20. Januari 2012

4.4K 713 27
                                    

(Nurse Station Bangsal Penyakit Dalam)

"Dok, Dok. Pasien Infeksi kita boleh saya bagiin susu UHT nggak?"

Bagas mengernyit heran. Tangannya berhenti menulis, menyelesaikan laporan rekam medis pasien. Telinga Bagas gatal sekali dipanggil oleh si Koas Kecil ini dengan sebutan "Dok, Dok.Spelling Tara lebih mirip ke "dog" dibandingkan "Dok." Ah, bikin pusing. Yang pasti, Bagas bukan anjing.

"Kenapa memangnya?"

"Masa Mami belanjain 5 dus UHT? Beliau pikir saya masih balita tumbuh kembang kali ya? Kok nggak tinggi-tinggi anak ini."

Tawa Bagas pecah. Ia meletakkan bolpoin di meja. Posisi yang masih sekenanya menanggapi Tara, sekarang berubah lurus menghadap Tara. Seolah lelucon gadis ini sayang untuk dilewatkan.

"Coba sini aku ukur tinggi kamu," canda Bagas. Dirinya sudah mengulurkan tangan. Hampir menyentuh rambut pendek Tara.

Tara mundur. 

"Yee .... Saya juga nggak pendek-pendek amat kali, Dok. Masih nyampe kalau disuruh ngambil barang di atas lemari."

Tara menunjuk furniture di pojok nurse station menggunakan mata besarnya. Bagas mengikuti. Ia mengangguk-angguk mengiyakan maksud Tara.

"Gimana nih? Boleh nggak?" tanya Tara lagi.

Bagas menilik buku catatannya. Menilai diagnosa, terapi dan menu diet pasien yang mereka ampu. Aman. Semua bisa kebagian hadiah susu UHT dari koas yang jika memakai seragam SMA rasanya masih pantas.

"Bisa. Boleh. Titipin ke Gizi aja tapi ya? Tulis nama pasien yang mau kamu kasih hibah."

"Duh, kok ribet?" Tara protes. 

"Jadi atau enggak? Memang begitu. Daripada kita kena omel."

"Jadi!" Tara teriak sebelum Bagas menganulir izinnya.

"Oke. Dah, follow up lagi sana! Aku tunggu hasil pemeriksaan kamu!" usir Bagas. Daripada si Cantik ini bikin kacau penglihatannya, mending Bagas usir.

-----------

Tara adalah anak Jakarta. Meski keturunan Aceh dan Jawa dari nenek buyut, Tara sama sekali tak mampu berbicara menggunakan dua bahasa daerah tersebut. 

Perempuan ini memiliki kulit kuning langsat, dagu lancip, alis tebal, juga bulu mata lentik. Dibandingkan istilah gesit, Tara lebih cocok didefinisikan ke kelas koas aktif. Jika gesit adalah cepat dan berstrategi. Aktif lebih diartikan kebanyakan gerak namun tanpa berpikir matang lebih dulu. Tara gadis baik hati walau kebanyakan grusah-grusuhnya. Teramat baik hingga Bagas seperti tak rela jika perempuan ini mudah dimanfaatkan oleh orang-orang di sekitarnya.

"Udah bagi-bagi sembakonya, Bu?"

Tara berbalik. Bagas sedikit menunduk. Berbisik di belakang Tara yang sedang berdiri memakai masker di pintu Bangsal Infeksi kelas 3. Mengamati nakas minimalis pasien dengan gembira. Dua kotak susu tertata rapi di atas nampan makan siang. Satu bagi pasien itu sendiri, sisanya lagi untuk penunggu pasien. 

Tara menyengir malu.

"Udah."

"Kamu nggak makan siang?"

Langit Tak Berharap Bintang Hadir Malam Ini Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang