pagi

5 1 0
                                    

Happy reading 🥀


Langit masih terlihat gelap, suara adzan subuh berkumandang dengan sangat indah dan terdapat shanum yang sudah terbangun dari tidur nya.

“ini beneran udah mau pagi? Padahal pengen banget tidur sepuasnya,” ucapnya dengan mata yang masih tertutup.

Saat ia membuka matanya, “Aaaaaaaa!!!!!”

Shanum berteriak karena kaget tiba-tiba ada muka sang abang yang sedang menatapnya.

“abanggg!!!” pekik shanum sambil memukuli badan darel.

Darel hanya tertawa dengan puas saat melihat sang adik kaget. “suara lo melengking banget buset, kalo tetangga tiba-tiba marahin kita gimana?”

“ya lagian salah lo! Ngapain coba tiba-tiba muncul didepan mata gue,”

Shanum begitu kesal dengan kelakuan Abang nya di pagi ini, dia harap dirinya tidak akan darah tinggi setelah ini.

“tadi gue cuman mau bangunin lo, eh ternyata lo nya udah bangun, mana ngomong sendiri lagi, jadinya gue ada didepan mata lo,” jelas darel, namun shanum malah duduk, memalingkan wajahnya, dan sedikit menjauh dari darel.

“maafin Abang dong, jangan ngambek kayak gitu,” darel berusaha untuk membujuk sang adik agar tidak marah lagi dan ingin berbicara dengannya.

“nanti pas Adek pulang sekolah, Abang ajak beli jajan, mau?”

Shanum langsung tersenyum dan menatap darel, “mauuu,” katanya dengan nada yang sangat manja.

“boleh, tapi ada syarat nya. Adek harus maafin Abang sekarang,” ujar darel sambil menjulurkan tangannya untuk mengajak shanum berbaikan dengan dirinya.

Shanum menatap tangan yang darel berikan untuk bersalaman dengannya. Shanum berfikir sejenak, ia pun langsung mengangguk dan bersalaman dengan darel sebagai pertanda sudah baikan.

“nah gitu dong, nanti pulang sekolah Abang jemput ya? Biar langsung beli jajan nya,” kata darel.

“iya. Eh, tapi kalo nanti dijemput sama Abang, motor Adek gimana? Kan Adek bawa motor bang,” ucapnya sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

“yaudah, Abang anterin juga,”

Shanum pun tersenyum lebar dan mengangguk.

“yaudah sana mandi, Abang sekarang mau masak buat sarapan.” ucapan itu membuat shanum melongo sambil menatap darel.

“kenapa? Ada yang salah?”

“lo mau masak bang? Wah wah wah, ya Allah semoga saat Abang darel masak nanti, tidak akan terjadi kebakaran dirumah ini,” imbuh shanum sambil mengangkat tangannya dengan nada yang sangat khusyuk untuk berdoa.

Darel menghembuskan nafas nya pelan, berusaha untuk sabar dengan kelakuan adiknya ini.

“lo gak percaya gue bisa masak? Nih nanti gue tunjukin hasil masakan gue,”

“iya deh, awas aja gosong.” darel yang tadinya ingin pergi ke luar kamar shanum langsung membalikkan badannya kembali dan menatap shanum.

“dek, pilih mandi atau gue tampol tu mulut?”

“eh, pilih mandi deh, maaf bang.” ucap shanum dengan nada panik, karena ketika darel marah itu pasti akan sangat seram bagi shanum.

Saat sudah melihat shanum yang masuk ke kamar mandi, darel pun keluar dari kamar shanum dan menuju dapur untuk memasak.

Shanum Flora Rosie | [ON GOING] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang