Chapter 12

1 0 0
                                    

Beberapa pemeriksaan dilakukan Inho pada pasien VVIP yang khusus ditangani olehnya atas permintaan pasien. Ia mengulas senyum mengetahui pasien keadaan telah jauh lebih baik.

"Kondisimu sudah baik. Kau boleh pulang sore ini, tapi tetap harus menjalani rawat jalan. Akan kuresepkan obat dan penjelasan lebih lanjut tentang rawat jalanmu nanti saat Manajer Sora datang."

"Apa itu artinya aku boleh kembali melanjutkan schedule yang tertunda?"

Inho mengangguk, tak melepaskan kontak mata dengan Crystal yang saat ini menyorot harap-harap. Ia tahu bagaimana aktris ini sangat mengkhawatirkan fansnya karena tiba-tiba menunda schedule. Tatapan itu memiliki arti bagaimana Crystal sangat ingin kembali beraktivitas dan melanjutkan syuting filmnya.

"Tentu saja, nona. Sebagai salah satu fansmu, aku mengharapkan kau kembali melanjutkan schedule-mu yang tertunda. Tapi ingat, jangan lakukan aktivitas berat seperti olahraga yang intens. Jika bagi orang lain olahraga menjadi aspek yang penting, untukmu kau harus menghindari olahraga yang intens," jelas Inho.

"Terima kasih, Prof."

Inho tidak langsung pergi kendati itu seharusnya menjadi kalimat penutup percakapan mereka. Ia memikirkan sesuatu untuk dilakukan, tapi terlalu ragu untuk melakukannya. Sehingga Inho memilih mundur dan membalikkan badan, melangkah meninggalkan ruangan. Pikirannya tiba-tiba berubah saat sebelum mencapai pintu. Ia kembali berbalik badan yang disambut tatapan bingung Crystal.

"Kau tidak langsung beraktivitas malam ini, 'kan? Wanna have a dinner with me?" ajaknya. Crystal tidak langsung menjawab, membuat Inho menjadi sedikit gelisah. Sepersekian detik kemudian aktris itu tersenyum.

"Yeah...? Sure."

Satu kata itu sukses membuat senyum Inho mengambang tanpa mampu ditutupi. "Aku... akan menghubungimu nanti. Kalau begitu... aku pergi dulu." Setelah mendapati Crystal mengangguk, ia pun meninggalkan ruangan itu dengan hati yang berbunga-bunga. Ia harus melakukan usaha yang ekstra untuk dinner date pertama ini.

***

Manik pria itu melebar begitu pintu terbuka. Presensi yang mengenakan topi dan outer untuk menutupi identitasnya dari publik itu berjalan elegan, sukses membuat Inho merasa seperti terkena takikardia.

Begitu tiba tepat di hadapan Inho yang sejak tadi berdiri, Crystal membuka topi kemudian merapikan rambutnya, mempertemukan netra mereka sambil mengulas senyum tipis. Sayang sekali senyum tipis itu semakin membuat jantung sang profesor tidak baik-baik saja. Ia adalah dokter jantung, tapi kenapa penyakit seperti ini rasanya hanya perempuan itu obatnya?

"Apa kau menunggu lama?"

Inho menggeleng, tanpa sadar melukis senyum manis. Sebelum duduk, Crystal membuka outernya terlebih dahulu lalu disampirkan pada kursi, memperlihatkan gaun halter neck berwarna putih yang dikenakannya, yang tersembunyi di balik outer tadi.

Napas Inho tertahan, tak siap akan keindahan perempuan di hadapannya. Untuk sesaat dirinya sempat lupa kalau perempuan ini adalah seorang aktris, melihatnya di rumah sakit membuat Inho sempat melupakan fakta itu. Bertemu seorang Crystal Jung dengan pakaian pasien rumah sakit dan gaun seperti ini tentu saja berbeda, satu kesamaannya adalah, dia tetap cantik.

Untuk sejenak profesor itu bersyukur menggunakan pakaian semi formal seperti turtleneck yang dibalut jas saat ini. Terlalu lama menjomlo ternyata berdampak negatif untuk dinner date pertamanya, ia kebingungan harus mengenakan apa dan hampir saja mengenakan pakaian kasual. Terima kasih pada Sandy dan Sara yang telah memberi saran, Hiro tidak membantu sama sekali karena telah lama tidak melakukannya.

Nap of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang