Chapter 14

0 0 0
                                    

Eren tidak sengaja tertidur saat menunggu Yoonho sadar. Sebuah belaian yang dirasakannya di kepala membuatnya terbangun. Sosok Yoonho yang tersenyum tipis menyambut Eren, membuat pria berumur dua puluh tahun itu menghambur memeluk ayah biologisnya.

"Akhirnya kau sadar, Ayah. Aku takut sekali sesuatu yang lebih buruk terjadi pada Ayah."

"Maafkan Ayah tidak menepati janji untuk menemanimu ke konser itu," kata Yoonho sembari mengusap lemah punggung Eren yang sedang memeluknya.

"Kenapa Ayah minta maaf? Harusnya aku yang minta maaf. Seharusnya aku mengerti keadaan Ayah yang sibuk." Pria berumur dua puluh tahun itu mengurai pelukan, kembali duduk di kursi samping ranjang pasien.

"Itu karena aku juga yang tidak sabar bertemu denganmu," balas Yoonho. "Ayah! Apa Ayah baik-baik saja sekarang?" Suara dari belakang Eren mengalihkan atensinya. Suwon datang dan segera naik ke kursi Eren hingga Eren harus memberikan ruang untuk adiknya. Hampir saja Suwon naik ke atas ranjang pasien, beruntung Eren sigap menahannya karena kondisi sang ayah biologis yang belum benar-benar baik.

"Hei, Jagoan Ayah. Tentu saja aku baik-baik saja, kalian yang membuat Ayah baik-baik saja. Kau datang sendiri, Suwon?"

"Hei, syukurlah kau sudah siuman." Loey menyahut seakan menjawab pertanyaan Yoonho. "Biar kupanggilkan dokter." Dia lalu pergi untuk memanggil dokter.

Tidak lama kemudian Logan pun datang untuk memeriksa keadaan Yoonho. Setelah itu Loey kembali pergi membiarkan Eren dan Suwon menikmati waktu bersama ayah biologis mereka. Namun satu yang membuat Yoonho bertanya-tanya, ada sosok yang ingin dilihatnya yang tak kunjung muncul.

"Di mana ibu kalian?"

"Ibu sedang beristirahat di ruangannya. Dia baru saja menyelesaikan operasi dan terjaga selama operasi Ayah, jadi sedang beristirahat sekarang."

Yoonho tak langsung membalas, melihat ke arah belakang Eren terlebih dahulu sebelum kembali memandang dua anaknya. "Jangan merasa bersalah, Ren. Ayah baik-baik saja sekarang," ucapnya lalu mengangkat tangan untuk mengusap kepala Eren.

"Kau sudah kuliah tapi masih tampak seperti anak kecil di mataku. Apa kau menangis sebanyak itu?" Yoonho terkekeh, lantas beralih pada Suwon. "Suwon, lain kali kalau kakakmu menangis usap kepalanya dan katakan 'dasar kakak cengeng' padanya."

Suwon mengangguk dengan senyum lebar, beralih menatap Eren. "Dasar kakak cengeng, hyung bahkan menangis lebih banyak dariku," ledeknya membuat Yoonho tertawa, sementara Eren hanya mendengus antara malu dan kesal.

"Aku tidak cengeng tahu!"

"Mana ada orang berpakaian rock n roll seperti ini yang matanya bengkak dan sembab?" Yoonho terus meledeknya dan tertawa puas.

***

Langkah Sara melambat, perhatiannya teralihkan pada Yerim dan Logan yang sedang menikmati kopi bersama. Sekilas ia teringat kenangan dirinya bersama Hiro dulu saat berpacaran, persis seperti bagaimana Yerim yang sengaja mengajak berdebat atau Logan yang melucu tanpa sengaja. Itu adalah masa-masa terindah. Semoga saja nasib kedua juniornya itu lebih baik.

"Selamat siang, dok!" Lamunan Sara pecah. Ia segera memasang senyum dan mengangguk.

"Sepertinya profesor baru datang. Ingin menikmati kopi bersama kami?" tawar Logan yang tentu saja dibalas gelengan oleh Sara.

"Tidak, aku akan langsung ke ruanganku." Ia mengangkat americano yang terbungkus gelas plastik di tangannya menunjukkan bahwa dirinya tidak akan berlama-lama di kafe. "Aku juga tidak ingin menjadi orang ketiga di antara kalian."

"Oh! Apa sekarang waktunya konsultasi, onnie?" Yerim berdiri dengan terburu-buru, namun segera ditahan Sara.

"Tidak, itu nanti, masih ada dua puluh menit lagi. Nikmati kopimu."

Nap of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang