...