02

3K 168 3
                                    

Pagi tadi anggota kerajaan Engrasia pergi ke kerajaan Foxie untuk melaksanakan upacara pernikahan yang akan dilakukan beberapa hari lagi, atas permintaan Raja Axton pernikahan akan dilakukan disana, selain karena kerajaan Foxie lebih luas mereka juga ingin melepas kepergian anaknya dengan megah dan dilakukan ditempat kelahirannya.

"Selamat datang Yang Mulia Marquez, Ratu Violetta, dan Putra mahkota Edward, kami menyambut anda sekeluarga dengan tangan terbuka," ucap Ratu Hellena menyambut kedatangan calon besannya.

"Terima kasih kami senang dengan sambutan anda," sahut Ratu Violetta.

"Oh iya, perkenalkan ini putra sulung kami namanya Louis," Hellena memperkenalkan putra sulungnya. Louis membungkukkan badannya hormat.

"Dimana pangeran Lexa? kenapa dia tidak ada disini?" tanya Violetta. Karena memang sedari tadi mereka tidak melihat sosok Lexa yang akan menjadi mantunya.

"Maafkan kami, dia memang anaknya tidak bisa diam mungkin saat ini dia sedang berada di taman bersama dengan Dave, pelayan pribadinya," jelas Hellena.

"Mari kita masuk dulu dan berbincang lebih lanjut di dalam," ucap Raja Axton dengan suara beratnya.

Mereka semua melangkah pergi ke ruang keluarga.

Setelah perbincangan cukup lama di dalam ruang keluarga, Edward izin untuk ke kamar mandi yang diangguki oleh yang lain setelahnya ia melangkah keluar, bodohnya Edward tidak bertanya dimana letak kamar mandi berada membuatnya berkeliling-keliling hingga tidak terasa ia sudah berada ditepian taman.

Disana terlihat pemuda yang begitu cantik dengan rambut putih bersinarnya yang tertiup angin sejuk, bola matanya yang biru langit yang seperti bersinar, bibirnya yang merah ranum membuat siapapun ingin mencicipinya serta kulit putih bersihnya.

Terlalu fokus oleh pandangan didepannya sampai membuat Edward tidak sadar bahwa pemuda yang dilihatnya sudah berada di depannya dengan setangkai bunga mawar putih.

"Hallo, kamu siapa ya? Lexa belum pernah lihat kamu disini," tanya pangeran Alexa pemuda yang berhasil membuat Edward mematung kagum sejenak.

"Ah, ya saya putra mahkota dari kerajaan Engrasia, perkenalkan namaku Edward Robbertson," Edward memperkenalkan dirinya dengan sedikit gelagapan karena kaget.

"Ah jadi pangeran Edward ya? kalo aku Alexa, Alexanius Kristoffnia salam kenal ya," ucap Lexa dengan senyum manisnya.

"Jadi dia pangeran Alexa? orang yang aku nikahi? dia sangat sempurna memang benar rumor yang mengatakan kalau dia begitu cantik, aku tidak pernah menyangka kalau dia akan secantik ini", batin Edward.

Memang Alexa tidak pernah keluar dari kerajaannya semenjak dirinya terkena penyakit aneh yang membuatnya bertingkah seperti anak kecil saat usianya 10 tahun. Itulah yang membuat Alexa begitu senang saat ada orang baru di kerajaannya.

"Haloo~ apa kamu baik-baik saja? tidak sakit kan?" tanya Alexa panik dan dengan sepontan memegang kening Edward. 

Alexa memang terkenal baik hati dan perhatian pada yang lain tidak peduli mereka dari kalangan mana, tapi hal itu baru terjadi pada saat dirinya terkena penyakit yang membuatnya seperti anak kecil karena sebelum itu Alexa adalah sosok yang dingin dan jarang berbicara wajahnya tegas dengan kilatan mata yang tajam tapi semua itu hilang saat usianya menginjak 10 tahun.

"Sa-saya baik-baik saja pangeran anda tidak perlu khawatir," Edward mundur selangkah membuat tangan Lexa yang berada di keningnya terlepas.

"Oh begitu ya, ini mawar putih buat Edward, Edward mau kan jadi teman Lexa?" Alexa memberikan mawar putih yang ada ditangannya dan tersenyum sampai membuat matanya sipit.

"Terima kasih pangeran saya akan menerimanya," Edward menerima setangkai bunga tadi.

"Pangeran!" terdengar suara orang yang memanggil tidak jauh dari mereka, membuat mereka berdua menoleh kesumber suara.

"Pangeran jangan pergi sendiri seperti ini, saya mencari pangeran dari tadi," ucap Dave. Dave Milton merupakan pelayan pribadi Alexa yang sudah menjaga Alexa sejak kecil.

