shanum bersama lukanya

6 1 0
                                    

-Aku dan lukaku-

Kapan aku bisa sembuh dari semua luka ini?
Aku sudah terlalu lelah dengan semua drama hidupku ini.
Kapan aku bisa mendapatkan ketenangan itu?
Sampai kapan aku harus berusaha untuk hidup di dunia ini?
Jika memang aku tidak berhak untuk bahagia di dunia ini, aku lebih memilih untuk mati daripada harus selalu mengeluarkan air mata ini.

••••••

📌Happy reading 📌

Malam yang sunyi beserta riuh angin malam yang sangat dingin menerpa tubuh shanum.

Shanum sedang duduk di depan rumahnya sambil menatap bintang-bintang yang ada di atas sana. Sangat indah, katanya.

"van, aku kalo lagi rindu sama kamu pasti bakalan liat bintang, pasti kamu juga disana lihat aku kan? Aku harap kamu lihat aku," katanya sambil tersenyum kecil dengan mata yang tak bisa bohong.

Sebenarnya shanum sangat ingin menangis, namun ia tahan.

Shanum menutup matanya, angin yang cukup kencang menerpa rambut shanum yang memang sedang di gerai, membuat rambut nya berterbangan ke sembarang arah.

Hati nya yang terasa sesak akibat menahan air matanya untuk tidak keluar. Pikiran nya kacau, sampai kapan dirinya harus pura-pura bahagia?

Semua tawa yang ia keluarkan hanyalah tawa palsu, dirinya tertawa sedikit keras hanya untuk menutupi semua luka nya, hatinya sudah sangat tersiksa dengan semua ini.

Matanya masih terpejam menikmati dinginnya malam ini, tanpa ada seorang pun yang memeluknya untuk menghangatkan tubuh nya.

Pada akhirnya shanum tidak cukup kuat menahan rasa sakitnya, air mata nya menetes membasahi pipinya yang tadi sangat kering.

Isakan mulai terdengar.

Perlahan shanum membuka matanya, tiba-tiba semua nya terlihat gelap, dada nya semakin sesak, nafasnya memburu dengan hebat, pusing di kepalanya juga mulai terasa, dan dirinya terbatuk-batuk.

"tuhan.. ini sakit..." lirihnya sambil memegang dada nya.

Tak berselang lama shanum pun pingsan.

Darel yang tadinya ingin memanggil shanum untuk menonton film bersama langsung terkaget melihat shanum yang tergeletak di lantai yang dingin itu.

"astagfirullah, Adek!!" pekik nya kaget dan dengan cepat darel menggendong shanum dan dibawa kedalam kamar.

Lalu darel pun menelpon dokter nares.

"dokter, halo,"

"iya? Ada apa darel?"

"dokter, sepertinya penyakit shanum kambuh, dia sekarang pingsan,"

"ahh, baik, saya segera kesana, tunggu saja,"

"baik dok, saya tunggu,"

Darel pun mematikan telpon nya dan duduk di sebelah shanum, "dek, kenapa bisa kambuh sih?"

•••••

Saat dokter sudah tiba di rumah shanum, darel langsung keluar dari kamar karena suruhan dari dokter.

"ya Allah, semoga shanum gak kenapa-napa," mohonnya dengan suara yang bergetar.

Darel terus saja bolak-balik di depan pintu kamar shanum, dirinya sangat takut saat ini, dia harap tidak ada apa-apa.

Shanum Flora Rosie | [ON GOING] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang