32

1.3K 84 3
                                    

Sudah lima hari berlalu sejak sidang itu selesai, dan kehidupan di kerajaan Engrasia tampak kembali normal. Namun, tidak demikian halnya dengan Alexa. Kehilangan Dave meninggalkan kekosongan dalam dirinya. Setiap hari, Alexa merindukan sosok yang selama ini ia anggap sebagai kakak. Namun, ia terus berusaha menguatkan dirinya, mengingat janjinya pada Dave untuk menjadi seorang anak yang pemberani dan menjaga dirinya dengan baik.

Karena Dave dipenjara, Alexa kini tanpa pelayan pribadi. Setiap harinya, para pelayan diatur secara acak untuk mengurus kebutuhannya, hingga suatu hari kepala pelayan memperkenalkan seorang pelayan baru, seorang gadis muda yang usianya sedikit lebih muda dari Alexa. Namanya Luci, seorang gadis berkulit cerah dengan bintik-bintik halus di pipinya. Meskipun usianya muda, Luci cukup pendiam dan telaten dalam melayani Alexa.

"Luci, apa kau baru di sini? Aku belum pernah melihatmu sebelumnya," tanya Alexa dengan penasaran.

Luci tersenyum lembut, tetap melanjutkan menyisir rambut Alexa dengan gerakan yang hati-hati. "Sebenarnya, Ibu saya yang bekerja di istana ini. Namun, beliau jatuh sakit beberapa hari lalu dan kondisinya semakin memburuk. Jadi, saya menggantikannya. Kepala pelayan kemudian menugaskan saya untuk menjadi pelayan pribadi Anda, Yang Mulia," jelasnya.

"Sudah selesai, Yang Mulia. Rambut Anda kini terlihat rapi dan indah," kata Luci setelah selesai menata rambut Alexa. Alexa tersenyum, senang melihat bayangan dirinya di cermin. Rambutnya terurai sempurna.

"Tanganmu sangat terampil. Aku selalu ingin rambutku ditata dengan indah seperti ini, tapi Dave tidak pernah bisa melakukannya," ujar Alexa dengan suara sendu di akhir kalimatnya.

Luci, yang merasa asing dengan nama itu, mengerutkan keningnya bingung. "Maafkan saya, Yang Mulia, tapi kalau boleh tahu, siapa itu Dave?" tanya Luci ragu-ragu.

Wajah Alexa langsung berubah muram, matanya tertunduk. "Dave adalah pelayan pribadiku sejak aku masih kecil. Tapi sekarang, karena suatu kesalahan yang tidak dia lakukan, dia dipenjara," ucap Alexa dengan suara lirih, penuh kesedihan.

Namun, Alexa mendongak kembali, dan kali ini suaranya lebih tegas. "Tapi Dave akan selalu menjadi temanku, selamanya. Luci, ingat baik-baik, kau tidak akan pernah bisa menggantikan posisi Dave dalam hidupku," katanya serius, sementara pipinya mengembung, memperlihatkan kekanak-kanakannya. Luci tersenyum tipis melihat sikap Alexa yang polos.

Sebelum bertemu dengan Alexa, Luci sudah diberitahu bahwa Alexa sedikit berbeda dengan orang seusianya. Terkadang, Alexa berpikir dan bertindak seperti seorang anak kecil. Luci diminta untuk bersabar dan memaklumi tingkah lakunya yang kadang kekanakan.

"Saya tidak pernah berniat untuk menggantikan posisi Tuan Dave, Yang Mulia," jawab Luci dengan tenang. "Saya hanyalah pelayan pengganti di sini. Saya tidak mengenal Tuan Dave, tetapi mendengar bagaimana Anda begitu menyayanginya, saya yakin dia orang yang sangat baik dan sangat berarti bagi Anda."

Luci lalu menyerahkan segelas susu hangat kepada Alexa. "Ini susu untuk Anda, Yang Mulia. Saya dengar dari kepala pelayan, Anda terbiasa meminum segelas susu di pagi hari, jadi saya membuatkan untuk Anda."

Alexa menerima gelas itu dan menyesapnya perlahan. "Hmm, susu ini enak, manis," katanya dengan mata berbinar, namun kemudian wajahnya berubah bingung. "Tapi rasanya sedikit berbeda dari yang biasanya diberikan Dave. Susu ini lebih manis, sedangkan yang dibuat oleh Dave rasanya... ada sesuatu yang tidak aku tahu apa itu."

Luci tersenyum lembut mendengar komentar Alexa. "Mungkin itu karena Tuan Dave punya cara khusus dalam membuatnya, Yang Mulia. Setiap orang punya sentuhan berbeda," ujarnya dengan nada sabar.

Alexa mengangguk pelan, seolah setuju. Namun, jauh di dalam hatinya, ia tetap merindukan sosok Dave. Meski Luci sudah berusaha sebaik mungkin, tidak ada yang bisa menggantikan tempat Dave di hatinya.
_____________________

My Idiot PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang