"EH, gue bagian nge print aja deh." Itu merupakan kalimat andalan Jennie setiap pembagian tugas kelompok.
Biarpun cantik dan kelihatan good girl banget, Jennie itu tegolong murid cuek dan tidak peduli dengan pendidikan. Padahal, sekarang dia sudah kelas XII, sebwntar lagi ujian kelulusan. Karena semua modal tugas dari Jennie, teman-temannya jadi ikhlas-ikhlas aja kasih tugas nge print doang. Tapi, swpandai-pandainya tupai melompat , pasti jatuh juga. Jennie yang biasa main aman, hari ini lagi kena sial. Dia habis-habisan kena omel guru PKN karena ketauan tidak mengerjakan makalah.
"Sebagai gantinya, kamu harus membuat makalah sendiri Jennie. Materi yang harus kamu bahas terkait penyelenggaraan kekuasaan kehakiman dalam UUD 1945. Sore ini harus sudah ada dimeja saya!" Perintah guru PKN terdengar sangat tegas.
"Pak, tapi---"
"Ngga ada tapi-tqpian!"
Pasrah sudah! Titah guru PKN tidak ada bedanya dengan titah Gajah Mada untuk menyerang musuh. Jennie tidak punya pilihan lain selain mengangguk pelan.
****
Bel istirahat berbunyi, guru-guru melangkah pergi meninggalkan kelas. Diantara banyaknya murik yang sedang berjalan menuju kantin, ada Jennie yang melangkah sangat tergesa-gesa, berusaha melewati kerumunan padat dihadapannya.
"Sorry-sorry, lagi buru-buru banget ini. Aduh, nyawa gue mau ilang," untung nya dia sudah kelas XII, jadi tidak ada satupun adik kelas yang berani melayangkan protes.
Netranya mencari sosok yang ingin ditemu, biasanya sosok itu sangat mudah ditemukan di warung soto bersama teman-temannya, tapi hari ini tidak terlihat keberadaannya.
"Aduh dimana ya? Kok gaada," gumam Jennie sambil mengedarkan pandangan keseluruh penjuru kantin.
"Hei!" Seseorang menepuk bahu Jennie pelan, segera dia menoleh melihat orang tersebut.
"Ih Lisa! Aku cariin dari tadi!" Kata Jennie mengerucutkan bibir. Sosok yang dia cari adalah Lisa, pacarnya yang juga anak kelas XII
Namun beda jurusan. Jennie anak IPS, sedangkan Lisa anak IPA.Lisa malah terkekeh melihat wajah cemberut Jennie. "Aku dari tadi ada dibelakang kamu Jen,. Liat kamu nyenggol-nyenggol anak lain, kebingungan cari-cari aku, hahahah."
"Ih parah!! Aku lagi panik tau!" Jennie sedikit merajuk. Bukannya merasa bersalah, Lisa malah semakin gemas melihat raut wajah Jennie.
"Paniknya nanti dulu. Jennie nya minum dulu ya? Aku beliin minuman kesukaan kamu."
"Gak bisa, aku tuh---"
"Tarik napas, terus buang," ujar Lisa, memotong eperkataan Jennie.
Lisa tersenyum manis, membuat Jennie yang tadinya panik perlahan mulai tenang.
"Duduk dulu yuk? Kasian pacarku pegel kakinya nyariin aku dari tadi."
"Lisa...."
"Hhm?"
"Makasih ya, maaf tadi aku panik gak karuan."
Lisa kembali memberikan senyuman, lalu menarik lembut tangan Jennie. Dia menuntun Jennie untuk duduk dibangku kosong.
Perhatian Lisa selalu bisa menenangkan Jennie. Berlebihan sih, tapi dia sempat berpikir, mungkin jika di dunia terjadi peperangan, Jennie tidak akan merasa khawatir asal Lisa berada disampingnya. Apalagi, kalo senyum penuh ketulusan itu terlukis, dunia terasa sangat damai dan tenang.Beberapa sqat kemudian, keduanya sudah duduk ditemani minuman dan camilan yang Lisa belikan untuk Jennie. Dengan sangat sabar, Lisa mendengarkan omelan dari bibir mungil Jennie tentang guru PKN yang menurut gadis itu terlalu kejam memberikan hukuman.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jisoo & Hukum (JenSoo)
РазноеCerita dari Novel "Dikta & Hukum" KARYA TULIS DARI "DHIA'AN FARAH" baru selesai baca bukunya, tapi aku ubah nama nya jadi JISoo&Hukum haha update pelan-pelan aja kalo lagi gabut karna aku suka cerita tentang Jensoo jadinya ya gitu lah aku pas baca m...