"Dave perkenalkan ini teman baru Lexa namanya Edward kami baru saja menjadi teman," Alexa memperkenalkan Edward dengan riang persis seperti anak kecil.

"Pangeran jangan menyebutnya tanpa gelar begitu itu tidak baik, selalu gunakan putra mahkota atau yang mulia," Dave menjelaskan dengan pelan kepada pangeran Alexa. Alexa mengangguk faham.

"Selamat siang putra mahkota Edward, saya adalah pelayan pribadi pangeran Alexa maaf karena tidak memperkenalkan diri lebih awal, dan maafkan pangeran Alexa yang memanggil anda hanya dengan nama," ucap Dave dengan sedikit membungkuk.

"Tidak masalah," ucap Edward singkat.

Edward yang memang sedari awal berniat mencari kamar mandi bertanya kepada Dave dan setelah mendapat jawaban ia pamit kepada Alexa dan beranjak pergi dari sana.

"Edward kenapa lama sekali ke kamar mandinya?" tanya sang ibu saat putranya memasuki ruang keluarga.

"Maaf ibu Edward tadi kesusahan mencari letak kamar mandi," jawab Edward dan duduk disana.

"Ah, teman yang tadi!" seru Alexa melihat Edward yang sudah duduk dihadapannya. Alexa yang terlalu fokus memakan cake tidak menyadari kedatangan Edward membuatnya terkejut saat melihat Edward sudah duduk dihadapannya.

Ucapan Alexa membuat yang lain mengerutkan keningnya, dan terkejut tentu saja.

"Sayang makannya pelan-pelan lihat tuh wajah kamu jadi kotor kan," Hellena mengambil tisu dan membersihkan sudut bibir Alexa.

"Terima kasih bunda, maaf Lexa makannya berantakan," ucap Alexa.

Hellena tersenyum dengan mengelus rambut anaknya.

"Pangeran Alexa apa maksudmu tadi memanggil putra mahkota Edward dengan teman?" tanya sang ayah.

"Itu benar ayah Alexa dan Ed- em putra mahkota Edward sudah mejadi teman kita bertemu di taman tadi dan Alexa bahkan memberikan bunga mawar putih padanya sebagai tanda pertemanan kita," jelas Alexa dengan riang.

"Itu benar yang Mulia, kami memang bertemu ketika saya tersesat tadi," Edward ikut menimpali.

Axton mengangguk faham dan setelahnya ia meminta para pelayan untuk mengantarkan para tamu ke kamar mereka untuk istirahat selama menginap disana, ia juga meminta kepada para pelayan untuk memberikan pelayanan yang sempurna sehingga mereka semua nyaman tinggal di kerajaannya.

Di kamar sang pangeran bungsu, Alexa dan sang ibu tengah duduk bersama di tepi kasur.

"Bunda apa teman Lexa akan tinggal lama disini?" tanya Alexa.

"Iya sayang mereka akan menginap disini untuk beberapa hari sampai pernikahan dilakukan," jawab Hellena lembut.

"Pernikahan? apa akan ada pernikahan bunda? Alexa suka pernikahan karena akan ada banyak kue dan ramai orang datang kesini," Alexa tersenyum senang membayangkannya. "Tapi siapa yang akan menikah bunda?" tanya Alexa bingung.

"Tentu saja pernikahanmu sayang, kamu akan menikah dengan putra mahkota Edward itu sebabnya mereka sekeluarga datang kesini," Alexa terkejut tapi juga bingung.

"Lexa akan menikah dengan putra mahkota Edward bunda? tapi kan dia teman Lexa bagaimana bisa Lexa menikah dengan teman sendiri?" Hellena tertawa kecil anaknya ini sungguh polos.

"Tentu saja bisa bukankah harusnya Lexa senang karena dengan kalian menikah maka kalian akan selalu bersama terus jadi bisa bemain bersama terus,"

"Main bersama terus ya? Alexa mau menikah! kapan pernikahannya bunda Alexa tidak sabar mau bermain bersama putra mahkota Edward," Alexa mudah sekali dibujuk kalau sudah menyangkut bermain dan kue. 

Perbincangan mereka terhenti karena pelayan yang datang dan mengatakan kalau makan siang sudah siap alhasil mereka berdua pergi bersama ke ruang makan, dan disana sudah terdapat anggota keluarga yang lain beserta keluarga dari Edward. Mereka makan dengan tenang dengan saling mengobrol ringan mengenai pernikahan yang akan segera dilakukan.

Jangan tanyakan Alexa, ia tengah sibuk memakan makanannya, kalau sudah bertemu dengan makanan apalagi makanan manis maka ia akan lupa dengan yang lainnya.
____________________

My Idiot PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang