36. [Satria dan masa lalunya]

161 41 70
                                    

"Assalamu'alaikum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Assalamu'alaikum."

Suara salam berasal dari pintu depan. Pemberi salam tersebut tak lain adalah Satria.

Naira yang sedang mengiris bawang di Dapur langsung pergi menghampiri begitu mendengar suara tersebut.

"Wa'alaikum salam," jawab Naira setelahnya. "Tumben Yura pulangnya telat. Habis lo ajak main kemana, Sat?" Naira heran. Tak biasanya Yura pulang telat seperti saat ini.

"Lho, kok main nuduh orang." Satria tidak terima.

"Nuduh apa'an anjir?"

"Lha! tadi nuduh gue ngajak Yura main," ujar Satria sebal.

"Oh, enggak, ya?" Naira nyengir kuda karena malu. "Soalnya tumben banget pulangnya telat," lanjutnya dengan heran.

"Oh, tad-"

"Ah, udahlah! Gue mau istirahat. Capek!" Yura memotong ucapan Satria, lalu pergi masuk meninggalkan mereka berdua, yang sedang berdiri di Depan pintu sambil mengobrol.

"Yura kenapa? Kayaknya badmood banget." Lagi-lagi Naira terheran-heran.

"Sini, sini! Gue ceritain sesuatu." Satria mengajak Naira untuk duduk
di kursi teras. Sampai-sampai Satria lupa, jika pemilik rumah ini adalah Naira. Seharusnya, Naira yang mengajak Satria duduk, bukan sebaliknya.

Hal itu tak jadi masalah, bagi dua anak yang telah menjadi tetangga dekat sejak lama itu.

"Kenapa, Sat? Ada gosip baru dari emak, lo?" Naira sudah tak sabar dan sangat penasaran.

"Bukan!" Satria memukul pelan lengan Naira. "Hih, apa-apa emak gue mulu yang kena." Satria kesal.

"Kan ratunya gosip. Lo dapet berita dari siapa lagi kalo bukan dari sana." Sedangkan yang Naira maksud adalah Mpok Markonah. Emak Satria yang sudah dijuluki ratu gosip.

Satria mendelik malas. "Yang ngasih julukan ratu gosip siapa? Heran, gue! Gemes banget, pengen gue sumpelin mulutnya."

"Ya elah, pake nanya. Satu Desa, lah!" ujar Naira sembari terkikik.

Satria pun tertawa terbahak-bahak begitu mendengar ucapan Naira. "Anjay! Menyala emak ku!" ucapnya disela tawanya.

"Tadi Yura kenapa, Sat?" Naira kembali, membahas topik awal.

"Oh, jadi sebenernya gini, Nay!" Satria menarik nafas panjang lalu mulai bercerita. "Yura habis nginjek tai."

Naira melongo seketika. "Anjir! Yang bener aja, Sat! Masih inget aja, cerita Yura yang itu." Naira terkikik karena teringat awal-awal Yura datang ke rumah Bude Tri. Yura menginjak tai ayam di dapurnya.

Satria tau cerita itu dari Mpok Mar.  Ia hampir ngakak jika mengingat ceritanya lagi.

"Beneran, Sat?" Naira memastikan.

Naksir Tetangga Bude [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang