Jisoo dan Perdamaiannya

343 53 11
                                    






Tepatnya pada pukul sembilan malam, Jisoo masih berada diluar rumah. Mobilnya baru keluar dari area parkiran kosan Seulgi. Hampir dua jam Jisoo menunggu didepan pintu kamar kos Seulgi, tapi penghuninya tidak kunjung menampakkan diri. Beberapa kali Jisoo mengintip dari kaca jendela, memastikan apa Seulgi memang tidak ada atau hanya bersembunyi untuk menghindarinya. Namun, memang sepertinya Seulgi tidak ada.

Siapa sangka, kemarin, Seulgi lah yang mengejar-ngejar Jisoo, sekarang Jisoo lah yang tengah sibuk mencari keberadaan Seulgi. Sudah beberapa tempat dia kunjungi untuk menemukan Seulgi, tapi tidak ada hasilnya. Ada banyak sekali yang ingin Jisoo jelaskan, dari penyakitnya yang sengaja disembunyikan, sampai kesalah pahaman Seulgi yang mengira Jisoo menyembunyikan penyakit itu karena membencinya. Menghubungi Seulgi juga tidak ada gunanya. Anak itu tidak akan menyahut.

Mobil berhenti saat lampu lalu lintas menyala merah. Bersamaan dengan itu, masuk panggilan dari Chaeyoung yang ikut membantunya.

"Ji, Seulgi ada gak dikosannya? Lo ketemu dia?" Tanpa ada sapa, Chaeyoung langsung menyerbu dengan pertanyaan.

"Gak ada, kayaknya dari kos lo, dia gak balik ke kosannya dulu deh."

"Anjir, kemana tuh anak. Ditempat sepupunya juga gak ada Ji. Tadi si Wendy ngabarin, ditempat ngopi yang biasa dia datengin juga gak ada." Terdengar suara Chaeyoung yang sedikit tidak jelas, karena dia berhenti dipinggir jalan.

"Ini gue kemana lagi ya kira-kira?" Jisoo kebingungan.

"Ji, ke kampus deh, biasanya dia ada di sekre Hima."

"Hah? Semalem ini?"

"Iya, sengaja. Nungguin anak Hima selesai rakes, terus pada biasa ngopi di sekre sampe tengah malem."

Tanpa banyak bertanya lagi, Jisoo segera memutuskan sambungan telepon dan melajukan mobil menuju kampus yang letaknya tidak jauh dari kosan Seulgi."

Segera Jisoo parkirkan mobilnya tepat didepan gedung student center yang sudah sepi. Jisoo menuju lantai tiga, tempat Sekre Hima ilmu hukum berada. Jisoo terhitung setengah berlari menuju lantai itu, dengan baju yang sudah setengah basah oleh keringat. Saat sudah sampai, dilihatnya sekre yang sepi. Sepertinya rapat sudah selesai, tapi lampu belum dimatikan dan masih ada beberapa sepatu didepan pintu.

"Permisi," ucap Jisoo ragu. Dia memberanikan diri melihat kedalam ruangan tersebut. Betapa terkejutnya dia ketika mendapati Winter sedang mengobrol dengan dua orang lainnya, yang kalo tidak salah anak semester lima, Ruka dan Rami, meneruskan posisi Winter saat dulu menjabat sebagai ketua bidang intelektual.

"Kak Jisoo, Kak Jisoo!" Seru Ruka kepada Rami yang tampak sangat serius mengobrol dengan Winter. Rami dan Winter yang mendengar itu langsung menoleh kearah pintu, kaget mendapati Jisoo ada disini.
Maklum heboh, Jisoo itu terkenal sebagai mantan Kahim dua periode yang amat sulit menghadiri acara yang diadakan kepengurusan baru.

"Eh, Kak Jisoo apa kabar?" Segera Rami bangkit, diiringi Ruka yang menyapa Jisoo sopan. Jisoo sedikit mengeluarkan pertanyaan basa basi setelah itu, sembari matanya melirik Winter yang sedang menatap datar ke arahnya. Jisoo lupa bahwa Winter juga butuh penjelasan.

"Ada apa nih Kak, ke sekre? Tadi si Kahim udah pulang. Kita berdua lagi diskusiin proker terus minta saran ke Kak Winter." Saat itu juga, Jisoo bingung menjawab Rami. Tidak mungkin dia menjawab sedang mencari Seulgi.

"Oh, ini, udah janjian sama Winter tadi. Ya gak Win?"  Jisoo melirik Winter, berharap bisa diajak bekerja sama. Winter mengangkat sebelah alisnya dan memicingkan mata kesal. Namun, akhirnya Winter bangkit, menghampiri mereka bertiga yang berdiri didekat pintu.

Jisoo & Hukum (JenSoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang