Jisoo dan Kepulangannya 2

242 60 40
                                    

Haii😎


















Jennie bergegas menuju rumah sakit setelah membaca pesan dari Seulgi. Dia tidak perduli dengan teman-temannya yang meneriakinya untuk mengajak foto bersama. Baginya, sedetik pun sangat berarti untuk bertemu Jisoo.

Selama diperjalanan, Jennie tidak henti-hentinya memanjatkan rasa terimakasih kepada Tuhan karena masih memberikan keajaiban untuk Jisoo. Langit sore ini sangat cerah, seakan melukiskan harapan. Jennie dapat membayangkan senyum diwajah Jisoo saat bertemu dengannya nanti.

Namun, kebahagiaan Jennie pudar ketika Seulgi menjemputnya di lobi, dan menuntunnya berjalan menuju ruang ICU. Beberapa kali Jennie bertanya, tapi Seulgi tidak menjawab dan memilih melanjutkan jalannya.

"Kak, kok masih diruangan ICU?" Tanya Jennie kepada teman-teman Jisoo yang sudah menunggu kedatangannya. Semuanya berbeda dari harapan Jennie. Dia pikir, dirinya akan disambut dengan bahagia oleh teman-teman Jisoo. Bukan dengan raut lesu seperti ini.

"Oh iya Jen, ini Iren. Teman Jisoo juga." Seulgi memperkenalkan seorang perempuan yang berdiri disampingnya. Sebenarnya, tanpa diperkenalkan, Jennie juga sudah mengenalinya, karena beberapa kali Jisoo menunjukkan foto Iren kepada Jennie.

Jennie hanya mengangguk singkat kepada Iren, waktunya sangat tidak tepat untuk berkenalan. Mata gadis itu beralih kepada personil Kapan Ngopi? satu persatu.

Winter yang pertama mendekat. "Sebentar ya Jen. Tunggu dulu ya?"

"Kak Jisoo baik-baik aja kan? Kenapa kok masih di ICU? Kak Jisoo udah sadar kan?" Banyak sekali pertanyaan yang berputar dikepala Jennie, dia tidak mampu menahannya. "Kata kalian, Kak Jisoo mau ketemu gue, mana?"

"Jen..... iya Jisoo mau ketemu lo, bahkan dia berjuang mati-matian buat ketemu lo," akhirnya Chaeyoung menjawab.

"Gue ke musola ya. Aing te kuat." Wendy berdiri dengan gusar. Dia yang sedari tadi diam, tidak bisa lagi menahan kecemasannya.

"Duduk dibangku itu dulu yu Jen? Pasti capek kan, habis ngerjain banyak soal." Iren menghampiri Jennie dan mengusap bahu Jennie pelan.

"Kak Jisoo baik-baik aja kan?" Jennie masih menuntut jawab.

"Pasti." jawab Iren meyakinkan.

Jennie akhirnya duduk ditemani Iren, masih dengan sejuta pertanyaan dikepalanya. Ini sama sekali berbeda dengan apa yang dia bayangkan selama perjalanan tadi. Perasaan bahagia seketika menghilang, diganti dengan kekhawatiran yang merundungnya.

Beberapa saat kemudian, mama Jisoo keluar dari ruangan ICU. Dia langsung menghampiri Jennie begitu melihat gadis itu terduduk di ruang tunggu. Wajahnya tenang, walau Jennie yakin Mama Jisoo menutupi sesuatu. Jennie bisa melihat sudut mata itu basah.

"Udah selesai Nak ujiannya?" Mama Jisoo membelai kepala Jennie

"Udah Tante. Mommy sama Papi juga udah Jennie kasih tau, mereka lagi dalam perjalanan kesini." Mama Jisoo mengangguk dengan senyum pedih. Jennie kembali bertanya, "Gimana keadaannya Kak Jisoo Tante? Kak Jisoo baik-baik aja kan?"

Mama Jisoo mengusap tangan Jennie pelan. "Jisoo nunggu kamu Nak dari tadi. Kasian kalo harus menunggu lebih lama lagi." Tubuh Jennie menegang kaku. Dia paham kemana arah kalimat itu. "Mau liat kamu katanya, dan mau ngobrol," lanjut Mama Jisoo diiringi senyum.







>>>>>****<<<<<







Dengan amat pelan dan hati-hati, Jennie duduk disebuah bangku samping ranjang Jisoo. Ketika melihat wajah pucat Jisoo yang sedang tertidur, dia tidak kuat menahan tangis. Jennie mengelus tangan Jisoo lembut, hal itu membuat Jisoo terbangun dan membuka kedua matanya perlahan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jisoo & Hukum (JenSoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang