This Is Prolog

712 114 30
                                    

Kita muslimah, kita adalah madrasah peradaban, circle gerbang emasnya suatu zaman.

Jinan Alfatunnisa Kazami
.
.
.
.
.
.

Bismillahirrahmanirrahim, assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Holllaaaaa Kakak, Abang, Aa, teteh, Akang, Mas, Mbak, om, tante semuanya。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。

Selamat datang di lapak cerita Anta Ruuhi..

Cerita yang penuh makna untuk sobat semua. Terimakasih banyak banyak banyak untuk kamu yang sudah mampir membaca buatmu <️> seantartika

•••

Cerita ini hanya fiktif belaka, murni imajinasi penulisnya. Jika ada kesamaan tokoh, latar, alur dan lain-lain, itu hanya ketidaksengajaan.
Jadilah readers yang bijak lopyuu(⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)⁠✧⁠*⁠。

Bismillah semoga cerita ini bisa tamat dan bermanfaat untuk sobat tanpa terhambat♡

•••

Jangan lupa ramein cerita ini yaks!!
Ajak teman, saudara, ibu, ayah, paman, bibi, nenek, kakek bahkan kalo bisa sama hewan kesayangan mu untuk bersama membaca cerita Anta Ruuhi ini mwhehe

Boleh komennya ga? Biar aku happy gitu kan kalian juga dapet pahala xixixiii

JANGAN LUPA FOLLOW YAAA SOBAT VOTE JUGAA, SYUKRAN (⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡

•••


Langit yang memancarkan cahaya mentari dengan begitu terang. Awan putih yang cerah menemani cakrawala di siang hari ini. Bersama burung-burung yang menari dengan kicauannya, menghiasi semesta.

Siang hari yang begitu terik, seorang wanita muda dengan gamis berwarna krem dan jilbab lebar senada yang menghiasi kepala sebagai ciri khas mahkota muslimah nya. Dengan duduk lesehan di atas karpet dan Jemarinya yang tertutup oleh sarung tangan berwarna hitam, begitu terampil menunjukkan huruf demi huruf dalam mengajarkan membaca Al-Quran pada anak-anak TPQ yang sungguh aktif dan menggemaskan.

Wanita yang kerap dipanggil 'umi' oleh anak-anak TPQ Darul Quran dan orang-orang yang akrab dengan dirinya. Seorang Jinan yang dengan sabar mengajar, mendidik, dan mengarahkan anak-anak santri TPQ.

"Bismillahirrahmanirrahim, Alamnasyroh laka shodrok, wawadhonaa anka widzrok.
Ini nun mati bertemu huruf 'kaf, dibacanya jadi dengung yaa Alya sayang. Bacaannya diubah menjadi huruf 'ng. Coba ulangi dari ayat dua"

"Hehee oke Umi." Anak kecil yang berumur kisaran delapan tahun itu terkekeh menanggapi nasihat lembut dari Umi muda tersebut.

"Shodaqallahul'adzim... Alhamdulillah beres umii," ujar anak kecil tersebut sembari melipat Al-Quran yang telah dibacanya.

"Alhamdulillah, ngajinya makin bagus yaa Al, semoga makin lancar, rajin, dan istiqomah mengajinya. Jangan lupa hafalannya oke." Jinan memberi semangat dam acungan jempol pada anak didiknya tersebut.

"Adek adek, yang belum mengaji ayok kesini sama umi bawa buku catatannya." Ucap Jinan sedikit berteriak agar terdengar oleh semua anak-anak TPQ, karena riuhnya ruangan belajar oleh macam-macam tingkah polah anak-anak santri.

Ditengah riuhnya ruangan, tiba-tiba Jinan mendengar tangisan salah seorang anak yang entah kenapa santrinya tersebut bisa menangis terisak. Ia menghampiri anak didiknya itu.

"Nisa kenapa dek, kok nangis? Sini sama umi yuk, Nisa udah ngajinya kan, jangan nangis lagi yah anak baik" Ucap Jinan sambil mendekap anak didiknya yang berusia sekitar tujuh tahun tersebut untuk ditenangkan.

"Umi Jinan, ini Nisa nangis di gangguin sama Khalid tadi," adu salah seorang anak murid pada Jinan sambil menunjuk pada santri lelaki yang tak jauh dari dirinya. Yaa, anak santri yang ditunjuk tadi memang dikenal usil dan jail pada teman-temannya. Terkadang menjengkelkan yang lain namun juga anak lelaki itu bisa sangat menggemaskan dan menghibur saat dirinya melawak.

Jinan melihat anak yang bernama Khalid tersebut hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala. Ia hanya terkekeh saat dirinya mendapat tatapan intens dari Jinan. Tingkahnya memang sangat menggemaskan yang selalu saja usil mengganggu teman-teman perempuannya. Jinan pikir anak ini memang caper pada santri perempuan di kelas TPQ ini. Duh, dasar bocil.

"Khalid Abdurrahman, sini minta maaf sama Nisa. Kamu jangan usil terus dong kasian Nisa, kamu mah malah main sama cewek ntar suka loh,"

"Cieee, Khalid suka sama Nisa cieee" ejek anak-anak santri lain yang menyimaknya.

"Dihh enggaklah umi, Khalid tadi cuma coret sedikit bukunya Nisa bercanda doang kok umii," ucap Khalid dengan santainya.

"Udah minta maaf sama Nisa, sini akur lagi. Nisa juga maafin Khalid yah, dia mungkin mau main sama Nisa tadi." Jinan menengahi dua anak tersebut

"Iya umi, Nisa maafin Khalid yah, Khalid tadi cuma bercanda heheh." Ujarnya menghampiri umi Jinan dan Nisa yang masih sesenggukan.

"Sudah yah, sudah semuanya duduk yang rapi kita siap-siap pulang. Baca doa akhir majelis dulu yuk,"

Bismillahirrahmanirrahim.."

Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu alla ilaaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaih..

"Hati-hati pulangnya adek-adek ku sayang, titip salam ke ayah bunda di rumah yaa."

Hari ke hari yang dilewati seorang Jinan dengan mendidik anak-anak TPQ, bertemu para santri kecil dengan berbagai karakter yang unik, dan membuat dirinya mendadak menjadi seorang umi muda.

❛❛❛⁠

Segitu dulu ta'arufan dengan teteh Jinan, ehh panggil aja deh Umi Jinan biar akrab gitu sama guru muda xixixii

Jangan lupa komennya yaa,
VOTE JUGAAA
Salam hangat dari teteh Bandung (⁠✿⁠^⁠‿⁠^⁠)

Mampir yuk ke my Ig
@fatimah_khan07
@diary_fatimahkhan

ANTA RUUHI (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang