Chapter 7

4 1 0
                                    

{Ibu Sunghan: Di mana kau?}

{Me: Di ruanganku}

Tidak butuh waktu yang lama setelah membalas pesan itu, Sara muncul di ambang pintu. Hiro cukup terkejut melihat perempuan itu menghampirinya seperti ini, padahal biasanya Sara selalu menghindar dan pergi. Apa yang membuatnya sampai datang seperti ini? Dan... "Mana Sunghan?"

"Dia tertidur di ruanganku." Sara melangkah masuk membuat Hiro bangkit dan beralih duduk di sofa. Pasti ada sesuatu yang ingin dibicarakan perempuan itu.

"Ada apa?"

Sara membuang pandangan, terdiam beberapa saat sebelum kemudian mengutarakan tujuannya datang ke sini. "Aku ingin mengajak Sunghan keluar akhir pekan ini."

Hiro terdiam mendengarnya, namun netranya masih tertumbuk pada perempuan yang membuang pandangan itu. Ia tidak percaya pada pendengarannya sendiri, tidak percaya bahwa Sara datang ke hadapannya untuk mengatakan hal seperti itu. Ia terlalu senang hingga tak mampu bereaksi, dan kebungkamannya dalam waktu yang cukup lama sepertinya memberikan pesan yang berbeda pada Sara.

"Aku ingin memberikan Sunghan hadiah karena telah membantu temannya di sekolah, dan dia minta untuk bermain denganku akhir pekan ini."

"Tentu saja aku mengizinkan. Bahkan jika kau mengajaknya bermalam pun akan kuizinkan. Tidak, bahkan seharusnya tak perlu meminta izin dariku, kau adalah ibunya, aku tidak akan membatasi pertemuan kalian," kata Hiro sukses membuat Sara membalas tatapannya.

"O... oke. Kalau begitu tolong nanti kau antar dia ke kafe hewan."

"Aku mengerti."

***

Sesuai perjanjian yang telah dibuat, di akhir pekan ini Sunghan bersiap dengan antusias untuk menghabiskan waktu bersama Sara. Anak berumur sembilan tahun itu bahkan bangun pagi-pagi sekali dan membangunkan Hiro. Sampai Hiro sedikit kewalahan melihat mata berbinar sang anak menemui Sara. Di mobil, tak hentinya Hiro mencuri lirik pada Sunghan, dan itu makin membuatnya merasa bersalah pada Sara.

Tiba di kafe hewan yang menjadi titik temu, tanpa menunggu Hiro, Sunghan turun dari mobil lebih dulu dan berlari kecil ke depan kafe hewan. Dengan buru-buru Hiro mengejarnya turun dari mobil. Ingin menegur dan menyuruhnya agar pelan-pelan, sepertinya tidak ada gunanya. Lagi pula ia tidak rela membatasi kebahagiaan sang anak.

"Bibi Sandy! Suwon! Kalian di sini juga ternyata."

"Hai Sunghan! Paman Hiro! Aku sudah tahu kau akan ada di sini, ibuku yang bilang." Seorang anak laki-laki sepantaran Sunghan melepas pegangannya dari Sandy untuk menghampiri Sunghan. Hiro mengalihkan pandangan pada sahabatnya kemudian mengulas senyum.

"Hei. Apa kalian janjian sebelumnya?"

Sandy mengangguk. "Sara yang mengajak. Katanya dia akan mengajak Sunghan keluar akhir pekan ini dan memintaku dan Suwon untuk ikut. Kau sendiri? Hanya mengantar Sunghan?" Hiro mengangguk pada pertanyaan itu.

"Kalau begitu aku pergi sekarang."

"Eh, tunggu. Kau tidak ingin masuk sebentar?" Sebelah alis pria Oh itu terangkat mendengarnya. "Kau tidak penasaran bagaimana interaksi anakmu dengan ibunya? Kau belum pernah lihat, 'kan?"

Hiro mengalihkan netranya pada bangunan kafe hewan, membayangkan seperti apa suasana di dalam, benaknya membenarkan Sandy. Sejujurnya ia sangat ingin melihat bagaimana dua orang yang penting dalam hidupnya itu berinteraksi. Kendati keinginan itu sangat besar, ia memilih untuk menggeleng dan menolak. "Tidak, terima kasih." Ada jeda barang sejenak. "Aku takut keinginanku bertambah dan akan menjadi egois setelah melihatnya," ungkapnya jujur.

Nap of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang