18. Aku, Kamu, dan Doa

127 57 120
                                    

بسم الله الرحمن الرحيــــم

اللهم صلى على سيدنا محمد

Gaes gaesss kuyy bacaa sayang sayangnya UMIII
Itu tekan yang tombol bintangya, komen juga kuyyy

📚📚📚

Tuan, sampai bertemu di titik terbaik menurut takdir Illahi. Biarlah doa yang menjadi komunikasi dan bertarung di langit.

Jinan Alfatunnisa Kazami

—————————

Sang surya yang mulai menunjukkan dirinya di waktu pagi dengan hiasan awan yang menggumpal cerah. Cerahnya pagi hari, secerah dua wanita yang sedang berada di sebuah ruang inap rumah sakit.

"Aaaa umi aaa nambah lagi makan nya, ini kagok dikit lagi," ujar Mazaya yang sedang menyuapi Jinan dengan bubur di atas pembaringan rumah sakit.

"Udah ah Zayaa, udah kenyang aku. Banyak bener buburnya ga sanggup neng perutku," balas Jinan yang kekenyangan dengan suapan Mazaya.

"Ehh si umi mah bedegong budak teh!" Seru Mazaya yang menyimpan mangkok berisi bubur di atas meja.

"A Jio kemana mi? Ade nya belum sembuh malah menghilang parah banget aa mu," ucap Mazaya.

"Ehh bocil, sebelum anda kesini a Jio dari tadi juga nemenin saya. Sekarang dia pulang dulu mengurus registrasi. Lagian aku juga udah gapapa udah sembuh Alhamdulillah. Lemah banget mau dibaturan wae." Jelas Jinan.

"Iya deh iyaa, Umi Jinan si paling tangguh sang jawara Srikandi Asy-Syadzili." Ujar Mazaya dengan nada mengejek.

"Umi, kalo misal aku nanya-nanya soal kejadian semalam gapapa? Maksudnya umi ga bakal trauma kan?" Tanya Mazaya dengan hati-hati dan penasaran dengan jawaban Jinan.

"Kepo!"

"Atu miii ceritain dong," rengek Mazaya.

"Assalamu'alaikum..."

Obrolan mereka terpotong saat ketiga Srikandi yang lain datang membukakan pintu. Dengan wajah-wajah ceria dan senyuman yang manis mereka tampakkan pada Jinan dan Mazaya.

"Wa'alaikumussalam," jawab Jinan dan Mazaya.

"Widiiihh sudah pada datang nih ibu-ibu, bawa apa tuuh mau dong," sambut Mazaya.

"Yeee hayang wae! Ini buat si umi," sambar Winda yang membawa kantong plastik berisi makanan.

"Gimana mii udah baikan?" Tanya Siwi pada Jinan dan menghampirinya.

"Alhamdulillah Siw aku gapapa kok cuma capek aja gara-gara--"

"Udah mi ga usah diceritain soal semalam kalo bikin trauma mah," potong Izza saat Jinan tidak meneruskan perkataannya.

"Enggak Iz. Aku insyaa Allah gapapa. Cuma soak aja sama musibah semalam." Ucap Jinan dengan kepala yang tertunduk.

Tiba-tiba tubuh Jinan merasakan gemetar hebat saat bayang-bayang lelaki zolim itu terpampang di pikirannya.

"A-aku takut, d-dia muncul lagi. Dia jahat. Dia bukan orang yang aku kenal. Dia--"

"Umi, jep. Jangan diceritain. Lupakan semua itu, lupain dia kalo kamu trauma. Kamu aman disini. Ada Srikandi." Terang Siwi yang memegang lengan Jinan untuk menenangkannya. Siwi cepat-cepat memotong perkataan Jinan sebelum si empu merasakan ketakutan yang lebih dalam.

ANTA RUUHI (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang