Chapter 8

0 0 0
                                    

Pemeriksaan lebih lanjut telah dilakukan pada Crystal, Inho telah sampai kepada kesimpulan dan kini tengah duduk di balik meja kerjanya bersama Kang Sora yang bersiap mendengarkan hasil pemeriksaan sang artis.

"Nama penyakitnya disebut CPVT atau Catecholaminergic Polymorphic Ventricular Tachycardia. Artinya adanya gangguan ritme jantung yang terlalu cepat di ruang bawah jantung yang disebut ventrikel. Biasanya penyakit ini dimulai pada masa anak-anak atau remaja, tapi dalam kasus pasien Crystal Jung, hal itu baru terjadi di usia dewasa."

"Penyebab CPVT ini pada umumnya karena cacat gen yang diturunkan orang tua ke anaknya. Olahraga yang intens, stress emosional, suhu tubuh yang tinggi atau dehidrasi, perubahan hormon yang terjadi selama hamil atau siklus menstruasi, serta obat-obatan adalah pemicu lainnya. Namun dalam kasus pasien Crystal Jung, CPVT ini tidak disebabkan oleh faktor genetik keturunan."

"Kalau begitu, apa penyebabnya, dok?" tanya Sora.

"Saya pikir pasien Crystal Jung sangat paham akan kondisi dirinya sendiri. Seperti yang telah saya sebutkan tadi, salah satu pemicu CPVT adalah olahraga intens, stress emosional dan konsumsi obat-obatan yang dapat mempengaruhi sistem katekolamin. Sedangkan pasien Crystal Jung adalah seorang artis."

"Dia memang selalu stres hingga mengonsumsi obat antidepresan," gumam Sora setelah teringat apa yang terjadi pada Crystal selama ini. "Ternyata itu semua memicu penyakit seperti ini. Seberapa bahaya CPVT ini, dok?" tanyanya lebih lanjut.

"Seperti apa yang telah terjadi sebelumnya, jantung pasien Crystal Jung dapat berhenti secara tiba-tiba dan itu menyebabkan kematian jika tidak segera diberi penanganan seperti CPR atau defibrilator untuk mengembalikan detak jantungnya. CPVT juga hanya terjadi pada satu dari sepuluh ribu orang. Secara singkatnya, penyakit langka ini sangat berbahaya dengan resiko kematian yang tinggi," jelas Inho.

Sora terdiam, terlihat dengan jelas kesedihan pada air wajahnya. Hingga Inho memilih untuk melanjutkan penjelasan. "Jangan khawatir. Meski tidak ada penyembuhan mutlak, CPVT dapat dikontrol dan resiko kematian mendadak dapat dikurangi," ungkapnya kemudian, memberi secercah harapan pada manajer tersebut.

***

Suara bel terdengar. Sara segera bangkit untuk membuka pintu dengan dugaan bahwa Hiro pasti telah tiba untuk menjemput Sunghan, karena jika itu Inho atau Sandy mereka tidak perlu repot menekan bel dan langsung memasukkan pin. 

Dugaan Sara tervalidasi setelah membuka pintu. Benar saja, Hiro datang dengan balutan jaket hitam serta topi putih. Meski dengan tampilan sederhana, jujur dia terlihat tampan malam ini. Sara sempat terpaku barang sejenak, namun itu sangat sebentar karena ia secepat mungkin menyadarkan dirinya sendiri.

"Masuklah, Sunghan telah tertidur di dalam."

Ia mempersilakan Hiro untuk masuk dan menuntunnya ke dalam kamar di mana Sunghan tertidur. Hiro menghentikan langkah tepat di ambang pintu kamar. Setelah melihat Sunghan yang tertidur dengan tenang atensinya beralih pada Sara yang menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Kau yakin ingin aku membawanya pulang? Aku membawa perlengkapan Sunghan jika kau menginginkannya bermalam di sini. Seperti yang telah kukatakan sebelumnya."

"Jangan mencoba melemahkan pertahananku." Sara menggeleng dengan senyum paksa. "Aku benar-benar tidak bisa, Hiro." Hiro terdiam, membiarkan mereka berada pada situasi itu barang sejenak, sementara otaknya sibuk memutar balik memikirkan cara lain untuk mempunyai lebih banyak waktu bersamanya.

"Kalau begitu, bagaimana dengan ramyeon?"

Sara kembali menggeleng. "Pulanglah," potongnya.

"Kalau sekaleng bir?" Ia menatap pria itu jengah hingga Hiro kembali terbungkam selama beberapa detik. "Baiklah jika kau memang tidak mau." Dengan pasrah pria itu mendekati Sunghan dan menggendongnya perlahan. Saat sampai di ambang pintu utama pria itu berbalik melihat Sara yang menatap dengan mata sayu. "Selamat malam. Istirahatlah dengan baik."

Nap of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang