5

3K 201 4
                                    

Typo 🙏
HAPPY READING...!!!








Shani sudah bersiap akan pergi meeting bersama Helen. Meeting yang akan di adakan di salah satu hotel milik Keenan. Tidak jauh dari kantornya saat ini.

Toktoktok

"Sudah siap nona?" Tanya Helen.

"Ayo mba, semua file nya sudah lengkap?"

"Sudah nona," Shani dan Helen pun pergi menggunakan mobil Shani dan diantar Pa Budi supir pribadi Shani. Yang sebelumnya dia telah menghubungi supir nya itu untuk datang ke kantor. Karna tadi dia berangkat bersama Anrez.

Tak butuh waktu lama mereka sudah sampai di hotel itu.

"Selamat datang Bu" ucap security yang membukakan pintu untuk Shani. Sebenarnya Shani kurang suka jika diperlakukan seperti itu. Dia tidak mau orang lain menganggapnya gila hormat, atau merasa mentang-mentang anak seorang konglomerat yang harus selalu dilayani. Padahal kenyataannya memang seperti itu. Nama sang papa akan selalu menjadi bayangan Shani kemanapun dia pergi.

"Terimakasih Pa."

"Sama-sama Bu"

"Kita meeting dimana Mba?" Tanya Shani

"Di lantai 10 nona,"

Sesampainya disana sudah ada beberapa staf yang bersiap untuk meeting. Tentunya Cio dan Aldo juga sudah berada di sana.

"Selamat siang" ucap Shani yang memasuki ruangan itu.

"Siang Bu" semua staf berdiri menyambut Shani.

Seketika badan Cio terasa kaku melihat siapa yang ada di hadapannya itu. Jantungnya seolah berhenti berdetak. Matanya tidak lepas menatap Shani. Bahkan mungkin tidak berkedip. Disaat yang lainnya telah duduk dia masih saja dalam posisi berdiri.

"Silahkan duduk pa" ucap Shani.

Cio seolah tidak mendengar ucapan Shani.

"Yo, duduk!" Tegur Aldo sambil menepuk tangan Cio. Aldo pun mengerti kenapa Cio seperti itu. Dan sebenarnya dia juga sama seperti Cio. Saat pertama kali melihat Shani yang ternyata mirip dengan Anin, istri temannya itu.

"Eh iya, maaf Bu" Cio mengangguk pelan kemudian melihat ke semua staf disana. Malu sudah pasti, tapi Cio tidak memperdulikan hal itu. Dia hanya fokus pada apa yang ada dihadapannya. Pikirnya ini sangatlah mustahil.

"Baik kita mulai meeting nya." Ucap Shani. Mereka pun mulai membahas proyek yang akan mereka jalani bersama.







***






Sementara itu di rumah, Veranda sedang kerepotan mengatasi Chika yang sejak tadi menangis. Semua barang-barang yang ada dikamarnya di lempar. Bahkan kaca lemari pun pecah karena terkena lemparan barang.

"Aaaaaaaaaaa mamaaaaaaa" teriak Chika.

"Suuts sayang sayang, tenang nak. Kamu kenapa lagi?" Veranda memeluk Chika, tapi Chika terus berontak dari pelukannya.

"Non Chika kenapa Bu?"

"Bi tolong, Chika kambuh lagi. Ambilin kain yang biasa."

"Baik Bu" bi Irah segera mencari kain itu di lemari.

Dililitkan nya kain itu ke tubuh Chika meski Veranda dan bi Irah sedikit kesulitan. Tapi ini satu-satunya cara untuk mengatasi Chika.
(Tau ga sih gess itu loh kain, eh bukan kain deng tau apaan namanya. Intinya yang suka di pake di RS*. Bayanginnya kaya bayi di bedong gitu. Tapi ini ada strep nya.)

BersamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang