2. Demi Sepeda Listrik

11.5K 687 513
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
🎀

ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
Khadijah menghela napas untuk kesekian kalinya, ini sudah hampir satu bulan sejak dia lulus Aliyah dan Khadijah mulai bosan membantu Bunda di toko kue. Khadijah sudah mencoba mengirim beberapa lamaran pekerjaan di perusahaan terdekat dan toko-toko ritel, tapi sampai saat ini belum ada satu pun panggilan untuk interview. Ayah benar, mencari kerja dan bekerja tidak semudah yang ada di bayangan Khadijah.

"Kalo ngantuk pulang aja sana." Bunda datang dari arah belakang sambil membawa keranjang berisi kue dan jajanan yang akan di-display.

Khadijah bangun dan mengambil alih keranjang itu, dari pada bosan lebih baik dia yang mengerjakannya.

"Pulang aja, hafalin buat setoran nanti malam." Bunda sekali lagi menyuruh Khadijah untuk pulang.

"Hafalan lagi, hafalan lagi," gurutu Khadijah pelan.

"Bunda dengar ya!"

Khadijah terkekeh kecil lalu segera menyelesaikan pekerjaannya dan pulang sesuai perintah Bunda. Sampai di rumah, Khadijah melihat motor Ayah yang sudah terparkir rapi. Khadijah bergegas masuk dan mencari Ayah yang ternyata ada di dapur.

"Ayah!"

"Astaghfirullah, Khadijah!" Ayah terpekik kaget sedangkan Khadijah tertawa lalu menggandeng lengan Ayah.

"Salam dulu, nduk. Biasakan," ucap Ayah lagi.

"Maaf Ayah."

Ayah hanya menghela napas pelan dan menyuruh Khadijah untuk duduk selagi Ayah membuat makanan untuk nanti malam.

"Gimana jawaban istikhoroh kamu?" tanya Ayah.

"Istikhoroh?" Khadijah balik bertanya bingung.

"Buat jawaban lamaran Gus Khairil."

KhairilijaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang