Chapter 9

0 0 0
                                    

Berkutat dengan pasien di ruangan operasi yang berlangsung selama sekitar enam jam sejak pukul sebelas siang tadi belum cukup membuat Sara bisa segera beristirahat, ia harus melakukan visite setelah operasi ditambah seorang pasien lain yang membutuhkan penanganan darurat. Alhasil Sara baru bisa mengistirahatkan tubuhnya saat bumi bagian Korea Selatan gelap dan semakin larut.

Masih dengan scrub Sara bersandar pada sofa, menghela napas berat dan memijat pelan tubuhnya yang kelelahan. Matanya menutup saat terdengar suara ketukan di pintu yang segera dibuka setelah ia menggumam.

"Apa aku mengganggu?"
Pertanyaan yang terlontar dari suara familiar membuat Sara mengangkat kepala dan membuka mata, menemukan mantan suaminya berdiri di ambang pintu sembari mengulas senyum tipis. Kedatangannya instan membuat Sara mengernyit.

"Kudengar dari Logan dan pacarnya, kau baru punya waktu beristirahat sekarang dan belum makan, jadi aku membawa ini." Hiro menunjukkan kantong yang sejak tadi disembunyikan di belakang tubuhnya. Melihat inisiatifnya entah kenapa Sara tak mampu memberi penolakan. Hingga akhirnya ia menegakkan tubuh dan memperbaiki posisi.

"Masuklah."

Dengan senyum tertahan Hiro masuk dan menutup pintu. Pria itu meletakkan kantong yang dibawanya ke atas meja lantas duduk di sofa yang berbeda dari Sara, di single sofa. Tak berhenti di situ, tangannya terus bergerak mengeluarkan makanan dari kantong dan membukanya. Pria itu bahkan membukakan sumpit untuk Sara, kemudian berdiri untuk mengambil segelas air dari dispenser yang ada di dalam ruangan ini.

Belum cukup datang tiba-tiba membawa makanan, semua sikap perhatian dari Hiro membuat Sara hanya mampu menerimanya dalam diam dengan perasaan yang semakin canggung. Ia meneguk air yang baru saja diambil Hiro kemudian bergerak menyantap makanan dengan ragu.

"Emm... kau tidak makan?" Setelah melakukan perdebatan kecil di pikirannya, pilihan Sara jatuh pada menanyakan hal basa-basi pada sang mantan suami.

"Aku sudah makan."

Hening kemudian. Selama Sara makan, tidak ada yang Hiro lakukan kecuali memandangnya yang malah membuat rasa canggung memenuhi area udara Sara. Demi menyelamatkan diri dari situasi canggung, dengan penuh pertimbangan ia mencoba membuka topik lain untuk mengalihkan.

"Mana Sunghan?"

"Dia sedang bermain di taman rumah sakit bersama Suwon dan Loey hyung, mereka belum pulang karena Sandy yang mendadak harus melakukan operasi darurat."

"Kau sendiri?" Mata Sara beralih pada snelli yang masih melekat pada tubuh Hiro. "Kenapa belum pulang?"

"Aku?" Ada jeda beberapa detik, pria itu tampak ragu melanjutkan. "Aku sengaja menunggumu," ungkapnya membuat Sara hampir tersedak. Mata Sara melebar, namun ia segera meneguk air untuk membantu menetralkan keterkejutan yang dirasakannya.

"Sengaja?" Tanpa sadar nada suara Sara semakin tinggi, menunjukkan bahwa ia menjadi sensitif menyangkut hal ini.

"Aku..." Entah kenapa Hiro merasa jadi serba salah di sini. "Aku minta maaf jika kau tidak suka." Kendati telah berusaha mencari alasan lain untuk dikatakan, yang ditemukannya hanyalah itu, pikirannya dipenuhi oleh perkataan maaf dan hatinya merasa bersalah.

Sara menghela napas dalam sebelum kemudian kembali menatap Hiro. "Berhenti meminta maaf, kau tidak salah apa-apa. Aku yang minta maaf karena tiba-tiba menjadi sensitif. Maaf, semuanya masih begitu sulit bagiku." Ia kembali meneguk air minum, lantas melanjutkan makan.

"Tak apa, aku mengerti kondisimu. Terima kasih setidaknya telah jujur dan tidak membenciku."

"Aku tidak punya alasan untuk membencimu."

Nap of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang