ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
🎀ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
Hari yang ditentukan akhirnya tiba. Selama dua minggu, Khadijah tidak berubah pikiran, atau mungkin dia memang tidak berpikir. Entahlah.Di rumah kediaman Khadijah sudah hadir keluarga besar Ayah. Acara akan diadakan siang ini, keluarga Khairil sudah di perjalanan, perkiraan akan sampai sekitar pukul dua belas siang.
"Khadijah mana?" tanya Bunda sedikit berteriak dari arah dapur.
Di tempat itu semua wanita di keluarga sedang sibuk mengerjakan pekerjaan masing-masing. Sudah hampir selesai sebenarnya, karena mereka mengerjakan dari subuh dan tinggal menata di meja. Walaupun lamaran ini terbilang sederhana, tapi Ayah meminta untuk tetap disiapkan dengan sebaik mungkin.
"Barusan di sini," sahut Mba Ayu, istri Mas Hasan.
"Siapa pun tolong cari Khadijah, sebentar lagi dzuhur, keluarga Khairil juga udah dekat." Perintah Bunda keras.
Mas Hasan berdiri, menyuruh Hafshah dan anaknya ke kamar Khadijah dan dia mencari ke luar. Namun telat, saat keluar, dua mobil berhenti di depan rumah. Sudah jelas itu mobil keluarga Khairil.
Mas Hasan membuka pagar seluruhnya dan tersenyum saat melihat Kiai Nawawi, istrinya juga Khairil di depannya. Mas Hasan bersalaman dan mempersilakan mereka untuk masuk. Ayah juga keluar beberapa saat setelahnya dan menyambut mereka dan mempersilakan masuk. Suguhan terbaik dikeluarkan begitu mereka duduk.
"Sebentar lagi dzuhur, kita tunda sampai selesai sholat aja nggak apa-apa ya Pak Kiai? Sekalian istirahat dulu, Bandung Jakarta kan lumayan," ucap Ayah ramah diangguki Kiai Nawawi.
Ayah mengobrol dan membahas beberapa hal sampai adzan berkumandang. Para laki-laki bergegas ke masjid di dekat rumah untuk sholat berjamaah.
"Khadijah belum pulang?" tanya Bunda sebelum ke mushola rumah mereka.
"Belum, ga bawa ponsel juga, tadi Mas Hasan ga keburu buat cari Ija," jawab Mba Husna.
"Ya Allah, kemana lagi itu anak. Udah tau ada acara penting, masih aja..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Khairilija
Spiritual(Privat acak, follow sebelum baca) "Gus, kita langsung bikin dedek bayi, kan?" Khadijah yang enggan melanjutkan pendidikannya memilih untuk menerima lamaran Gus Khairil. Khadijah yang sejak kecil dimanja oleh keluarganya, tiba-tiba harus berumah tan...