Chapter 10

3 0 0
                                    

"Profesor Kang Sara, pulanglah. Kau benar-benar sakit. Lihatlah, wajahmu pucat sekali. Tubuhmu benar-benar panas." Sara memaksakan senyum dan menggeleng pada rekannya yang merupakan dokter bedah saraf juga. 

"Aku tak bisa meninggalkan jadwal jagaku begitu saja, Prof. Profesor Jung sendiri, apa yang kau lakukan di rumah sakit jam ini? Kau tidak ada jadwal jaga, kan? Pulanglah, Prof, kau pasti lelah juga."

"Jangan khawatirkan aku, kondisimu lebih memprihatinkan. Pulanglah, biar aku yang menggantikanmu untuk berjaga malam ini. Bukankah kau punya jadwal operasi besok? Kau harus istirahat agar bisa mengoperasi."

"Profesor Jung sungguh ingin menggantikanku? Memangnya tak apa?"

Profesor Jung menggeleng dan mendorong Sara pelan. "Sudah, sana ganti bajumu dan pulanglah. Pesan taksi saja, jangan menyetir. Tubuhmu sangat panas."

Atas bujukan itu Sara menurut, kembali ke ruangannya untuk berganti menjadi baju kasual, lalu memesan taksi. Ia tak bisa berbohong, sejak siang tadi tubuhnya terasa tidak nyaman. Akhirnya Sara pulang di tengah malam yang larut ini.

Benar juga kata Profesor Jung. Jika ia tak beristirahat sekarang di saat kondisi kesehatannya menurun seperti ini, bagaimana ia akan mengoperasi besok? Ia tak bisa mengorbankan pasien dengan menunda jadwal operasinya atau membebani dokter bedah saraf lain dengan menggantikannya mengoperasi hanya karena kondisi kesehatannya yang memburuk.

Tiba di apartemen, Sara lekas meminum obat dan bersiap tidur. Seharusnya panasnya kembali turun setelah tidur nanti, jadi ia tak begitu khawatir pada dirinya sendiri. Saat sudah mengatur posisi yang nyaman di atas kasur, Sara malah mengambil ponsel. Tiga kali suara dering dan wajah Alex muncul di layar.

"Hai, Sarah. Kau sakit?"

"Hanya demam, akan membaik setelah tidur sebentar."

"Sudah minum obat?" Sara mengangguk. "Bagaimana dengan makan malam?" Ia kembali mengangguk.

"Aku tidak pernah melewatkan makan malam, tenang saja."

"Syukurlah. Istirahat dengan benar."

"Iya, Alex. Bagaimana keadaanmu di sana?"

"Rumah sakit berjalan lancar, hari ini aku memutar lagu Red Velvet saat mengoperasi atas permintaan pasien. Aku tidak menyangka lagu Red Velvet sebagus itu." Sara hanya tersenyum mendengar cerita Alex, senyum dengan mata yang lebih sayu akibat demam yang membuat Alex semakin mengkhawatirkannya. "Kau benar-benar sakit, sayang. Kau yakin baik-baik saja? Jangan ke rumah sakit besok, fokuslah untuk beristirahat."

"Aku tak apa, sungguh. Lagi pula besok aku punya jadwal operasi, aku tak bisa menundanya."

"Apa sesuatu terjadi hari ini?"

Sebenarnya ingin sekali Sara menjawab 'ya, sesuatu terjadi. Aku tidak bertemu Sunghan, Hiro tidak masuk bekerja, dan aku bertemu Ayah. Ternyata Ayah berusaha menghentikanku bertemu Sunghan', sayangnya semua itu hanya terjadi dipikirannya dan tak mampu dikeluarkan entah karena apa, sehingga ia hanya mampu menggeleng dan mengatakan. "Tak ada, aku hanya tidak enak badan."

"Kalau begitu istirahatlah, tidur yang nyenyak. Aku akan menutup telepon ini agar kau mendapatkan istirahat yang cukup."

"Hmm... kau juga istirahatlah." Alex mengulas senyum dan melambaikan tangan sebelum kemudian menutup panggilan video itu

***

Kondisi Sara hari ini tidak jauh berbeda dari kemarin, bahkan tubuhnya semakin lemas sehingga ia baru datang ke rumah sakit saat siang, sekitar dua jam sebelum jadwal operasi. Hal pertama yang dilakukannya begitu tiba di rumah sakit adalah melakukan visite yang ditemani oleh seluruh anggota timnya. Beruntung hanya tubuhnya yang terasa lemas, tidak dengan sakit kepala hingga pusing saat beraktivitas. Tidak lucu kalau sementara memeriksa pasien dirinya malah pingsan dan ikut menjadi pasien.

Nap of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang